Kasta | 03

1.1K 179 14
                                    















Risa baru keluar dijam makan siang, hari ini lumayan panas rasanya pengen makan es krim Indoapril yang biasanya dimakan dia waktu kecil. Sekarang Risa dipinggir jalan pas dengan garis zebracross. Mobil gak gitu ramai lalu lalang kayak biasanya jadi Risa pun tampak lebih santai dibandingkan hari-hari sebelumnya. Sesekali bersenandung Risa memasuki minimarket itu lantas duduk di bangku yang tersedia.

Risa menghela nafas pelan sedikit sedih karena tidak ada satu orang pun yang mau berteman baik dengannya. Bukan tidak mau, lebih tepatnya terpaksa berbuat ramah dan baik kepadanya hanya karena dirinya anak Vernan. Risa sedih karena ternyata usaha yang dia lakukan untuk cepat lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan tidak dapat membuktikan kelayakannya dimata banyak orang. Dari awal juga Risa sudah mengira ini akan terjadi, oleh karena itu ia ingin mendaftarkan diri jauh di kantor Jeffrey sehingga orang-orang tidak mengenalinya sebagai anak atau apapun.

Namun, keinginan Mami tercinta tidak bisa dia bantah. Sejak awal apapun yang Janetta mau harus Risa turuti, baik dan buruknya Risa harus siap menerima itu. Walau terkadang pemikiran untuk melawan itu kuat tapi kekuatannya itu tidak sebanding dengan rasa tahu dirinya. Risa tahu diri akan dirinya yang dipungut oleh orang-orang baik seperti Vernan dan Janetta.

Menderita sedikit tidak apa-apa, toh nanti juga terbiasa kan?

"Permisi, boleh duduk disini?"

Risa menoleh mendapati gadis bersurai pendek tersenyum ramah padanya lalu mengangguk tidak lupa gadis itu mengucapkan terimakasih padanya. "Kamu sendiri aja?"tanya gadis itu lagi, Risa pun mengangguk

"Mau berduaan juga sama siapa? Aku gapunya temen."

Gadis itu spontan terdiam kemudian berdehem. "Aku Gisel, kayaknya kamu juga baru kerja di NewI group ya aku juga sama ni baru masuk. Cuma ya magang doang sampe tiga bulan terus kuliah lagi deh."

Risa menoleh penasaran. "Aku Risa, jadi kamu baru masuk hari ini?"

"Heem, btw kita sama-sama gapunya temen."kekeh Gisel diujung.

Risa berbinar lantas spontan menggenggam tangan Gisel lumayan bikin gadis itu kaget. "Kalo gitu ayo temenan!"

Gisel lanjut terkekeh kemudian ngangguk. Keduanya tersenyum sambil fokus menikmati minuman lantas berbincang-bincang. "Kamu divisi mana?"

"Divisi pemasaran."sembari menunjukkan nametagnya.

Risa berbinar lagi. " Satu lantai dong sama aku, kita bakalan sering ketemu."

Gisel mengernyitkan. "Kamu divisi pemasaran juga? Kok tadi aku gak liat kamu?"

Risa menggeleng cepat. "Bukan, aku sekretaris Pak Vernan."

Gisel sontak mendelik. "Waduh, maaf buk gasopan."

Risa jadi ikutan berdiri karena Gisel berdiri, dia baru aja dapet teman kalau bisa kali ini enggak seperti yang lainnya. "Gapapa tau, kita juga sebaya kan? Lagipula posisi itu diatur sama Mami aku, makanya Papi setuju-setuju aja."

"Kamu adik Pak Vernan?"

"Bukan, aku anaknya."

Makin nambah keterkejutan Gisel gadis itu sontak meminta maaf berulang kali karena takut dipecat akan sikap dia yang ia anggap tidak sopan tadi. Risa yang melihat itu sontak terkekeh karena posisi Gisel minta maaf itu sangat lucu dimatanya. "Awas gagal jadi temen aku ya, bakal aku laporin Pak Vernan."goda Risa.

Sontak keduanya ketawa melanjutkan waktu jam makan siang dengan berbincang-bincang lagi, membicarakan hal-hal penting dan tidak penting sekalipun.

"Bye, see you sel!"

[ADULT]KASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang