Kring!!! Kring!!!
Akhirnya setelah sekian abad menunggu, bel istirahat pun berbunyi nyaring membuat para murid bersorak Happy. Lain lagi ceritanya dengan murid-murid yang bahagia, guru yang mengajar malah mendengus sebal, padahal masih semangat untuk menghajar otak lemot anak-anak didiknya tapi ntu bel nyebelin malah bunyi, kira-kira gitu deh pikirannya.
Saat murid laki-laki pergi keluar guna menyerbu kantin, sebagian besar murid perempuan memilih untuk mengerubungi meja tempat MC kita duduk. Iya! Viarmo dikerubungi oleh gadis-gadis semoq nan montoq, tapi cowok itu kurang suka.
Jelas lah! Ortunya aja ngelarang dia buat deket-deket sama lawan jenis kok!
“Hai tampan~ Boleh minta no WA-nya gak, tampan?” gadis berambut panjang dengan bando kelinci di kepalanya berseru riang dengan nada yang dibuat malu-malu dan seimut mungkin
Jatuhnya malah kayak apa, euy.
Melihat cewek satu ini yang gercep, jelas aja cewek lain kagak mau ketinggalan. Biasalah, calon emak-emak pencari sembako emang begitu tuh. Ribut terusss.
Viarmo jadi nggak nyaman nih, dia agak dempetin tubuhnya sama cowok sangar tampang preman di sebelahnya. Pergerakannya ini membuat tidur cowok itu jadi keganggu dan membuat meja tak bersalah menjadi sasaran amukannya.
Poor table…°^°
BRAKK!
“Bisa diem gak sih lo pada?! Ganggu orang tidur aja lo, pergi sono! Dasar buaya betina!”
“Mampus!”
Waduh, kayaknya mereka lupa sama preman satu ini yang udah kaya nguasain kelas. Karena takut, semua siswi langsung pergi gitu aja, sambil sesekali ngasih lirikan centil ke Viarmo yang gak peduli sama sekali.
“Apa lo lihat-lihat?!” sentaknya kala mendapati tatapan kaget dari Viarmo
Viarmo? Cowok itu kelabakan karena kaget bercampur takut, maklum aja, soalnya dia gak pernah berhadapan sama preman. Paling mentok juga sama preman kampung, si Uzi yang agak miring otaknya.
“Eh?! A-ah enggak kok! Saya cuma kaget aja sedikit, serius!” Viarmo berucap terbata-bata sembari memasang simbol peace menggunakan jari tengah dan jari telunjuk tangan kanannya
Menaikan alisnya bingung, cowok itu milih buat abai dan malah menanyakan nama Viarmo. Tadi waktu sesi perkenalan, cowok ini tuh tidur karena ngantuk jadinya tidak mendengarkan apapun.
“Nama lu siapa?!” suaranya sudah rendah namun nada menyalaknya masih ada
“Eh? Ah! Nama saya Viarmo! Ya, Viarmo Abigail!” jawabnya cepat meskipun sempat kebingungan sejenak
Tampak cowok urakan itu menganggukkan kepalanya berulangkali, lalu menjabat tangan Viarmo sembari memperkenalkan dirinya sendiri.
“Gua Dean Abiguna, salam kenal Amo.” Viarmo sedikit terpana melihat senyum yang mengembang dari belah bibir Dean si murid urakan
Bukan apa-apa, hanya saja dia berpikir bahwa Dean itu tidak mengetahui caranya tersenyum ataupun membuat raut wajah halus. Soalnya cemberut mulu, sih!
“Ah, iya! Salam kenal juga.” Viarmo membalas senyum yang Dean lambungkan
Tampak Dean bangkit dari duduknya, melirik ke arahnya sembari mengajak untuk makan di kantin bersama dengannya. “Mau ikut gak? Makan di kantin kita?”
“Eh? Bolehkah?” pertanyaannya hanya dijawab oleh Dean yang berdehem
Karena sudah diajak maka Viarmo memilih untuk mengikuti langkah kaki Dean, sekalian untuk melihat-lihat sekelilingnya juga sembari menghafalkan setiap tempatnya. Mereka berdua berjalan beriringan tanpa membuka suara ataupun sekedar mengobrol singkat, Viarmo gak kebiasa buat ambil alih percakapan dan Dean juga kayaknya sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIARMO Abigail [H I A T U S]
Teen FictionIni kisah tentang cowok alim bernama Viarmo Abigail yang pindah dari desa ke kota karena alasan pekerjaan. Gimana ya reaksinya, pas tau kalau kota gak sebaik perkiraannya?