Chapter 20

105 9 0
                                    

|  Love  |

|  Love  |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Hanya ini yang bisa kuberikan" Paman Deichi memberikan dua gelas susu ke depan Harua dan Euijoo.

"Terima kasih"

"Aduh, memalukan sekali. Kenapa kita di beri susu seperti anak kecil" Kekeuh Euijoo tak suka.

"Kau malu minum susu? Kalau begitu, minum air keran saja, sana" Paman Deichi mengambil kembali susu yang telah ia berikan sebelum Euijoo tersenyum dan mengambil kembali susunya.

"Akan aku minum ini" Ucapnya.

"Masih remaja, tapi kau sudah lancang. Kembali lah setelah lulus" Candanya.

"Jadi kau murid pindahan yang di maksud Jo?" Tanya sang Paman menatap Harua lekat.

"Dia pernah membicarakan ku?" Kagetnya.

"Ya, dia bilang ingin pindah sekolah"

"Apa?" Mata Harua membola kaget.

"Aku bercanda. Dia tak mengatakan apapun" Kekehnya yang telah mengerjai Harua.

"Dia tak ada di rumah ataupun di sini. Lalu, kemana ia pergi?" Gumam Euijoo kebingungan.

"Entahlah"

"Kau pamannya. Apakah kau tak khawatir?" Sela Euijoo mendengar respon lelaki paruh baya di depannya.

"Dia agak bandel. Tapi dia tak akan bertindak gegabah" Sahutnya yakin.

"Dia siapa?" Tanya Harua melihat beberapa foto polaroid yang terpajang di lemari bar.

"Ya?"

"Itu, orang di foto"

"Oh, dia Fuma. Dia itu kakaknya Jo" Ucap Paman Deichi memberi tahu.

Harua mengangguk. "Dia juga belajar musik?"

"Dulu begitu"

"Apakah sekarang sudah tidak bermain musik?" Timbrung Euijoo penasaran.

"Ya, dia meninggal dua tahun lalu. Aku tak tau, kanapa dia tiada secepat itu. Kenapa?" Euijoo dan Harua saling bertatapan.

"Maafkan aku" Harua menunduk atas penyesalannya.

"Aku juga"

"Kenapa kalian meminta maaf? Seharusnya aku malah berterima kasih kepada kalian. Aku khawatir Jo tidak memiliki teman. Ternyata ia memiliki teman yang dengan senang hati menjenguknya karena khawatir"

Harua terdiam. Ia mengingat kembali ketika ia melihat bingkai di rumah Jo. Di sana, terdapat dua lelaki yang Harua ingat, mirip dengan lelaki di foto polaroid tersebut.

"Setiap kali melihatmu, aku mengingat seseorang"

"Siapa?" Tanya Harua penasaran.

"Pokoknya ada. Kau tak perlu tahu" Jawab Jo.

The Best Piano Parts | 𝐉𝐨𝐑𝐮𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang