Perlahan, Tzuyu membuka matanya.
Hal pertama yang ia lihat adalah kedua tangannya yang terlipat diatas meja kayu yang tampak tak asing baginya, terlebih coretan pulpen dan tipe-x bergambar manusia lidi, bunga matahari, termasuk nama Tzuyu terukir disana.
Ah, ini bangku miliknya.
Ini.. di sekolah?
Apa yang ia lakukan? Apa ia ketiduran? Di sekolah? Bagaimana bisa? Berbagai pertanyaan menyerbu otak Tzuyu yang masih menyikronkan situasinya saat ini.
".."
Persekon, Tzuyu memegang kepalanya.
Pusing.
Kepalanya terasa sangat pusing.
Ia ingat bahwa dirinya memimpikan sesuatu yang aneh tadi, tapi apa ya? Ia tak mengingatnya. Satu hal yang pasti, mimpi tadi terasa begitu panjang. Dan, sangat melelahkan.
".."
Lebih baik ia pulang sekarang.
Oh, benar. Jam berapa sekarang?
Persekon, Tzuyu melihat pada dinding didepan kelas, ia mencari benda bulat berjarum yang berada tepat di samping foto bapak presiden, alias jam dinding untuk mengetahui tentang waktu.
16.45
Matanya membulat.
"Sudah jam segini?!" Kagetnya.
Tzuyu dengan cepat merapikan alat tulisnya yang masih berantakan diatas meja dan memasukkannya ke tas. Parah banget, tidak ada yang membangunkan dirinya, hanya karena ia tak memiliki teman jadi di hiraukan seperti ini. Kalau ia tak bangun tadi, bisa bisa gadis itu baru membuka matanya jam 8 malam.
Ah, bukannya ia punya?
Orang yang setiap hari kerjaannya hanya menyatakan cinta kepada Tzuyu. Namun selalu berakhir dengan penolakan.
Orang itu juga membiarkan Tzuyu begini? Katanya ia menyukai Tzuyu. Memang sudah benar sekali Tzuyu menolak laki-laki seperti itu, dirinya tak menyesal sama sekali.
Tzuyu menghembuskan nafas kesal.
Tzuyu pun beranjak keluar kelas dengan sedikit berlari, ia takut dipukuli dan diusir dari rumah oleh ibunya karena pulang terlalu sore.
"Huff.. Huff.."
Tzuyu berlari.
Ia harus cepat.
Ia memiliki firasat akan kena marah besar hari ini oleh ibunya. Sungguh, ia sangat membenci dirinya atas ketidakkompetenannya yang malah ketiduran di kelas tadi. Lagipula bagaimana ceritanya ia bisa ketiduran coba?!
Sialll!!
Umpat Tzuyu dalam hati.
#Rumah
Tzuyu menatap rumah miliknya sedikit takut. Langkahnya begitu ragu untuk memasuki tempat yang padahal merupakan rumahnya sendiri.
Ia takut dengan apa yang ia akan hadapi setelah ini. Sapu melayang? Atau gelas? Semuanya akan sakit jika di lemparkan padanya, tentunya.
"Huff.."
Tzuyu menghela nafasnya.
Baru saja tangannya akan menarik knop pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [Minju Tzuyu]
Fantasy"Aku ingin tinggal di dunia dimana ada saudara kembarku disana." Pinta Tzuyu. Akankah terwujud?