bab.2

7 1 0
                                    

Beberapa jam setelah penerbangan akhirnya Lauren sampai di bandara Soekarno Hatta. Kini tidak ada Alex yang membantu nya untuk menyeret koper-koper.

Seorang pria dengan jas hitam dan tinggi menghampiri Lauren. Menunjukkan kartu identitas nya, lantas Lauren langsung memberikan semua kopernya pada mereka dan masuk ke mobil.

Tentunya ini adalah sambutan hangat dari sang ayah. “Omong kosong” batinnya.

Ia menatap malas setelah membaca pesan dari ayah nya. “Putar balik, antar aku ke apartemen” jelas Lauren memberi perintah.

“Maaf, tapi tuan memberikan perintah agar anda pulang ke rumah”

Ting…

[Jangan membantah, pulanglah ke rumah] pesan dari sang ayah.

Pesan sebelumnya

[Ayah tidak bisa datang, pulanglah dengan para bodyguard. Tuan putri ayah]

Tak ada pilihan selain Lauren diam. Tak lama mobil yang di naiki Lauren tiba di mansion, terlihat jelas nampak seperti villa.

“Selamat datang kembali nona Lauren” ucap sang pelayan menyambut kedatangan putri tertua di keluarga ini.

“Selamat datang putri ku” ucap seorang wanita yang tak lain adalah ibu tirinya.

Lauren lebih memilih tersenyum pada pelayan dari pada harus menatap ibu tiri nya itu. Ia bernama keila dan putri nya bernama Kesya.

“Kau sudah makan?”

“Ya” jawab singkat Lauren. Langkahnya terus menuju ke kamar yang berada di lantai 2.

Klik.

Lauren nampak terkejut melihat kamarnya telah berubah drastis dan juga seseorang yang ia benci. Kesya sedang duduk di kasurnya sambil memainkan ponsel.

“Kamar mu sudah di pindahkan” jelas keila.

“Atas perintah siapa?”

“Ayah” jawab Kesya. Ia bangkit menatap Lauren.

Lauren tertawa kecil. “Waw, kejutan yang luar biasa”
“Kalian seperti lintah yang mengotori rumah ini dengan lendirnya” jelas Lauren dengan nada di tekan.

Lauren pergi dari hadapan adik dan ibu tiri nya. Mereka saling tatap dengan wajah marah.

“Mom! Dia ngatain aku lintah!” Sentak Keysa.

Keila terdiam dengan tatapan tajam. Klik! Lauren memilih mengunjungi gudang yang berada di bawah tanah.

Dari pada mengecek kamar baru ia lebih suka berada disini, sendirian. Satu benda berharga nya pasti masih berada disini.

Foto-foto album saat Lauren kecil dan sang bunda yang masih hidup. Lauren sengaja menyimpan semua benda ini di gudang karna ia tau semua ini akan terjadi dan jika mereka menemukan maka akan di bakar begitu saja.

“Lihatlah Bun, mahkota bunda telah di rebut begitu saja”
“Lihatlah mansion yang ayah janjikan untuk tempat tinggal kita, hanya kita bertiga kini para lintah itu yang mengotori nya”

Tanpa sadar air mata Lauren mulai mengalir, ia tertidur di dalam gudang tersebut. Di London tidak akan ada yang tau bahwa Lauren lahir dari keluarga kaya ia menyembunyikan semuanya dengan sangat rapat, Jika di umbar itu tak akan berguna.

Pukul 06.00 tepat

Lauren keluar dari gudang, ia berniat untuk pergi dari mansion dan menginap di apartemen sampai akhir Februari.

Tepat saat zay baru saja keluar dari mobil melihat putrinya Lauren sedang menuju ke dalam mansion.

“Laurenzi” panggil zay.

LAUREN (tertawa dalam luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang