09

2.4K 318 95
                                    

Setelah acara selesai hingga sore hari, kedua pasangan ini berencana pergi untuk makan malam yang diselenggarakan oleh orang tua Ghea.

Jujur saja Heska sedikit gugup, pria itu belum mempersiapkan dialog yang tepat saat bertemu dengan orang tua Ghea, apalagi ayah Ghea adalah seorang mantan pilot.

"Kamu gugup?" Ghea melirik Heska yang kini hanya diam dengan memegang setir mobilnya itu.

"Sedikit," jawab nya dengan menampilkan senyuman.

"Gak usah gugup gitu, kan ada saya" ujar Ghea menenangkan nya, disini Heska sangat tersentuh kalau Ghea sedang mode seperti itu.

Heska hanya mengangguk kecil, lalu keduanya membuka pintu mobil dan mulai keluar menuju tempat tujuan.

Semangat Hes, apapun yang terjadi lo harus tetep tersenyum, batin nya menyemangati.

Heska Ghea mulai masuk ke dalam rumah, mami Intan, papi Albi dan Rafa sudah ada di sana menyambut nya.

"Waduh bang Heska, makin kesini kok diliat liat makin ganteng aja, gak heran kalo kak Ghea makin bucin sama abang," seru Rafa sambil tertawa, Heska pun ikut tertawa sementara Ghea sudah menatap adiknya dengan tatapan mata elang.

"Bisa ae nih tuyul—eh Rafa.. haha thanks yak," hampir saja Heska keceplosan.

Lu jangan malu maluin Heska, belum juga beberapa menit, batin nya kesal sendiri.

"Eh bang, nanti jinakin kakak saya ya biar dia jadi orang baik, minimal sekali seumur hidup lah," bisikan Rafa tadi hanya diangguki mantap oleh Heska.

"Duduk bang duduk, kita langsung makan aja lah!" seru Rafa semangat setelah berada di meja makan keluarga, dengan kini posisi mereka semua juga sudah berada di tempat masing masing.

"Selamat makan—" belum sempat Rafa bergairah menyantap makanan nya, sang mami tiba tiba berbicara.

Seolah-olah ini akan menjadi percakapan yang panjang, Rafa hanya bisa mendengarkan dan menyantap makanan nya dengan tenang tanpa ikut bersuara.

"Are you seriously dating? Jangan coba coba bohongin mami, Ghea" ujar Intan dengan santai namun tegas. Kini wajah nya pun sangat datar hingga Heska tidak berani menatap wajah mami Ghea itu.

Sebelum Ghea menjawab pertanyaan sang mami, gadis itu menatap Heska lantas menarik tangan nya itu yang berada di bawah meja makan untuk digenggam.

"Serius lah, kenapa mami gak percaya? Look at Ghea hand, baguskan cincin nya? Ghea was proposed to by a Heska yesterday, iya kan a?" tanya nya santai dengan menatap Heska yang terdiam.

Awalnya pria itu hanya diam, namun karena Ghea semakin menggenggam tangannya, Heska pun angkat bicara.

"Iya," jawab nya sambil tersenyum sesopan mungkin ke arah mami dan papi Ghea.

"Wadidaw lah, itu cincin nya berkilau banget udah mirip baju shimer shimer aja. Pasti mahal, really cool lah bang Heska!" puji Rafa antusias tentang cincin yang diberikan Heska kepada sang kakak, membuat Albi—papi nya hanya tersenyum kecil mendengarnya.

Berbeda dengan Intan hanya mengendus sedikit, reaksi anak bujang nya terlalu berlebihan.

"Keren banget kan cowok gue!" seru Ghea penuh semangat kepada Rafa, adiknya mengangguk setuju.

"Iye iye keren—" belum sempat Rafa melanjutkan perkataannya, tiba tiba mami nya menyela

"Cincin saja tidak menjamin kamu hidup bahagia di masa depan, Ghea," ujar Intan kemudian menyantap sepotong daging sapi di piringnya.

Flight To-Love? | 00l nct dream x aespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang