Nona, bahagiaku

7 0 0
                                    

Mengapa Nona?
Mengapa mempertaruhkan semuanya untukku?
Aku tak pernah merasa dicintai sebesar cintamu kepadaku.
Aku tak pernah berharap bahkan tak pernah berani membayangkan dapat dicintai sebesar ini.

Aku pernah bermimpi punya rumah, bukan hanya tempat singgah. Dimana itu hanya akan sederhana tapi bahagia.

Semenjak ada kamu, aku sering membayangkan betapa indahnya hidup kita nanti jika semesta mengijinkan kita tetap bersama dalam waktu yang lama.

Aku, kamu dan kucing-kucing kita.

Tapi semakin lama kita bersama, ke khawatiran yang selalu aku buang itu semakin tampak nyata.

Kita hanya dua anak manusia yang jatuh cinta, tapi tak sanggup untuk terus melawan semesta.

Sudah terlalu banyak yang kita pertaruhkan, bukan?
Apa menurutmu saat ini sudah waktunya kita untuk menyerah? Sudahkah saatnya kita untuk berhenti bermain-main? Sudahkah saatnya kita untuk ikhlas?

Aku tak tau,
Apa aku sanggup melepaskan titik bahagia tertinggiku saat ini?
Apa aku sanggup untuk hidup kembali, padahal separuh hidupku sudah kamu?

Tapi apalah kita dihadapan takdir dan semesta, tidak ada.
Kita tidak lebih hanya 2 ekor merpati yang terlepas dari kandangnya, yang suatu saat harus kembali ke sangkar masing-masing.

Kita punya cinta, tapi cinta kita bukan seharusnya.

Nona, dititik ini aku masih sangat mencintaimu. Hanya berhenti meletakkan harapanku padamu. Semoga kamu paham.

Nona dan cerita yang telah diusaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang