TW : Implisit sexual scene
Semenjak ciuman pertama mereka, Xiao Zhan selalu bermimpi akan Wang Yibo. Tidak hanya sekedar mimpi biasa, ia bahkan mulai bermimpi tentang hal yang menurutnya tidak pantas dilakukan terhadap pemuda tersebut. Awalnya, ia hanya tengah melihat Yibo menari seperti biasa, tapi kemudian di akhir tariannya, Yibo akan selalu menghampirinya dengan tatapan tajam seolah ingin memangsanya. Kenangan saat Yibo menciumnya kembali terulang dalam mimpi Xiao Zhan, tapi yang berbeda, di dalam mimpi, Yibo tidak menjauh darinya. Ia malah mendorong tubuhnya hingga bersentuhan dengan dinding kaca. Tangan terampil pemuda itu dengan cepat melucuti pakaian Xiao Zhan hingga membuat guru muda itu telanjang bulat.
Xiao Zhan tidak dapat berbuat apa-apa ketika jemari pemuda tersebut memasuki lubang analnya, sementara tangan yang satu lagi mengurut perlahan kejantanan Xiao Zhan. Seolah tidak cukup, pemuda tersebut tanpa henti memberikan cumbuan demi cumbuan dari leher hingga ke dadanya. Anehnya, Xiao Zhan akan kembali terbangun tepat ketika Yibo melucuti pakaiannya sendiri dan hendak memasukkan penisnya ke lubang anal Xiao Zhan. Ketika ia akhirnya terbangun, Xiao Zhan tidak sabar untuk malam kembali datang, hingga ia bisa bermimpi tentang Yibo kembali.
Namun, kenyataan ternyata tidak semudah itu. Setiap hari Xiao Zhan berupaya untuk menjauhkan diri dari Yibo, berusaha agar tidak kembali jatuh dalam pesona pemuda tersebut. Ada sebuah perasaan bersalah dalam hatinya ketika menyadari apa yang telah mereka lakukan dan gairah yang ia rasakan terhadap pemuda tersebut. Biar bagaimana pun juga Yibo pernah menjadi muridnya. Belum lagi perbedaan usia mereka yang cukup jauh. Seolah Xiao Zhan telah menodai kepolosan pemuda tersebut.
Xiao Zhan menyibukkan diri dengan kelas seninya, menuangkan energinya untuk membimbing kemajuan setiap murid-muridnya, dengan harapan bahwa hal ini mampu mengalihkan pikirannya dari sosok dancer muda yang mulai mengisi setiap malam-malamnya.
Sayangnya, walau sekuat apapun guru muda itu mencoba, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri pandang saat Yibo datang dan pergi dari studio tari.
Bagi Xiao Zhan, saat-saat seperti ini bagaikan sebuah pengingat akan hubungannya dengan Yibo. Sebuah hubungan yang bertambah dalam setiap hari. Ia kini menyadari bahwa Xiao Zhan telah jatuh cinta kepada dancer muda yang sangat berbakat itu, dan ia tidak dapat memungkiri lagi. Meski ia berusaha sekuat tenaga untuk menjauh dari pemuda itu, terdapat sebuah kerinduan yang mendalam di dalam hatinya akan Yibo.
Seperti hari ini, Xiao Zhan kembali berada di sisi jendela dengan pandangan tertuju ke lantai bawah. Ia menyaksikan beberapa remaja yang tengah bersenda-gurau memasuki studio tari. Xiao Zhan bahkan bisa menemukan sosok Yibo saat ia tengah berjalan bersama teman-temannya menuju studio tari. Debaran jantung Xiao Zhan akan kembali meningkat seiring pemuda itu berjalan mendekat ke gedung. Sesaat sebelum pandangan mereka bertemu, Xiao Zhan akan mengalihkan dirinya dan berharap bahwa Yibo tidak mengetahui kalau ia tengah memperhatikan pemuda tersebut,
Tentu saja hal itu tidak luput dari pengamatan Yibo. Pemuda tersebut terkenal mempunyai pandangan setajam elang. Ia jelas menyadari bagaimana Xiao Zhan tidak pernah berhenti memandangi dirinya saat Yibo datang atau ketika ia pergi.
Ada sebuah keraguan dalam hatinya apakah mantera yang ia rapalkan waktu itu, tidak cukup kuat untuk menghancurkan dinding pertahanan guru muda tersebut.
Yibo akhirnya memutuskan untuk menelepon sepupunya ketika mereka tengah beristirahat di tengah latihan tari.
"Jie, apakah kau yakin kalau mantera keluarga kita masih mempunyai pengaruh kuat?" tanya Yibo ketika seorang wanita muda menjawab teleponnya.
"Yibo, apalagi yang kau lakukan kali ini?" Tanpa menjawab pertanyaan pemuda tersebut, sosok yang dipanggil Jie bertanya balik.
"Apalagi? Kau berkata seolah aku selalu melakukan hal buruk dengan kekuatanku," balas Yibo dengan nada seolah merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted Love
ФанфикXiao Zhan tidak pernah percaya jika sihir itu ada. Apalagi ketika Xuan Lu menyakinkan dirinya bahwa sihir dan mantra hanya ada dalam cerita fiksi. Namun, ketika ia terus menerus merindukan sosok pemuda berambut pirang yang ditemuinya ketika tengah m...