Jo hanya tak ingin kehilangan kakaknya. Namun Jo tak bisa menolak apa lagi membalik takdir. Hingga akhirnya, ia memilih untuk melupakan sang kakak dari semua yang telah mereka lewatkan dan semua kenangan yang telah terukir jelas dalam ingatan.
Perl...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ジャズのように
Perlahan Harua mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jo dengan bibir bawah yang masih ia gigit. Matanya kini terfokus hanya pada satu objek, yaitu benda kenyal di depannya.
Jo tetap diam pada posisinya ketika bibirnya tersentuh oleh bibir lain.
Lima detik mereka terdiam dalam posisi tersebut hingga akhirnya Harua melepas ciumannya.
Jo diam. Ia menatap Harua lekat tanpa arti yang tersirat.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ🖤⃝🤍ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Nicholas membuka lokernya dan membuang seragam yang ia lepas ke dalam loker.
Ia menoleh kala Euijoo datang dan membuka loker yang berjarak sedikit jauh dari lokernya.
Setelahnya, Euijoo menutup loket tersebut dan berjalan melewati Nicholas yang masih menatapnya dengan tak acuh.
"Hei, Byun Euijoo" Panggilnya yang di abaikannya.
"Aku memanggil mu, seharusnya kau menjawab ku" Ucap Nicholas sambil mencekal pergelangan tangan Euijoo agar berhenti melangkah.
"Kau bilang aku menjijikan" Euijoo menolehkan pandangannya dan menatap lawan bicara. Seketika matanya membola terkejut akibat melihat wajah Nicholas yang babak belur.
"Ada apa dengan wajahmu?" Kejutnya dengan panik.
"Kenapa kau terluka? Apa yang terjadi?" Tanyanya beruntun.
"Menurutmu apa?!" Kesal Nicholas.
"Kenapa kau melakukan ini kepada ku?"
"Bukankah ini yang kau inginkan?" Sahut Euijoo yang sudah menunduk.
"Aku menjauhi mu demi kebaikan mu"
"Aku tahu. Aku juga mengerti. Tapi kenapa kau... Kau terlalu mudah..." Desisnya kesal.
"Aku juga menderita. 'Jika waktu bisa kembali, aku tak akan melakukan itu dulu' tapi aku akan terus menyukai mu. Lebih baik seperti itu, berubah dan kembali seperti biasa... "
"Sial, apa yang kau maksud?!!" Amuk Nicholas yang sama sekali tidak paham dengan ucapan Euijoo. Ia mencengkram kerah baju lawan dengan erat.
"Sekarang, kita tak bisa kembali seperti biasa. Aku merasakan sebuah perasaan, ini sangat menjijikan dan aneh. Tapi, kau memperlakukanku seperti saudara. Itu membuatku lebih menderita" Lirih Euijoo sendu.
'Byun Euijoo. Kau orang yang sulit di tebak'
"Permisi, senior" Nicholas menoleh. "Bolehkah aku bergabung?" Tanya Euijoo dengan senyuman indahnya.