The Knight

2 0 0
                                    

Gabriel yang merasa keberatan, tetap memasangkan cincin di jari Alicia. Setelah Alicia selesai memasangkan cincin di jari Gabriel, acara pertunangan yang sangat sederhana itu pun selesai.

Alicia dan Gabreil lalu duduk kembali ke kursinya masing-masing.

"Pernikahan akan di lakukan 3 hari dari sekarang di katedral. Aku sudah memberi tahu Sri Paus." ucap sang raja.

"Apakah itu tidak terlalu terburu-buru yang mulia?" tanya Gabriel dengan nada keberatan yang sangat ketara.

"Tidak Gabriel, itu adalah waktu yang tepat. Hari itu Alicia dan Felicia tepat berumur 20 tahun." jelas sang raja.

"Tapi umur saya masih 19 tahun yang mulia." Gabriel tetap mencari alasan, apapun itu. Sir Zack menatap anaknya dengan tajam.

"Tidak masalah Gabriel. bukankah 5 bulan lagi umurmu juga akan 20 tahun?" sang sudah tahu semua tentang Gabriel bahakan tanggal lahirnya juga.

Gabriel akhirnya menyerah karena tidak menemukan alasan lagi.

"Acara malam ini berakhir, kalian boleh kembali." ucap sang raja menutup acara pertunangan yang sederhana dan super singkat ini.

"Bolehkah saya berbincang dengan putri Alicia yang mulia?" tanya Gabriel.

"Tentu saja Gabriel. Kau harus berkenalan dengannya." jawab sang raja dengan senyumnya.

Semua orang keluar dari ruang diskusi.

"Ayah dan Ibu bisa kembali terlebih dahulu. Aku akan berbincang sebentar dengan Putri Alicia." pamit Gabriel yang di balas anggukan oleh ayahnya.

"Mari putri Alicia." ajak Gabreil menyerahkan tangannya untuk di gandeng Alicia. Tetapi Alicia mengabaikannya.

Alicia lalu berjalan menuju taman yang diikuti oleh Gabriel di belakangnya.

"Jadi apa yang ingin anda katakan Ksatria Gabriel?" tanya Alicia

"Bisakah anda menolak pernikahan ini putri Alicia?" tanya Gabriel.

Alicia menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum. Lalu bertanya, "Kenapa bukan anda saja Ksatria. Bukankah anda yang merasa keberatan?"

"Apakah itu berarti anda tidak merasa keberatan yang mulia?" tanya Gabriel yang merasa sedikit heran.

"Tidak. Saya tidak keberatan. Bukankah saya akan di eksekusi 5 tahun lagi? Saya juga ingin merasakan pernikahan di sisa umur saya, yang tersisa 5 tahun ini. Jika anda keberatan, anda bisa menolaknya, raja pasti memahaminya, beliau akan mencari orang lain." jelas Alicia yang sedikit merasa miris dengan kehidupannya.

"Jika bisa saya akan langsung menolaknya. Tapi saya tidak bisa menentang ayah saya atau bahakan menentang raja." jawab Gabriel yang merasa sedikit putus asa.

"Kalau begitu, terima saja. Saya juga akan di eksekusi 5 tahun lagi, jadi anda tidak akan terjebak di pernikahan ini selamanya Ksatria. Setelah saya mati, anda bisa menikah dengan orang yang anda cintai." jelas Alicia.

Gabriel menatap Alicia dengan pandangan yang sulit diartikan. Bagaimana bisa seseorang berkata seperti itu. Gabriel sebenarnya merasa simpati terhadap kehidupan Alicia.

Di sembunyikan, lalu akan di eksekusi, miris sekali bukan nasibnya.

"Jangan lihat saya dengan pandangan seperti itu. Saya tidak semenyedihkan itu." ucap Alicia dengan senyum angkuhnya.

Gabriel lalu mengalihkan pandangannya. Angin malam terasa menusuk kulit. Gabriel memutuskan untuk mengakhiri pertemuan malam ini.

"Sudah cukup larut, mari saya antar anda ke kediaman anda putri." seperti saat akan ke taman ini, dia mengabaikan ucapan Gabriel dan membiarkan Gabriel mengikuti langkahnya.

"Apakah anda sudah ikut berperang Ksatria?" tanya Alicia mengisi kekosangan.

"Ya saya telah ikut berperang 1 tahun yang lalu yang mulia."

"Bagaiman pengalaman berperang pertama anda Ksatria?"

"Cukup mengerikan. Saya berharap tidak akan ada perang lagi, tapi itu harapan yang mustahil bukan? Saya tidak suka berperang, saya suka kedamaian. Jika bisa memilih saya tidak akan ikut berperang." jelas Gabriel.

"Dengan pernikahan ini, anda akan mempunyai alasan untuk tidak ikut berperang Ksatria." jawab Alicia.

"Oh ya?"

"Ya, bukankah saya hanya perlu bilang kepada raja, bahwa saya membutuhkan anda di samping saya, raja pasti akan menuruti saya."

"Kenapa anda yakin sekali?" pertanyaan itu hanya di balas dengan senyuman oleh Alicia.

Tentu saja Alicia yakin, karena ayahnya sangat menyayangi keluarganya.

"Sudah sampai. Terima kasih telah mengantar saya Ksatria." ucap Alicia dengan hormat.

"Saya akan kembali, selamat malam Putri Alicia." pamit Gabriel.

***

Setelah berbincang dengan Alicia, Gabriel merasa sedikit tenang. Itu berarti dia masih mempunyai kesempatan untuk menikah dengan gadis yang ia cintai dan menjadi putra mahkota.

Ya dia mencintai Putri Mahkota. Awalnya dia mengira akan di nikahkan dengan putri mahkota, tapi siapa sangka bahwa raja mempunyai satu putri lagi.

Tapi itu juga bukan masalah besar. Bukankah setelah menikah dia akan tinggal di istana, itu memudahkannya untuk memulai pendekatan dengan Felicia.

Senyum terbit di wajah Gabriel karena pemikirannya itu.

Tak lama kemudian, ia sampai di kediaman keluarga nya.

"Ayah menunggu mu, di ruang kerja nya Gabriel." ucap Theo sang kakak yang baru saja keluar dari ruang kerja ayahnya.

"Ya, aku akan segera masuk, terima kasih." Gabriel lalu memasuki ruangan ayahnya.

"Ayah mencariku?"

"Ya. Ayah ingin membicarakan sesuatu."

"Tentang pernikahan ini bukan? Tenang Ayah, aku tidak akan menolaknya. Aku akan menikah dengan putri terbuang itu."

"Bagus. Kamu tetap bisa menjadi putra mahkota, bahkan kemungkinan itu lebih besar dari sebelumnya. Apa kamu ingin lebih cepat menjadi putra mahkota?"

"Ya, aku tidak sabar ingin menikah dengan putri Felicia. Tapi aku bisa menunggunya, bukankah aku akan menikah dengan Alicia selama 5 tahun saja?"

"Ya itu benar. Tapi kamu bisa menjadi putri mahkota 3 hari lagi, dengan cara melenyapkan putri terbuang itu." ucap Sir Zack dengan seringai kejamnya.

"Tidak, aku akan menunggu 5 tahun lagi ayah. Ini keputusanku."

Ayahnya merasa sedikit keberatan, tetapi dia menerima keputusan putranya itu.

"Baiklah terserahmu saja Gabriel."

Dia yakin, anak kedua nya itu mempunyai rencana yang lebih bagus. Alasan dia memilih Gabriel untuk di jodohkan dengan keluarga kerajaan adalah karena Gabriel seperti dirinya, sangat ambisius berbeda dengan Theo yang lebih tertarik dengan pedang.

"Pastikan saja kamu menjadi Putra Mahkota setelah 5 tahun."

"Ya ayah. Aku akan kembali ke kamarku."

"Ya, silakan."

Gabriel lalu keluar dari ruangan itu dan pergi ke kamarnya.

Princess of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang