PROLOG

8 0 0
                                    

Hari ini langit tampak begitu cerah, awan berjalan beriringan dengan langkah seorang gadis cantik dengan permen susu yang khas di mulutnya. Banyak anak anak seusianya bahkan mungkin lebih tua dua tahun berjalan santai memasuki salah satu sekolah ternama di kota ini yaitu Bina Bangsa International School.

Entah apa yang merasuki mama sehingga wanita paru baya itu rela merogok puluhan juta demi memasuki anak semata wayangnya di sekolah tersebut. Pikiran buruk mulai merasuki gadis tersebut, sekolah mahal pasti punya tingkat selera pergaulan yang mahal juga, ia takut tidak bisa menyeimbangkan pergaulan ditempat nya saat ini.

'Astagaa mama, kenapa si aku harus masuk sini?'

Tak berapa lama sampailah ia di depan gerbang SMA tersebut. Seperti sekolah pada umum nya, terdapat satpam pintu gerbang untuk menjaga sekolah tetap aman. Gadis itu menghampiri pos satpam kemudian bertanya dimana keberadaan ruang kepala sekolah. Satpam tersebut mengarahkan ke salah satu koridor dekat  parkiran siswa kemudian mengisyaratkan untuk berbelok ke kiri. Gadis itu mengucapkan terimakasi lalu bergegas secepat mungkin, karena pelajaran akan segera dimulai.

"Permisi Pak"

Pak Raman selaku kepala sekolah di SMA Bina Bangsa International tersenyum lalu mengajak gadis tersebut duduk di sofa dekat dengan meja kerjanya.

"Kamu anak pindahan kan?" Tanya Pak Raman, dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Baik, Valeria Guitama benar nama kamu?" kini gadis bernama Valeria itu mengangguk antusias karena namanya telah terdaftar, setidak nya ia merasa tenang.

Setelah beberapa lama membolak balikan kertas, serta mengisi beberapa informasi, Pak Raman membuka suara memberitahu kelas yang akan ditempat Valeria selama 3 tahun kedepan.
"Valeria kamu berada di kelas X IPA 1, nanti bapak akan meminta guru yang mengajar pada jam pertama untuk mengantar kamu, tunggu sebentar" Tangan Pak Raman mengambil ponsel dari dalam saku kemeja kemudian mengetik sesuatu.

Sekitar 10 menit berlalu, seorang guru dengan name tag Septian masuk ke ruang kepala sekolah kemudian diberi arahan untuk mengajak Valeria ke kelas yang telah ditentukan. Valeria cukup merasa panik, pikiran buruk kembali muncul, bagaimana jika teman teman nya tidak suka? bagimana jika anak anak dikelas nya tidak menyukai kedatangan murid baru? hal hal negatif terus bermunculan, wajah nya kini terlihat sangat panik sampai Pak Septian pun menyadari perubahan raut wajahnya.

"Tidak usah takut Valeri, sekolah ini sama seperti sekolah sekolah lain. Anak anak suka bergaul, mungkin ada beberapa yang membuat perkumpulan atau ya geng lah disebutnya kalau zaman sekarang, tapi Bapak yakin kamu bisa berbaur." Valeria sedikit terkejut karena ucapan Pak Septian, namun ada sedikit rasa tenang. Ucapan Pak Septian menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya.

"Mari ikut bapak, sebentar lagi kelas akan dimulai"

Valeria mengangguk lalu berjalan mengikuti Pak Septian dari belakang. Sepanjang koridor Valeria sama sekali tidak berhenti berdecak kagum, sekolah ini benar benar menawan, entah bagaimana menyebutkan nya namun Valeria benar benar menyukai sekolah ini, kini ia tahu kenapa mama begitu bersikeras memasukan dirinya kesekolah ini, selain karena bentuk yang cantik dan menawan, SMA Bina Bangsa juga termasuk kategori sekolah dengan lulusan terbaik setiap tahun, tak hanya itu, setiap tahun SMA Bina Bangsa akan melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri bagi anak anak berprestasi.

"sudah sampai, kamu siap?" Valeria mengangguk lalu menarik napas dalam dalam kemudian berjalan memasuki kelas.

"Weh anjoy siapa tuh cakep banget."

"Populasi cewe cantik di Bina Bangsa makin banyak!! i like it"

"buset cakep banget nih orang."

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang