"Ayo, Mogi!"
Teriak seorang anak perempuan dengan rambut ikalnya sebahu yang berwarna cokelat tua, terlihat menyatu dengan warna batang pohon-pohon Oak tua yang berada di sekelilingnya yang terlihat mengintimidasi, seakan bercampur heran dengan apa yang dilakukan seorang anak perempuan berumur enam tahun di tengah-tengah hutan.
Namun mengindahkan lingkungannya, anak ini justru terlihat bersemangat, tampak rona merah di kedua pipinya yang gempal dan mata hijau polosnya yang cemerlang. Ia terlihat tahu betul apa yang menjadi tujuannya, berlari kecil dengan kaki telanjangnya yang mungil, sesekali menengok ke belakang, melihat Mogi anak anjing jenis corgi berwarna cokelat bercampur putih susu, berlari mengejar si anak perempuan dengan kakinya yang juga kecil. Jika saja ada peri di hutan tersebut, tentu sudah tertawa menonton dua makhluk mungil yang saling berkejaran dengan riang.
Setelah lelah berlari, sampailah si anak perempuan pada sebuah pohon oak yang tampak lebih rendah daripada sekitarnya. Melihatnya, si anak tersenyum bangga, merasa ini adalah sebuah pencapaian bahwa ia bisa berada di sana tanpa terlihat oleh para orang dewasa.
Bibi Dorothy, pengasuh yang mengurusnya selalu melarang untuk pergi ke hutan Oak sendirian. Tapi mereka semua di rumahnya selalu sibuk ketika ia memintanya kesini. Besok, lusa, minggu depan adalah janji-janji palsu yang diucapkan oleh orang dewasa. Mereka akan melambungkan harapan di hati kecilnya lalu menjatuhkannya begitu saja seperti dedaunan Oak di musim gugur.
Mogi menggonggong nyaring, membuat si anak teringat akan sesuatu.
Ia mengeluarkan sebuah bunga Poppy liar berwarna merah yg kelopaknya banyak yang sudah hilang dari saku baju terusan putihnya. Ia mengambilnya di padang bunga sesaat sebelum menuju ke pohon Oak kecil itu. Mungkin karena ia memasukkan begitu saja kedalam saku, membuat bunganya tidak terlihat segar seperti saat ia memetiknya. Si anak terlihat sedih melihat kondisi bunga yang layu, tapi tetap berusaha merapikan kelopak lainnya agar menjadi lebih baik, walaupun sia-sia.
Sementara itu, di bagian lain dalam hutan, seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh berlari kesana kemari, mencari sesuatu sembari memegang sepasang sepatu mungil di tangan kanannya, dan menjaga agar penutup rambutnya tidak lepas oleh tangan kirinya. Wajahnya terlihat cemas dan matanya jelalatan memandang nanar ke arah pepohonan Oak tua yang rapat, mencari sebuah kepala kecil dengan warna yang sama dengan batang para pepohonan rimbun itu.
"Sierra...!"
Begitu ia berteriak sedari tadi, memanggil anak perempuan yang ia cari. Dorothy menyadari anak yang diasuhnya itu hilang ketika telah selesai menyiapkan makan siang. Ia meninggalkan Sierra yang sedang asik memainkan boneka-boneka kayunya. Ia biasa pergi ke dapur setelah merasa kebutuhan Sierra telah cukup terpenuhi dan bisa bermain sendirian. Kediaman Illiard tidak memiliki banyak pekerja, sehingga selain menjadi pengasuh, Dorothy juga harus membantu suaminya, Greg untuk membuat makanan.
Hal yang mengejutkan bagi Dorothy ketika ia mendapati Sierra tidak berada di tempatnya semula, awalnya ia berpikir mungkin ia bosan dan mencari tempat bermain lain, maka ia mencari seisi rumah dan nihil, justru malah mendapati pintu belakang yang terbuka kecil.
Kepanikan mulai merambat di benak Dorothy ketika mengetahui Sierra dan anjing kecilnya Mogi juga tidak ditemukan di sekitar rumah, meninggalkan sepatu-sepatu kecilnya, itu artinya Sierra keluar tidak mengenakan alas kaki. Ia, Greg, dan Amy, pelayan yang membantu pekerjaan rumah sesekali, mulai meluaskan jangkauan pencarian.
Greg akan mencari ke arah sungai di sebelah timur, Amy akan mencari ke arah padang bunga di sebelah barat, sementara Dorothy akan pergi Utara, tepat di belakang kediaman Illiard, hutan Oak. Dengan cemas mereka mulai mencari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oak Kecil dan Burung Jay Biru
RomanceSemua berawal dari Oak Kecil, wilayah mungil yang indah dan damai. Sarra tidak menyangka, hari-hari indahnya di rumah miliknya akan terusik. Takdir ternyata akan membawa gadis kecil itu ke dalam pusaran pertarungan keluarga bangsawan hingga membuatn...