_________________________________________
fantasy is just an imagination, but without imagination fantasy is just a hallucination
_________________________________________
Pada Abad 10 di sebuah hutan pegunungan Longshang bagian barat sang ratu Gold Eye Clan setiap malam melakukan meditasi roh selama 300 tahun lamanya untuk memperkuat suatu hal
tiba-tiba hembusan sebuah energi gelap melalui semilirnya angin datang menembus keheningan di goa meditasi yang ia tempati ..."Energi ini.." ucap Ling Mei yang teringat pada seseorang yang cukup istimewa baginya
Brughh*
"Shhh"
Kelopak mata sang ratu yang awalnya tertutup perlahan terbuka ketika mendengar ada seseorang diluar goa merintih kesakitan, matanya yang berwarna emas seketika menyala dan...
"Siapa disana?!" Ucapnya menggaung dari dalam goa, ia pun melangkahkan kaki dan bersiap untuk menyerang siapa orang yang mengganggu meditasinya
Setelah sampai di ujung goa Ling Mei mendapati seorang pemuda yang tak asing baginya sedang terluka parah, darah yang mengalir deras bercucuran di setiap lekuk tubuhnya terpapar sempurna di depan mata serta energi gelap yang menyelimutinya sangat mencekam
"Hei?! Apa yang terjadi padamu?" ucapnya yang mencoba membangunkan pemuda itu
"T-tolong aku.." lirihnya setengah sadar
"(Mengangguk) Tenangkan dirimu" ucap Ling Mei memulai formasi sihirnya
◇◇◇
_________________________________________Pemuda itu adalah wujud samaran dari anggota lightning Clan
Yìzhēn hmmm menarik bukan? Meskipun ia samaran anak dari saudagar kaya raya, ia tinggal jauh dari pegunungan yang di tempati oleh Eye Clan mengapa ia kemari? Hmmm pada abad ke 9 ayah Yizhen jatuh sakit karena sebuah virus yang menyelimuti seluruh desa bukit lingtian setiap malam harinya, mendengar ada sebuah batu magis yang kaya akan spiritualnya untuk menyembuhkan segala penyakit ia langsung melakukan perjalan selama 1 abad lamanya
_________________________________________◇◇◇
Karena kekuatan khas dari Gold Eye Clan ialah menyembuhkan segala penyakit dengan darah mereka Ling Mei langsung saja menyayat sebuah luka di ujung telunjuknya
Tetesan darah yang mengalir langsung saja ia oleskan di pucuk bibir pemuda itu agar darahnya bisa menjadi kekuatan di dalam tubuh yang lemah itu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Clan Level Sky
RandomAlam semesta yang memutar poros garis waktunya seakan menceritakan tentang masa lalu yang beralurkan sendu nan pilu Guratan tinta sang semesta menuliskan seluruh takdir jagat raya, melodi cinta yang hadir dalam bait aksaranya sungguh terkenang dala...