8

251 13 0
                                    

Drrrrrrt

Nama ratih terterah diatas gawai hitam milik orla membuatnya menatap karl untuk izin mengangkat panggilan tersebut, dengan berat hati akhirnya karl melepaskan tangan yang menahan orla

"halo ratih ada apa? "

Suara sesenggukan terdengar dari sebrang telepon membuat orla mengubah mimik wajahnya menjadi khawatir dan sedikit nenjauh dari pandangan karl

"what jadian? karo sopo*? Kapan? " introgasi orla setelah mendengar keluh kesah ratih *sama siapa

"........."

"ayu rahayu rumah ijo sebelah gang itu?"

"........"

"parah banget yudi iku wes, cah ngunu ra usah ditangisi ora duwe perasaan blas ngunu" (parah banget yudi itu, orang seperti itu tidak pantas ditangisi tidak punya perasaan sama sekali gitu)

"........."

"iya betul iku, mulai saiki kudu iso move on" (iya betul itu mulai sekarang harus bisa move on)

"........"

"siap bakal aku bantu"

"........."

"ndak kok, aku ra sibuk ini lagi ngobrol sama papa e karna"

".........."

"iya kudu piye* kan dia masih punya hak sebagai ayah biologis karna" (harus bagaimana lagi)

"..........."

"iyo tak rasa karna lebih aman sama dia, vasilitasnya juga bisa terpenuhi anggap aja gantian lah rawat karna, aku juga gak mau dia sering liat aku keluar masuk club takut e efeknya besok ketika dia besar dan melakukan hal2 yang gak dibolehin, karna jadikan itu buat senjata ngelawan aku "

"..........."

"nek di buat berat ya berat tapi ya sampai kapan aku harus misahin anak sama papanya lagian ini demi kebaikan karna di sana nanti dia bisa sekolah disekolah yang baik"

".........."

"iyo wis kamu gak usah cengeng aku tutup teleponnya "

Sekembalinya dari teras untuk menelpon sang sahabat orla berniat kembali untuk berbincang dengan karl ia masih penasaran apa yamg akan mereka bahas tentang "kita"

Tapi yang ia lihat karl sedang berfokus pada data pekerjaan di laptopnya swhingga ia mengurungkan niatnya

Tak enak berduaan dirumah tanpa melakukan apapun orla memutuskan pergi kerumah ratih

"mau kemana? " sapa karl kala melihat orla berlau dengan tas selempang mininya

"mau kerumah ratih, nitip rumah ya? "

"oh...... Oke" karl kembali berkutat dengan laptopnya

Seusainya dengan pekerjaan di laptopnya karl menelpon temannya sekaligus bawahannya, zidni untuk mewakilinya meeting

"ok jadi ya ajak gilang juga direston lantai 5 " titahnya setelah membahas pekerjaan

"gimana disana ketemu orla lo gak diapaapain kan? "

"enggaklah gue diterima baik malahan sekarang aja gue tinggal satu rumah" ujarnya mengejek zidni karena asumsi temannya yang buruk itu salah

"buset, lo kasih pelet apa tuh pasti lo udah gituan juga kan setelah sekian lama"

orlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang