Mark Story

II. TK-JaeMark [1/2]

Cw // bxb, lgbt.
Tw // incest, rape, character death,
kekerasan, 18+

Jaehyun as Tom.
Mark as Kael.
Jeno as Seno.

________________________________

*°~●•▪︎Husband▪︎•●~°*

________________________________

"Kael sayang, ikut bunda beli bahan makanan yuk!" Ajak bunda kepada anak keduanya itu.

Kael yang dipanggil menolehkan pandangannya.

"Iya bun, sebentar!" Kael menutup laptopnya, lalu segera bersiap untuk ikut pergi bersama sang ibunda.

Setelah siap ia dan bunda pergi ke supermarket dekat rumah mereka. Mereka berdua pergi menggunakan mobil bunda, Kael yang menyetir.

Sesampainya di supermarket, Kael dan bunda langsung pergi ke section bahan makanan, seperti sayur, dan buah. Kael juga membeli makanan instan dan snack untuk dimakan bersama adiknya nanti.

"Bunda, abang boleh beli es krim juga? Buat dimakan bareng Seno juga nanti," tanya Kael sambil mengangkat dua kotak es krim.

"Boleh, tapi nanti dimakannya dikit-dikit ya. Takut kalian sakit."

"Oke bundaa."

Setelah semua bahan makanan dan beberapa snack selesai mereka membayar belanjaan mereka di kasir. Lalu, mereka berdua pergi ke toko sebrang Supermarket untuk membeli jus Semangka yang Kael inginkan.

Saat ingin membayar, bunda baru ingat dompetnya ada di mobil.

"Kakak tunggu di sini dulu, bunda mau ambil dompet di mobil," Kael tak membalas, ia fokus dengan jus semangka yang sedang di buat di depannya.

Bunda hanya menggelengkan kepalanya, ia lantas pergi mengambil dompernya di mobil. Namun, ketika menyebrangi jalan, ada mobil truk yang tidak bisa berhenti menuju bunda yang sedang menyebrang.

Citt!

BRAK!

"BUNDA!"

Lalu setelahnya, hanya ada suara ambulans yang menguar. Sorak suara para warga yang ada di sana, menanyai nasib bunda. Kael hanya mampu menangis ketika ia sampai di depan ruang Unit Gawat Darurat, disusul kedatangan sang ayah dan adik bungsunya.

"ARGHH DASAR ANAK SIALAN KAMU!" Teriak sang ayah saat sampai di sana.
Plak

Bugh

"Ayah sudah yah, cukup. Kasihan kakak, bukan kakak juga salah," Seno berusaha menenangkan sang ayah yang sedang memukul Kakaknya.

"Ck! Kalau saja kamu tidak merepotkan Alie, dia pasti masih bisa pulang ke rumah. Sekarang-"

Ketika ayah belum sempat melanjutkan kalimatnya, dokter yang menangani bunda keluar dari ruangan.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?"
Tanya ayah.

Sebelum menjawab, dokter menghela nafas sejenak.

"Kondisi pasien sangat memprihatinkan. Walau begitu, pasien seharusnya masih bisa selamat jika saja otak nya masih bisa berfungsi," ucap sang dokter.

"Maksud dokter?"

"Sayangnya, otak pasien sudah berhenti berfungsi. Selain itu, pasien terus mengalami pendarahan karna otak yang sudah tidak berfungsi," lanjut sang dokter.