Episode 2 [Find My Way]

142 7 1
                                    

fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-

"Berhenti!"

Di tengah guyuran hujan jungkook memanggil nama taehyung berkali-kali, samar namun terdengar keras. Ia menyerukan suaranya hingga tak terdengar lagi, sepertinya jungkook mulai lelah. Namun tanpa taehyung tahu diseberang jungkook tengah menerima telfon.

Hari ke 7 semenjak taehyung mengenal jungkook, pria itu tidak melihat keberadaan jungkook disekitar aparment bahkan di jalan dan stasuin yang dia lewati. Ia tak pernah melihat siluet jungkook dibaliknya, hingga dihari ke 10 dia mendengar kalau salah seseorang tetangga dilantai 23 telah meninggal dunia karna mengidap kanker stadium akhir. Taehyung nampak sangat prihatin namun bagaimanapun itu adalah takdir hidup yang harus keluarganya terima.

TING!

Lift terbuka menampilkan jungkook, ia nampak murung namun saat melihat taehyung wajahnya kembali tersenyum ceria. Ia segera menaiki lift dengan gembira sepertinya akan pergi sekolah.

"Hyung apa kau marah waktu itu?"
"Tidak" jungkook menunjukan wajah bersalahnya.
"Tidak jungkook shi aku tidak marah" taehyung berusaha membuatnya yakin namun sepertinya jungkook masih tidak percaya.
"Baiklah kalau begitu, apakah kita harus berjalan jalan nanti sore?" Tae nampak berpikir namun ia segera mengangguk setelah melihat tingkah jungkook yang sangat kekanak kanakan.
"Hmm boleh juga, bagaimana kalau kita pergi menonton film?" Jungkook nampak sangat tertarik dia berjanji akan menyelesaikan tugas dan lesnya dengan cepat agar bisa pergi bersama taehyung.

TING!

"Baiklah hyung, telfon aku kalau kau sudah sampai!" Jungkook berlari secepat kilat, sepertinya dia sudah terlambat.

Sesuai janji taehyung berdiri didepan Cinemax ia akan menonton anime My name sore ini, ia menunggu kedatangan jungkook. Dari kejauan ia melihat jungkook tengah berlari kearahnya, ia tersetawa dengan lebar seraya melambaikan tangannya.

"Hyungg hufff ayo kita masuk, filemnya akan dimulai 6 menit lagi" tae mengangguk seraya berjalan memasuki teater. Mereka berada didalam sana sekitar 2 jam setengah lamanya. Hingga waktu menunjukan pukul 7 malam, awalnya mereka akan langsung pulang namun jungkook mengajak taehyung untuk berjalan-jalan disekitar sungai han.

Dan disinilah mereka, sungai han nampak sepi da gelap sepertinya ada perbaikan listrik disana sehingga lampu jalan semuanya mati. Jungkook menunjuk bintang yang terlihat dengan jelas dilangit sana, sekilas taehyung menatapnya penuh tanya kenapa jungkook sangat aktif bercerita. Hingga langkah pria muda itu tiba-tiba terhenti, ia membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah guci yang bertuliskan nama seseorang.

"E-eomma kenalkan dia kim taehyung" jungkook memeluk guci itu dengan erat, tae melihat jungkook begitu rapuh saat itu namun ia ingin melihat jungkook mengeluarkan semua emosinya. Taehyung membungkuk memberi salam, ia memperkenalkan dirinya dengan baik. Sampai saat lampu jalan kembali menyala terang, senyum tegar jungkook terlihat damai.

"Maukan kau membantuku untuk memegangnya?" Tae tersenyum seraya mengangguk. Mereka berdua mulai menaburkan abu diatas sungai han dengan baik, jungkook mengucapkan salam perpisahan yang tak begitu banyak. Ia tidak menangis sungguh, dia nampak begitu tegar menyimpan kesedihannya.

"Dahhh, ayo pergi" setelah semua selesai jungkook meminta untuk pulang namun tae justru menariknya untuk duduk di bangku taman. Lama mereka terdiam seperti tak ingin mengucapkan sepatah kata, hingga taehyung memulai percakapan.

"Kau tau, aku tak menyangka bertemu denganmu"
"Mwo? Ahhahahahaha hyung kau yang benar saja" ia tertawa sambil mengusap sudut matanya. Hening kembali menyelimuti keduanya, hingga

"Aku bahkan lebih tidak menyangka"
"menemukan seseorang yang akan menggantikan semuanya, namun disaat yang bersamaan aku kehilangan seseorang yang paling aku cintai didunia ini, aku tau aku serakah seperti ingin mendapatkan semua. Tapi seperti yang hyung tau aku hanya memiliki diriku, selebihnya aku tak memiliki tempat untuk bersandar, bahkan hanya untuk menghela nafas----"

"Kau punya aku sekarang" mata jungkook membulat sempurna, seperti dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut taehyung.
"Kau tidak perlu merasa sendiri lagi mulai sekarang, kau masih memiliki aku" tanpa aba aba jungkook langsung memeluk taehyung dengan erat, ia tak akan pernah melepaskan pelukan ini.

"Gomawo hyung~~"

_find my way_

Hari-hari dari itu mereka memilih untuk tinggal bersama biasanya taehyung akan memulai hari dengan hening, namun sudah seminggu ini hari harinya dipenuhi riuh jungkook yang sibuk sendiri.

"HYUNG! KAU MELIHAT CELANA SERAGAMKU?"
"Di lemari sebelah kiri"

Taehyung dengan telaten menggoreng telur untuk jungkook yang sepertinya sudah terlambat lagi, jungkook begitu riuh dengan kehidupannya seperti tidak bisa pelan-pelan, semua serba terburu-buru dan acak acakan. Mereka memilih untuk tinggal di aparment yang beda satu lantai dengan apartment mereka yang terdahulu. Aparment kali ini lebih luas dan memiliki 2 kamar sedang. Uang sewa mereka bagi 2, jangan bertanya jungkook mendapatkan uang dari mana, ia sudah bekerja keras sedari lama maka dia akan membantu taehyung untuk membayar uang sewa juga.

"Aku akan pulang telat malam ini, jadwal shiftku di resto nanti malam, ingat jangan menunggu hyung, makanlah lebih dahulu, aku pergiii!!"

KLEK!

Pintu tertutup rapat, tae tersenyum simpul sembari menghabiskan sarapannya sebelum pergi bekerja. Setelah semua selesai ia merapihkannya kemudian berangkat menuju kantor. Kemeja putih stelan hitam adalah andalannya, ia menaiki bus menuju Pusat kota, disana tekanan jauh lebih berat daripada tempat manapun, sesampainya ditempat kerja ia disambut oleh rekan yang lain.

Setelah setengah hari bekerja, sebuah telfon masuk ke ponselnya, guratan tak suka terlihat dengan kentara, ia segera menepi dari keramaian dan menjawab panggilan itu.

"Maafkan aku" sebuah jawaban lesu yang tak bisa digambarkan ekspresinya panggilan itu terhenti, sisa suara mengomel dengan kasar. Taehyung terdiam dengan pandangan kosong, ia menarik nafas panjang kemudian berjalan keluar toilet.

"Hei taee!! Apa kau tidak mau makan malam dengan kami?" Tae menggeleng perlahan kemudian mengambil tasnya, ia berjalan terburu buru seperti terintimidasi.

Beberapa jam dari kejadian itu, Dalam ruangan gelap super pengap karna asap rokok dia terduduk didalam bathtub, menghisap setiap batang rokok yang dibelinya, meniup asapnya ke udara kemudian membuang putungnya sembarang. Sebilah benda mengkilat di angkatnya, sangat bersih bahkan wajahnya bisa terpantul disana.

Permainan yang indah bahkan ia bisa menikmatinya dengan tertawa, sebuah sayatan sayatan kecil dapat mengurangi rasa sesak didadanya. Terhimpit sesaknya kenyataan membuatnya terpaksa menyalurkan semua emosinya pada tindakan ini. Ia kehilangan kesadaran dengan banyak sayatan ditangannya gilet itu terjatuh dilantai kamar mandi yang penuh dengan tetesan darah.












Kembali dalam gema tawa, ada sebuah penderitaan yang tak kita tahu sebabnya karna apa, mungkin hanya lelah dengan segalanya....
















Bersambung~

EPIPHANY [TAEKOOK] 18+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang