Karl masuk kadalam apartemen dengan senyum lebar pihak rumah sakit telah mengabarinya ketika dia dijerman bhawa istrinya telah bangun dari tidurnya selama yang selama 4 hari itu dan telah pulang kemarin
Tangan kanannya membawa sebucket mawar berwarna darah ia berjanji semenjak gugurnya satu janin dalam perut istrinya dirinya akan menjaga istrinya dengan ekstra
Karl merutuki kebodohan nya bagaimana bisa anaknya pergi karena ibunya stress karena dirinya
"orla aku pulang!! " serunya setelah mendorong pintu
Biasanya istrinya menyambut nya di ruang tamu walaupun berakhir ia abaikan tapi hari ini ia tak menemukan istrinya menyambut dirinya
'oh mungkin dia lagi istirahat dikamarnya' batinnya, dengan langkah semakin lebar ia menuju kamar tempat orla istirahat
Ya kamar mereka memang terpisah atas permintaannya, karl mengetuk pintu sebelum masuk keruangan istrinya
"orla aku masuk"
Karl mengerutkan alisnya saat ditemukan kosong kamar milik istrinya
'mungkin ia di kamar mandi'
Karl memutuskan menunggu didepan pintu kamar mandi
2 menit menunggu, tapi pendengarannya tak menangkap suara gemercik air lantas ia membuka pintu kamar mandi dan tak menemukan seorangpun disana membuat karl bingung bahkan lantai kamar mandi cenderung kering
Karl memutuskan pergi ke bawah untuk mengecek keberadaan sang istri tapi hasilnya nihil ,kekhawatiran mulai menyapanya Karl kembali kekamar sang istri memastikan dugaannya salah dengan tergesa ia melihat almari baju sang istri
Baju2 masih tersusun rapi membuat kegusarannya berkurang tapi anehnya jumlah pakaian wanita itu tak sewajarnya bahkan terkesan minim dan yang tersisa hanya dress2 yang kurang bahan
Mengetahui bhawa dugaanya 70%benar ia duduk pinggir ranjang menelpon kontak istri di tengah2 sambungan telpon yang tak diangkat kornea matanya menangkap sesuatu diatas nakas disebelah mawar yang ia letakkan tadi segera ia mengambilnya matanya membulat sempurna setelah mengetahui apa isinya
♠
Orla turun dari bus setelah 16 jam perjalanan, wanita itu membuka hoddienya menampilkan potongan baru rambutnya yang dipotong wolfcut sebahu sebelum berangkat ,selama ini rambutnya dibiarkan panjang karna karl menyukai wanita berambut panjang tapi
Sebenarnya ia sangat kerepotan merawat rambutnyaDisinilah ia turun di tempat dengan nama yang sama dengan nasibnya 'malang' dengan berbekal tekad ia akan mencari kehidupan baru dengan bebas dunia yang ia harapkan
Ia menghampiri ojek yang tersedia di terminal bus
"kemana neng" tanya tukang ojek sambil membntu mengkat koper orla
"ditempat yang menyediakan kost yang kosong" ujarnya
"dimana neng?"
"bantu cariin lah bang"
"oke oke saya antarkan ke tempat teman saya yang punya kost dulu ya neng"
Ujarnya sambil menyerahkan helm pada orlaBelum sempat orla memakainya pandangan orla buram kemudian gelap, tubuhnya limbung pemandangan terakhir yang ia lihat adalah wanita paruh baya yang melintas dibelakangnya sigap menangkap tubuhnya dan raut khawatir tukang ojek
♠
Karl memeriksa cctv depan pintu apartemen ia melihat pergerakan sang istri yang menutup pintu apartement kemudian nenatapa cctv dan tersenyum sebelum menggeret kopernya keluar seakan menjelaskan kesengajaannya pergi darinya
Karl mennggeram kesal tanpa pikir panjang ia ambil kunci mobil ia tak tahu pasti dimana keberadaan sang istri tapi satu satu ia coba hubungi orang2 yang ia yakini dekat dengan istrinya
Tapi hawabannya rata2 sama
"kami sudah lama tidak berkomunikasi semenjak orla menikah denganmu"
Karl menggeram kesal jadi selama ini dirinya tanpa sengaja telah menghancurkan pertemanan sang istri
Tak menyerah, karl menghubungi teman2 yang memiliki hotel atau penginapan lainnya dengan harapan istrinya ada disalah satu tempat itu tapi jawabannya nihil
Terpaksa ia melajukan mobilnya menuju tempat dimana orla dibesarkan dan diusir karna lebih memilih dirinya, hanya karna ia ingin memastikan wanita yang masih mengandung satu anaknya sekarang ada disana
♠
1 minggu kemudian .........
Karl kembali mengecek laporan 2 diperusahaan, sisa lebam yang dihasilkan laki laki paruh baya yang nenyandang status ayah mertua seminggu yang lalu masih ada kalimat terakhir sebelum dia diusir benar2 menghantui satu minggu ini
"dia kami besarkan dengan harta dan tenaga kami saat besar kau menyakitinya!,Kami mengusirnya dengan harapan dia mendapat kebahagiaan lewat jalan pilihannya jika tahu seperti ini lebih baik kita membawanya jauh darimu sejak dulu jika perlu kami kurung sampai selamanya"
Dan tantangan kakak iparnya bhawa jika keluarga orla yang menemukan maka mereka tidak akan membiarkan orla bertemu dengan dirinya itulah yang membuat karl berambisi menemukannya
"masuk! " perintah karl ketika dirasa ada yang mengetuk
"permisi tuan" ketika menyadari siapa yang masuk karl duduk tegak fokusnya dipusatkan pada seseorang yang datang
"bagaimana apa kau menemukan jejaknya?"
"maaf kami sudah mencari di setiap pelabuhan dan bandara tapi tidak ada nama nyonya orlavya yang menggunakan transportasi itu"
"tujuan belanda? "
Karl punya alasan menanyakan tujuan tersebut karena orla perna mengatakan ingin pergi ke negara tersebut melihat kincir angin
"tidak tuan tidak ada pelayaran atau penerbangan tujuan belanda atas namanya"
Karl memijit pelipisnya
"baiklah pergilah! fokuslah mencari keberadaannya"
Laki2 berjas hitam tersebut pamit undur diri
Ditengah frustrasi nya terlintas ide yang menyapa kepalanya, kedua bibirnya terangkat tanpa menunggu sekian detik ia mengambil benda pipih sebelah laptopnya,jarinya menggulir mencari kontak yang dicari setelah menemukan didekatkan benda pipih itu ditelinganya
"halo arul lo bisa tolong gue gak? Tolong pasang spanduk pencarian istri gue kalau bisa pasang dilayar televisi"
"....................."
"iya ya gue akui gue yang salah tapi pleas deh bantu gue gue bakal perbaiki semuanya "
"....................."
"ok entar gue kirim fotonya thanks ya"
Tut
Sambungan terputus, karl tersenyum smirk
"sayang kita akan bertemu lagi aku pastikan tak ada lagi yang akan memisahkan kita walaupun itu keluarga mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
orla
Randomorla lelah dengan dirinya yang hidup tidak seakan menjadi dirinya hanya karena rasa cinta nya pada suaminya yang bernama karl albert pecker itu kehilangan anak akibat stres yang disebabkan suaminya membuat nya sadar akan bodohnya dirinya Ketika orl...