𝙲𝚘𝚐𝚒𝚕 - 𝙼𝚒𝚌𝚑𝚊𝚎𝚕 𝙺𝚊𝚒𝚜𝚎𝚛

•17•

semilir angin menyapa rambutmu yang halus, membuatnya berterbangan.

dirimu berada di rooftop sekolah, menyendiri. memandangi langit yang berwarna biru cerah.

sesekali bibirmu menyenandungkan lirik lirik lagu Indonesia yang kamu sukai.

rooftop sekolah ini memang jarang di kunjungi oleh sebagian murid, mungkin hanya digunakan oleh murid yang ingin menyendiri saja.

" gemar sekali kau lukiskan, bintang untukku. " nyanyian merdu kamu keluarkan dari bongkahan bibir kecil.

menarik nafas hanya untuk melanjutkan, " sungguh lihai tangan mu, menata kembali hati. . . . yang hampir mati "

" kan' ku letakkan hangat di tengah dekap kita. . . . jangan biarkan, ku pulang, kerumah yang. . . bukan engkau. . . . ."  kepala mu bergoyang ke kanan dan kekiri.

menikmati lantunan lagu yang di nyanyikan diri sendiri, suasana atap sekolah yang mendukung memberikan kesan nyaman dalam dirimu.

" hmm. . . adem banget ya disini? kok baru sekarang ya aku kesini? " tanya mu pada diri sendiri.

tubuh mu memutuskan untuk berdiri, lalu mendekati tepi atap sekolahan yang tak memiliki pembatas.

mungkin tak ada yang kesini gara gara takut jatuh kah?' monolog mu dalam hati.

padahal, jika dilihat lihat dengan teliti, pemandangan disini bisa saja memperbaiki mood yang sedang rusak atau hanya sekedar bersantai.

dengan hati hati netra mu mengarah ke bawah, " ah . . . kalo diliat liat tinggi banget ya?" lagi, pertanyaan yang hanya kamu lontarkan untuk dirimu sendiri.

mungkin kamu tak menyadari telah meninggalkan Yui ataupun kaiser tanpa mengabari, awalnya kalian bertiga sedang makan di kantin.

namun, gara gara terlampau ingin buang air kecil dirimu berpamitan pada mereka.

dan nyatanya tak kembali, Karna tergiurkan diri untuk menaiki rooftop.

" hihhh seremm " tuturmu, lalu mulai memundurkan sedikit tubuh.

hingga— " se-serem itukah?" suara seseorang menyapa indra pendengarmu.

tubuhmu langsung berbalik sempurna,netra mu membulat seketika.

ketika ternyata suara yang tadi berasal dari mikage Reo.

tidak hanya Reo yang ada disana, melainkan. . . Nagi, dan juga sae ada di sini sekarang juga.

Reo berjalan mendekat kearahmu diikuti Nagi dan juga sae yang ada di belakangnya.

" kalo misalin gue dorong lu kebawah, mau gak?" tanyanya dengan seringaian.

dirimu menggeleng panik, mulutmu saja sampai tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

baju olahraga yang kamu pakai, kamu remas kuat sebagai pelampiasan rasa takut.

langkah Reo semakin dekat, membuat mu memundurkan tubuh perlahan.

" ngapain kamu kesini? " akhirnya lontaran kalimat keluar dari bibirmu yang bergetar.

Reo semakin menyeringai, dirinya dengan mudah berdiri menjulang di hadapan mu.

" ngapain gue kesini? haha, gue juga gak tau. "

rasanya kamu ingin memanggil Yui ataupun kaiser, bahkan siapapun itu tolong bantu kamu untuk menghindar dari tiga lelaki gila ini.

" lu mundur dikit lagi aja . . . tubuh Lo bisa ancur loh~ " ucapnya sambil mengejek mu.