Episode 5 [Egois]

56 5 0
                                    

fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-
-
Jungkook pov.

Setiap orang ingin meraih impian. Ingin sampai pada tujuan hidupnya. Aku pun juga begitu. Sewaktu kecil, aku ingin menjadi artis. Impianku begitu besar hingga terkadang aku berpikir aku sangat naif. Hampir setiap hari aku berlatih menyanyi dan menari bahkan tak jarang melakukan akting padahal kemampuanku benar benar buruk. Dan pada saat itu semua anak kecil bebas menentukan impian mereka, namun semakin tumbuh- semakin bertambah usia. Impian itu mulai sedikit realistis. Seketika itu aku tidak ingin menjadi artis meski tetap ngotot belajar menyanyi dan menari. Syukurnya aku berhasil, aku beberapa kali menjdi vokalist dan melakukan back dancer saat acara anniv sekolah berlangsung.

Rasanya aku menjadi lebih hebat dari sebelumnya, banyak yang memujiku dan menyarankan beberapa les musik agar aku semakin mengembangkan kemampuanku dan dapat menggapai impianku, namun sekali lagi aku menghembuskan nafasku perlahan.

aku mulai tidak banyak berharap dan terus menatap kedepan, berusaha menjadi egois tentunya. Aku berjalan seperti tidak melihat sekitar terkadang seperti seseorang yang tidak menerima masukkan. Namun kenyataan menamparku telak, perlahan aku mulai belajar merelakan semuanya atas kemungkinan aku tak akan pernah mendapatkannya. Aku tau, semua yang terjadi mungkin saja jauh dari rencana, tapi apa boleh sedikit saja menaruh harapan di tempat yang paling tinggi? Tapi mengingat tempat itu terasa sangat mustahil untuk di gapai.

disaat eomma masuk rumah sakit pertama kalinya. Aku hancur sehancur hancurnya, keluargaku hampa, tepat diwaktu yang bersamaan aku berjuang sendiri tanpa adanya bantuan dan dukungan. Sudah ku bilang menarik nafas saja kulakukan dengan perlahan. Ketika wajahku tertekuk aku mendapat banyak sekali pikiran, terkadang tertawa hanya untuk sekedar menghilangkan beban, kerap kali menghilang dengan sengaja hanya untuk menenangkan pikiran. Namun semua itu terasa percuma saat aku sedang tidak baik-baik saja.

"Jungkook? Apa yang kamu pikirkan?"

Sekilas taehyungie datang menghampiriku dan memberikan cemilan siang, tahun baru akan tiba sebentar lagi, dari apartment baru ini kami bisa melihat kembang api dari sungai han dengan jelas, apa taehyungie memiliki uang sebanyak itu? Aku melirik hyung yang juga menikmati kopi  dihari minggu ini.

"Hyung, apa kau menyukaiku?" Pertanyaan sepontan itu, aku melihat hyung melepaskan kacamata bacanya dan menatapku dengan lamat. Aku tidak pernah melihatnya dengan tatapan seperti ini, selama kami tinggal bersama dia berubah menjadi orang yang berbeda sehingga susah untuk menentukan apakah dia suka atau tidak.

"Menurutmu bagaimana?"
"....."

Gawat! Aku salah tingkah, pertanyaan ini benar benar menjadi bomerang.

"Eii seolmaa! Hyung kau orang yang tampan bagaimana bisa menyukai laki-laki————-
"Aku tak masalah dengan gender jungkook shii"

Mendadak pembicaraan ini menjadi serius dan menegangkan, aku perlahan meminum coklat panas namun karna salah tingkah aku menjadi ceroboh dan menumpahkannya pada pahaku.

'ACCCKKKHH!'

"Jungkook hati-hati!!!" Taehyung dengan reflek mengambil tissue untukku dan dia mengusapkan pada area pahaku dengan perlahan.

"H-hyung aku bisa melakukannya sendiri"
"Berhati-hatilah lain kali" dia meniup pahaku. Perlakuannya membuatku merasa tertegun.

"H-hyung———-"
"Bagaimana bisa aku membiarkanmu terluka jungkook ahh" pandangan kami bertemu, sialan degup jantungku tidak menentu aku hampir tak bisa bernafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPIPHANY [TAEKOOK] 18+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang