———————
sore itu, seisi rumah dibuat geger. pasalnya, 3 orang dengan stamina paling lemah di rumah tersebut menghilang begitu saja. tanpa kabar, bahkan sang mate dari si pure omega yang ikut menghilang juga sama paniknya dengan yang lain.
"Krow, Garin, Riji, ya tuhan..." racau si rambut ungu sambil memijat pelan keningnya. masing-masing dari mereka sudah mencoba menghubungi ketiga orang hilang tadi, tapi nihil.
mereka— tidak.
mereka tidak mungkin diculik, kan...?"Rion, can i go?" si rambut ungu menoleh, mendapati sang surai merah—pacarnya—menatapnya dengan serius.
"tapi, Caine—" ucapannya dipotong.
"—cukup. kita gak mungkin juga untuk nunggu hasil dari pihak polisi. jadi i'll play my part—sebagai penanggung jawab, turun ke jalan buat nyari mereka." Rion masih menatap pacarnya dengan memelas—agar ia tak pergi. tapi na'as, Caine tetap teguh dengan keputusannya."i'm not gonna be alone, ada Gin sama Jaki juga." tangan Caine bergerak menggenggam tangan Rion, mengelusnya pelan—menenangkannya seraya meyakinkan pada Rion kalau dirinya akan baik-baik saja.
"so, can i go, dear demon?" Rion mendesah pelan, ia tau pesona si resesif tak dapat ia lawan. Rion mengangguk, mengundang senyuman tipis dari rambut merah di depannya. setelah mendapat izin, Caine—bersama Gin dan Jaki, berlarian dengan terburu-buru menuju garasi, mengambil mobil masing-masing.
"they'll be safe, Rion. no need to worry 'bout them." Rion menoleh, mendapati Key—perempuan bersurai biru— menepuk pelan pundaknya dan mengatakan kalau mereka akan baik-baik saja.
ya,
mereka akan baik-baik saja...iya, kan..?
——————————
"Gin masuk, kita udah di lokasi." ucap pemuda berambut ash brown itu pada radio sesaat setelah ia menutup pintu mobil.
"so? where should we go buat nyari mereka?" si rambut pink menoleh pada Caine, sebab orang itu pasti tahu kemana 3 curut itu pergi.
"if i'm not mistaken, tadi mereka bilang mau jalan-jalan aja, trus mungkin mereka stop di suatu tempat gitu buat nyari makan or else. dan apa yang aku pikirkan adalah—
—mereka pasti disergap waktu mereka ada di sekitaran sana." jelas Caine, menunjuk satu tempat yang ia maksud—membuat Gin dan Jaki di kanan kirinya terkejut. area yang ditunjukkan oleh Caine merupakan supermarket lama yang sudah tidak terpakai, terletak persis di sebelah cafe langganan mereka.
"so what you mean, mereka pesen take away terus nongkrong di depan tempat itu?" tanya Gin—memastikan, yang dibalas dengan anggukan oleh Caine.
"tapi emangnya gak ada perkiraan lain? actually there's one place yang pernah aku datangin sama Krow when we had our date.." Gin dan Caine menoleh pada Jaki, lalu si rambut merah hanya menghela nafas.
"there's also one place yang lumayan sering aku datangin bareng Riji, Selia sama Echi. so we have two options now. gimana, Caine?" si rambut merah tampak berpikir sejenak, memikirkan opsi dan resiko yang dapat terjadi jika mereka tetap melakukan pencarian ini sampai larut.
"then, show me the way. tempat langganan siapa yang gak terlalu jauh dari sini?" tanya Caine pada keduanya.
"mine, lumayan dekat kok." Caine mengangguk pelan, memberi kode pada Jaki untuk langsung menyiapkan mobilnya.
"i trust you, Gin. tunjukkin jalannya." Gin terkekeh, mengangguk pelan. keduanya masuk ke mobil masing-masing, tak lama kemudian Gin melaju lebih dulu—memimpin jalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/365950918-288-k896972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TNF ; omegaverse
Hayran KurguTokyo Noir Familia's alternate universe ; warnings‼️ out of character, harsh words, omegaverse, lgbt-q, m-preg. contains BXB, homophobic dimohon dengan sangat untuk jauh-jauh dulu, terima kasih! seluruh alur cerita yang tertulis bersifat FIKTIF BELA...