III

5 0 0
                                    

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa-siswi SMA Negeri Teknologi berbondong-bondong keluar dari ruang kelas menuju parkiran. Tapi tidak dengan Chiyo, ia memilih menunggu di kelas hingga parkiran sedikit sepi. Setelah menunggu sekitar 10 menit, Chiyo keluar dari kelas diikuti oleh kedua temannya.

"Langsung pulang lo Dit?" Aji bertanya sambil menaiki motornya yang di jawab anggukan oleh Chiyo. "Lo pada mau nongkrong dulu ya?" Pertanyaan Chiyo dijawab dengan acungan jari jempol. Lalu mereka bertiga mulai melajukan motor dengan arah yang berbeda.

Chiyo menikmati silirnya angin sore Bandung, di perjalanan pulang ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam sang ibunda. Ia berhenti untuk membeli bunga kesukaan mamahnya, bunga mawar putih. Saat Chiyo sudah berada di makam mamahnya, Chiyo menaruh bunga yang tadi dibelinya. "Mah, ini Chiyo." Chiyo mengusap baru nisan yang bertuliskan nama mamahnya. Sesak di dada mulai Chiyo rasakan, matanya mulai berair. "Chiyo kangen banget sama mamah," ia menahan isak tangisnya. Sambil terus menatap ke arah batu nisan, Chiyo benar benar berusaha menahan isakannya. Setelah membacakan Al-Fatihah Chiyo memutuskan untuk pulang ke rumah karena hari semakin sore.

Sesampainya di rumah Chiyo disambut oleh kehadiran abangnya di ruang tamu yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya. "Dari mana? Kok telat pulangnya?" Chiyo menunduk lalu menjawab pertanyaan Rama (abangnya), "Dari tempat mamah bang." Rama menatap sendu sang adik. Kemudian Rama mengangguk, "Yaudah, sana ganti baju dulu." Chiyo mengangguk lalu berjalan melewati Rama dan menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya.

Sesudah Chiyo ganti baju, ia pergi menuju dapur karena mencium aroma brownies. Di dapur ternyata ada neneknya yang sedang mengeluarkan seloyang brownies dari oven, "Eh nenek, bikin brownies ya nek?" Nenek melihat ke arah Chiyo yang mulai memasuki dapur. Nenek tersenyum kearah Chiyo, "Iyaa, Iyo mau kah?" Dengan cepat Chiyo mengangguk lalu mengambil satu potong  brownies. Sedangkan nenek sedang membungkus brownies, Chiyo yang melihat sang nenek membungkus brownies akhirnya bertanya, "Itu buat siapa nek?" Tanya nya sambil makan brownies.

"Ini buat Manda, sana amterin brownies nya kerumah om mu!" Nenek menyerahkan paper bag ke Chiyo, setelah menelan brownies Chiyo mengambil paper bag tersebut. Lalu pamit ke nenek, saat ia melewati ruang tengah, Chiyo pamit ke Rama juga.

◇◇◇

Saat sampai di rumah Manda, Chiyo melihat rumah sepupunya itu sedang ramai. Setelah memarkirkan motornya di garasi rumah Manda, Chiyo mengetuk pintu rumahnya lalu membuka pintunya. Ia sedikit terkejut ketika masuk ke rumah Manda, Chiyo melihat 2 teman Manda sedang mengerjakan tugas. "Eh Iyo, kenapa kesini?" Nazeeva terkejut dengan pertanyaan Manda, yap kedua teman Manda itu tak lain adalah Nazeeva dan Neta.

"Ini, katanya lo mau brownies nya nenek. Nih udah dibuatin, gue taruh mana?"-Chiyo
"Oh, taruh di dapur aja ada mamah di dapur." Ucapan Manda diangguki oleh Chiyo, "Papahmu mana Man?" Chiyo bertanya kepada Manda.

"Papah kan lagi ke rumah sakit jemput papahmu." Ucapan Manda barusan membuat Chiyo tersenyum getir, lalu ia memutuskan ke dapur rumah Manda. Setelah salim dengan mamahnya Manda, Chiyo langsung pulang karena sudah semakin malam. Tepat saat Chiyo mau pulang, kerja kelompoknya Manda juga selesai. Neta sudah duluan pulang sedangkan Nazeeva masih berusaha memesan ojek online. "Dapet gak Zee?" Manda bertanya yang dijawab gelengan oleh Nazeeva. Saat Chiyo sudah menaiki motornya, Manda memiliki ide.

"IYOO TUNGGU!" Manda berteriak dari ruang tamu, Chiyo langsung reflek mematikan mesin motornya. "Kenapa Man?" Chiyo jelas penasaran dengan alasan Manda menghentikannya untuk pulang. "Itu, lo bisa gak nganterin Zee pulang?" Tanya Manda yang membuat Chiyo maupun Nazeeva terkejut, "Rumahnya emang dimana?" Tanya Chiyo penasaran, "Emang searah?" Lanjutnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White Rose || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang