Seulgi menjentik-jentikkan jarinya ke paha seraya bersandar di sofa di lobby hotel Pan Pacific. Sudah 15 menit dia menunggu Irene, namun gadis itu belum juga menampakkan dirinya. Seulgi baru saja ingin meminta kunci cadangan untuk membuka paksa kamar Irene, namun suara lift yang terbuka tiba-tiba menyita perhatiannya. Dari dalam lift, seorang gadis dengan rambut hitam keluar dengan senyum yang cengengesan.
"Seulgi maaf. Aku ketiduran." Ujar gadis tersebut sambil mengusap tengkuk lehernya.
Gadis Kent hanya bisa menghela napasnya pasrah. "Baru saja aku ingin mendobrak kamarmu."
"Hei, aku tidak seburuk itu!" Protes Irene.
"Kau ini. Aku cepat-cepat datang ke sini tanpa sarapan terlebih dahulu sedangkan kau bisa-bisanya bangun kesiangan dan membuatku menunggu." Omel Seulgi sambil berkacak pinggang. Memulai pagi tanpa makanan membuatnya sedikit sensitif.
Irene mengerucutkan bibirnya. Dia merasa bersalah. "Aku minta maaf. Aku lelah sekali tadi malam."
Seulgi melambaikan tangannya dengan malas. "Sudahlah lupakan saja. Ayo kita bergegas ke kedutaan."
"Apakah tidak lebih baik kita sarapan dulu? Kita bisa sarapan di hotel." Tawar Irene.
Seulgi memiringkan kepalanya, dia menimbang tawaran Irene. Sepertinya lebih baik mereka sarapan terlebih dahulu. Gadis berambut cokelat tersebut juga tidak suka bila mengemudi dengan perut kosong.
"Baiklah, tapi setelah sarapan kita langsung ke kedutaan ya."
"Oke."
Irene dan Seulgi kemudian pergi ke area cafetaria dimana sarapan dengan konsep buffet sedang dihidangkan. Gadis Blake yang memang cukup lapar banyak mengambil beberapa menu makanan. Tak terasa Irene membawa lebih dari 3 piring sajian ke mejanya. Sedangkan Seulgi memilih mengambil sosis, omelette dan kentang serta kopi hangat untuk memulai paginya.
Melihat Irene mengambil banyak makanan, Seulgi membulatkan matanya. "Kau ini ingin sarapan atau lomba makan? Kenapa banyak sekali?"
"Aku tidak mau rugi." Ujarnya sambil tersenyum lebar. "Harga kamar hotel ini mahal, makanya aku mengambil semua menunya."
Mendengarnya Seulgi bergidik ngeri. "Apa kau yakin bisa menghabiskan semua itu?"
"Tentu saja bisa. Aku makannya banyak, kau tahu?" Irene membusungkan dadanya dengan sombong.
Seulgi memutar bola matanya dengan malas. "Ya terserahlah. Awas kalau kau kekenyangan dan perutmu sakit."
"Tenang saja, aku ini sudah pro!" Sahutnya dengan sumringah.
Tiga puluh menit kemudian Seulgi sudah menghabiskan semua makanannya. Sekarang dia sedang menikmati kopi hangatnya. Di sisi lain Irene terlihat sangat kepayahan menghabiskan semua makanannya.
"Aku kenyang sekali." Gadis Blake itu membuka kancing celananya dan mengusap perutnya yang buncit.
"Salah sendiri. Sudah ku bilang jangan makan terlalu banyak." Cibir Seulgi.
Gadis berambut hitam itu mengerucutkan bibirnya. "Kau ini... ucapanmu pedas sekali seperti bubuk cabai."
Seulgi tidak mempedulikan komentar Irene dan malah menyuruhnya dengan tegas. "Aku berbicara apa adanya. Ayo, habiskan makananmu."
Irene membulatkan matanya. "Mana bisa aku habiskan? Kau tidak lihat aku sudah kekenyangan?"
"Hei, lihat itu kau meninggalkan banyak sisa makanan. Lihat nasi ini! Dia pasti menangis karena tidak kau makan!" Tunjuk Seulgi di makanan Irene.
Sementara Irene hanya menatap Seulgi dengan bingung. "Kau ini bercanda ya? Mana mungkin nasi bisa menangis? Lagi pula aku tidak bisa menghabiskannya. Bila aku memaksakan makan, maka aku akan muntah."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME & I-RENE
ФанфикIrene Blake, seorang gadis yang mengidolakan grup K-Pop (G)I-DLE, diam-diam pergi ke Singapura untuk menonton konser sang idola tanpa sepengetahuan orang tuanya. Nasib naas menimpanya ketika sampai di bandara Changi. Ponsel, dompet beserta dokumen l...