——————————
'sialan, geng ini lagi.' batin Gin kesal, mendecih. sebisa mungkin ia membuat tubuh Riji tertutup oleh tubuhnya, membalut tubuh yang berantakan itu dengan mantel yang dikenakannya. sementara si surai hitam sudah tak bertenaga, berantakan dan hanya bisa merintih pelan. bagian perut hingga bawahnya terasa sakit dan perih luar biasa, terlebih lagi punggungnya.
"sebenernya mau kalian apa sih?" todong Jaki, kesal, sebab geng putih-putih ini tak habis-habisnya mengganggu mereka. bukannya memberi jawaban, si ketua geng malah tertawa sarkas diikuti dengan sedikit cekikikan dari anggotanya.
"mau kita? simpel. kita cuma mau..." si ketua menyeringai.
"...OMEGA KAYAK KALIAN, MUSNAH SEMUANYA!" teriaknya, membuat seisi ruangan terdiam. yang lain terkesiap, sementara Gin geram, hampir saja ia menembak kepala botak yang tengah berdiri dengan angkuhnya—kalau lengannya tidak ditahan dengan cepat oleh Riji di pangkuannya.
"j-jangan.." Gin yang sudah terlanjur tersulut emosinya hanya menghela nafas panjang. baiklah, ia menyimpan pistolnya ke tempat semula.
"kok kalian mau sih, nerima anggota yang statusnya omega?" timpal salah satu anggotanya, mengundang lirikan tajam dari Caine. sementara Garin yang tengah digandengnya meremat lengan jaket si rambut merah, tak terima identitasnya direndahkan secara terang-terangan. Jaki juga sedari tadi menahan agar dirinya tidak menembaki kepala lawannya satu per satu, tapi ia menghilangkan niat jahat itu ketika Krow menggenggam lengan bajunya dari belakang, merematnya kuat—bentuk dari pelampiasan rasa kesalnya selain berteriak.
"emang kenapa kalo gue omega? ada masalah?" tanya Garin santai, membuat Caine sedikit menarik lengan Garin karena panik. salah satu anggota putih-putih tadi meliriknya sinis, dengan santai ia berjalan mendekati Garin hingga keduanya berhadapan.
"HEH! lo tau ya, golongan lo bisanya nyusahin doang! pusat permasalahan, BEBAN HIDUP TAU GAK, ANJENG!!" serunya kesal—tepat di depan wajah Garin, membuat pria berkuncir itu mendecih.
"kalau lo tau gua pusat masalah, kenapa masih nyari gara-gara, brengs—"
ctak— PLAK!
"berani banget ya mulut lo, hm?" Garin terkejut bukan main ketika merasakan perih di pipinya. pemua di depannya ini baru saja menamparnya dengan sebuah pistol digenggaman tangannya, buat Garin terdiam. pistol tersebut sudah ditodongkan tepat di lehernya, buat napasnya tercekat.
"Mamat, lo— FUCK!—" pekik si pria berkuncir ketika pistol tersebut ditekan makin kuat di lehernya. Caine yang berdiri di belakang Garin sudah tersulut emosi, netra kuning lemonnya menyala. Jaki dan Krow yang berada sedikit di belakang keduanya melotot panik, tapi si surai abu sudah mulai berkaca-kaca lagi matanya.
"Krow..?" yang dipanggil sedikit mendongak ketika merasakan kepalanya dielus pelan oleh pemuda bersurai pink disebelahnya. Krow menatap pemuda itu nanar, buatnya menghela napas.
"Jangan panik, okay?" si surai abu hanya mengangguk pelan, lalu tanpa sadar Jaki menarik tubuh ramping itu agar berdiri di belakangnya.
"HEH MAMAT, LO UDAH JANJI GA—"
"MATEYO! lepasin atau—""KALIAN SEMUA DIEM, BERENGSEK!!!" teriak Mateyo kesal, tepat di depan wajah Garin yang membuat pemuda itu terdiam. Marco, rekannya, juga ikut terdiam padahal tadinya hendak menarik Mateyo agar tidak mengancam Garin lebih jauh. Caine juga sama terkejutnya, terlebih lagi Imbot—sang ketua—yang tengah beradu mulut dengan Gin dan satu anggota lainnya, juga ikut terkejut.
"Lo juga, Garin. Diem, atau gua perkosa lo disini." Caine yang tepat berada dibelakang Garin melotot panik, sementara ekspresi si pria berkuncir yang tengah ditodong itu tetap datar. ia terkekeh pelan, membuat Mateyo dan Marco terdiam, heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
TNF ; omegaverse
FanfictionTokyo Noir Familia's alternate universe ; warnings‼️ out of character, harsh words, omegaverse, lgbt-q, m-preg. contains BXB, homophobic dimohon dengan sangat untuk jauh-jauh dulu, terima kasih! seluruh alur cerita yang tertulis bersifat FIKTIF BELA...