Note from author Starbrigid:
Hai semuanya! Terima kasih banyak atas semua pendapat kalian! Mengenai bahasa di kolom komentar, aku bisa berbicara bahasa Inggris dan Spanyol, jadi komentar dalam bahasa Spanyol, Portugis, atau bahasa romantis lainnya tidak masalah, aku dapat memahaminya ^^
Aku membayangkan Ron belajar tentang "budak seks" dari komik buruk Muggle yang dia baca. Ada beberapa hal gila di komik itu haha... dan ngomong-ngomong, halaman yang robek di buku harian itu benar-benar seperti Death Note:) Itu salah satu serial favoritku sepanjang masa, mungkin itu terinspirasi dari sana...
Bagaimanapun, selamat menikmati! <3
Note from Translator VreinEnwalle:
Hai! Kejutan buat kalian! Entah kenapa, aku jadi semangat pas baca komentar kalian yang memberi dukungan pada cerita ini (づ。◕‿‿◕。)づ
Lagipula, setelah dipikir-pikir, ceritanya bakalan gantung banget kalau baru di upload seminggu lagi:)
So, happy reading~
Words: 4667
~o0o~
Ketika pintu kantor McGonagall terbuka, hal pertama yang dilihat Draco adalah simbol di sekitar leher Xenophilius Lovegood: sebuah segitiga dengan lingkaran di dalamnya, dan garis ditengah lingkaran itu.
Dan kemudian pria itu berteriak, "Luna!" dan berlari melewati Draco. Dia mengambil putrinya dari Ron dan Potter yang memapahnya, kemudian memeluknya. Untuk sesaat, Draco menyangka seorang wanita akan mengikuti dengan perasaan lega yang sama, tapi kemudian dia teringat ucapan Riddle, bahwa Luna bercerita padanya tentang dirinya yang menyaksikan ibunya meninggal.
Draco berdiri di sana dengan canggung di samping Ron dan Potter, berlumuran lumpur, lendir, darah, dan tinta, dan mungkin satu atau dua bulu burung phoenix yang menempel ketika Fawkes menerbangkan mereka berempat keluar dari pipa. Draco memperhatikan Luna dan ayahnya, bertanya-tanya apakah yang lain akan curiga jika dia tidak memeluk 'pamannya', dan kemudian dia mengikuti arah pandangan Potter untuk melihat Dumbledore telah kembali ke Hogwarts. McGonagall berada di sampingnya, tampak terguncang melihat murid-muridnya kembali.
Xenophilius melepaskan Luna, menurunkannya ke kursi di samping McGonagall, sebelum berbalik dengan gemetar ke arah ketiga bocah lelaki yang berlumuran darah itu. "Terima kasih. Terima kasih telah menyelamatkan putriku. Hanya dia yang tersisa di dunia ini."
"Oh Ayah, tenanglah, tolong jangan menangis," ucap Luna lembut, lalu mengulurkan tangan dan menarik dengan manis tangan Ayahnya.
Xenophilius memang tidak menangis, tapi hampir melakukannya. "Bagaimana? Bagaimana cara kalian mendapatkannya kembali?"
"Aku rasa kita semua ingin mengetahuinya," kata McGonagall lemah.
Potter ragu-ragu sejenak, lalu berjalan ke meja dan meletakkan Topi Seleksi, pedang bertatahkan rubi, dan sisa buku harian Riddle. Dan kemudian yang harus dilakukan Draco hanyalah duduk di samping Ron dan tertidur dengan nyaman, membiarkan Potter menceritakan semuanya. Telinganya hanya terangkat ketika mendengar bagian tentang Aragog di Hutan, tapi ketika kutukan Imperius sama sekali tidak disebutkan, dia duduk kembali dan tertidur di kursinya.
"Baiklah," McGonagall membujuk, "Jadi kamu sudah tahu di mana pintu masuknya—aku bisa menambahkan seratus peraturan sekolah yang dilanggar di sepanjang jalan—tapi bagaimana kamu bisa keluar dari sana hidup-hidup, Potter?"
Potter melanjutkan sampai pada titik di mana dia tidak bisa lagi bercerita tanpa melibatkan bagian Luna. Draco bertanya-tanya mengapa Potter sekarang memandangnya dari sekian banyaknya orang, sampai dia ingat dia mengaku bahwa dia adalah sepupunya. Yah, lagipula di timeline lalu mereka tidak memecat Ginny Weasley...
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy And The Heir Of Slytherin [SELESAI]
Fantasía[ I'm just a translator! Harry Potter sepenuhnya milik J.K Rowling, dan fanfic ini sepenuhnya dibuat oleh author Starbrigid dari AO3 ] . . . Draco Malfoy tidak pernah meminta kesempatan kedua, dan dia juga tidak menginginkannya. Tapi dia mendapati d...