Tzuyu Pov
Aku benar-benar di rumah sakit sekarang. Kasur, bel, dan segala fasilitas yang tersedia cukup menggambarkan keadaan kamar rumah sakit pada umumnya.
Terlebih tangan yang terpasang infus ini.
Aneh.
Kenapa tiba-tiba?
Mari urutkan segala yang terjadi terlebih dulu sekarang. Karena segalanya terasa janggal dan aneh. Maksudku, apa aku melewatkan sesuatu?
Kini aku berada di rumah sakit, apa yang terjadi sehingga aku dirawat seperti ini?
".."
Aku melihat kearah sekitar.
Ini hanya spekulasi ku sih..
Jangan-jangan tanpa kusadari, aku mengalami kecelakaan sehingga aku dirawat? Tapi kalau kecelakaan, setidaknya harus ada beberapa luka di beberapa bagian tubuhku bukan?
Aku melihat kearah tangan dan tubuhku, tak ada balutan apapun, kepalaku juga aman.
Tidak ada alat oksigen atau alat monitor detak jantung yang terpasang di sekitarku, yang artinya sakit ku tidak separah itu.
Lalu apa yang terjadi?
Aku tak mengerti.
".."
Persekon, aku menutup mataku.
Mengambil nafas panjang, dan mengeluarkannya perlahan. Mengambil pacuan teori dengan kepala dingin.
Kalau situasinya begini..
Bisakah sekarang aku menyimpulkan bahwa semalam itu hanya mimpi? Karena sakit, mimpiku jadi melantur.
Dan mungkin aku sedang sangat merindukan Minju sehingga memikirkannya terlalu berlebihan. Hingga membayangkan dia hidup lagi.
"Hhh."
Aku tertawa hambar.
Benar-benar konyol.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamar ini.
Aku menoleh kearah pintu tentunya untuk memastikan siapa yang datang.
Saat pintu terbuka secara perlahan, tampaklah sosok perawat muda yang datang membawa nampan lebar diatas tangannya.
Dia menghampiriku dan tersenyum lembut kearahku.
"Selamat pagi, apakah benar ini, eh-" Ia menghentikan kalimatnya saat melihat tepat kearah wajahku.
"Apa aku sudah ke kamar ini tadi?" Gumamnya pelan, namun masih dapat ku dengar. Aku mengerutkan keningku disana atas respon dan sikapnya itu.
Ia lalu melihat kearah nampan yang di bawanya beberapa saat, raut wajahnya pun menunjukkan seperti menyadari sesuatu, tidak lama dari itu, ia bertanya padaku.
"Permisi Nona, apa benar ini dengan Nona Tzuyu??"
"Ya." Jawabku.
"Ah, begitu ya. Maaf, saya kira, saya masuk ke kamar sebelumnya dua kali saat melihat wajah Nona, ternyata anda saudara kembar Pasien Nona Minju, ya?"
Mataku membulat saat mendengar nama itu kembali disebut.
Tak bisa berkata-kata.
Mulutku seakan terkunci.
Minju?
Dia bilang, Minju?
".."
Jadi yang semalam itu bukan mimpi?
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [Minju Tzuyu]
Fantasy"Aku ingin tinggal di dunia dimana ada saudara kembarku disana." Pinta Tzuyu. Akankah terwujud?