Kasta | 04

1.1K 171 10
                                    














Risa panik hari ini dia bangun kesiangan sampai Papi memutuskan untuk berangkat lebih dulu. Risa turun tangga terburu-buru menoleh pada sudut samping dapur dimana Mami bersedekap mengomelinya yang tidak hati-hati jalan melalui tangga. "Maaf Mi, Risa buru-buru. Lagian Mami sih gak bangunin Risa, Risa jadi ditinggal Papi kan?"

Janetta menggeleng pelan seperti harap maklum dengan sifat anak angkatnya ini. "Kamu itu yang susah dibangunin, daritadi Inem bolak-balik keatas bangunin kamu."

Risa meringis lantas menoleh pada Inem yang kini menutup mulut hendak tertawa pelan. "Iya iya deh salah Risa, maaf ya bik jadi repot bangunin Risa."

Inem nganggguk sembari menyiapkan roti di piring Risa namun Risa merebutnya. "Risa makan dijalan aja, Bik. Mi, Risa pamit dulu!"kata Risa tampak buru-buru setelah sempat mengecup pipi Janetta.

"Kebiasaan."guman Janetta tersenyum kecil lantas melanjutkan sarapannya.

Risa masuk kedalam mobil barunya dengan sumringah. Ini pertama kalinya ia mengemudi sendiri sejak ia dibelikan mobil baru oleh Mami. Mobil Inova Zenix hibrid dengan warna hitam tampak keren untuknya. Risa menarik kaca atas mobil untuk memeriksa penampilannya lagi sebelum akhirnya bergerak mengemudikan mobilnya itu.

Bersenandung di sela-sela mengemudi nya itu sampai ia berhenti tepat dilampu merah mobil asing di belakangnya malah menabrak belakang mobilnya. Risa membuka mulut tak percaya lantas menoleh kebelakang. Mobil putih itu tampak santai dengan pemiliknya yang tidak berotak berdiam ditempat.

Lampu hijau menyala, Risa mau tidak mau menjalankan lebih dulu mobilnya agar tidak menghalangi pengendara lain lantas ia parkir di pinggir jalan. Risa keluar dari mobil berharap mobil di belakangnya itu berhenti saat gadis itu bergerak menghalangi jalan. Namun naas bukannya berhenti mobil itu bergerak terus maju hendak menabraknya. Risa melotot lantas lompat kesamping, hei dia masih mau hidup. "MOBIL BANGSAT LO TANGGUNGJAWAB SETAN!"teriak Risa.

Tidak menyadari sekelilingnya menatap dirinya aneh. Berteriak-teriak dipinggir jalan seperti orang gila, Risa menyadari kebodohannya itu lantas berdehem pelan merapikan rambutnya yang berantakan akibat angin dipinggir jalan. Risa jalan sedikit menghentak lalu memasuki mobilnya dengan gerutuan.


"RISA!"

Risa yang baru memarkirkan mobilnya dengan wajah masam menoleh menatap Gisel di ujung lorong basement bersama seseorang yang tidak ia kenali dan berpenampilan santai bukan seperti orang kantoran. Gadis itu tidak banyak berpikir berjalan pelan menuju Gisel yang langsung merangkulnya akrab. "Lo lama bener datengnya, bangke!"

Ya setelah akrab panggilan keduanya bukan aku/kamu lagi melainkan lo/gue, usulan Gisel sih, berhubungan keduanya juga Gen z jadi wajar aja ikut kultur Gen Z sekarang kan?

"Lo juga sama."

Gisel meringis, lantas menepuk bahu Risa. "Kalo gue sih emang di suruh sama Pak Mahen dateng jan segini."

Risa mengernyit. "Aneh banget."

Gisel mengendikan bahunya acuh tak acuh lalu menoleh kesebelah kiri dimana kakaknya berada. "Mba masih minta aku temenin nih?"

"Siapa?"bisik Risa pada Gisel.

"Owalah sampe lupa ngenalin, ini Mba gue Alana. Mba gausah aku kenalin lagi deh ya, udah tau."

Alana tersenyum melambaikan tangan pada Risa dibalas kikuk oleh Risa. Risa menyenggol pinggang Gisel sedikit. "Kakak lo mau ngelamar kerja disini? Kok pake baju gitu?"

[ADULT]KASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang