01

465 34 0
                                    

Pukul setengah tujuh pagi, sekolah tampak ramai oleh siswa-siswi yang sedang berkeliaran sebab kegiatan belajar akan segera dimulai. Joandra putra Erlangga, remaja yang kerap disapa Joan itu tengah berdiri ditengah-tengah lapangan dengan sosok remaja yang berpenampilan urak-urakan.

Ia menatap jengah sosok remaja dihadapannya Sekarang, ia terlalu malas untuk meladeni orang ini yang hanya diam saat berhadapan dengannya.

"Sekarang apa, Marvel?"

Sosok itu, Marvel Aditya Pratama. Remaja berandalan yang diam-diam menyukai joandra.

Marvel berjalan mendekati joandra, lalu berbisik.

"Berhenti berdekatan dengan Lia, Jo."

Sungguh, Joan lelah menghadapi sifat Marvel yang susah ditebak. Kadang mavel akan bersifat dingin lalu tiba-tiba bersifat posesif padanya, Joan bingung. Ia dan Marvel bahkan tak punya hubungan apapun, berteman? Jawabannya tidak. Joan sama sekali tak mengenal Marvel, saat Joan mengikuti kegiatan OSIS Joan tak sengaja bertemu Marvel yang saat itu terlambat datang.

Marvel, orang itu selalu mengganggunya. Ia bahkan rela harus membuang waktunya untuk bertemu dengannya, gila memang. Tapi ini lah dia, Marvel si berandalan yang tidak suka dibantah.

"Dia pacar gw, vel."ucapnya dengan nada sedikit membentak, jika boleh jujur ia sangat ingin menjauhi orang ini.

"Gw udah bilang kan Jo? Jauh-jauh dari Lia, gw gak suka ngerti?"ucap Marvel sembari mencengkeram kuat dagu Joan, ia tak malu ditatap banyak orang seperti ini.

Ingat? Mereka sekarang tengah menjadi tontonan warga sekolah, jika kalian bertanya bagaimana perasaan Joan sekarang, jawabannya ia malu. Malu menjadi tontonan gratis seperti sekarang ini.

Joan meraih pergelangan tangan Marvel, lalu mengusap tangan itu perlahan. Ia mengalah untuk sekarang ini "iyaaa, gw bakal jauhin. Sekarang lepasin, gw malu vel."

Joan melihat seringaian Marvel yang merasa dirinya menang, ia sudah cukup sabar menghadapi manusia ini. Jika Joan memilih meladeni orang ini maka masalah nya tidak akan pernah selesai

"Pintar."Marvel berucap sedemikian dengan segera ia menarik tangan Joan menjauh dari lapangan, berjalan kearah atap sekolah.

Marvel sangat benci ketika melihat Joan terlalu dekat dengan Lia, ia cemburu tapi tak ingin mengakuinya kepada Joan. Ia mengaku menyukai Joan tapi tidak ingin menjadikan Joan pacarnya, aneh bukan? Inilah Marvel si egois dan arogan.

Ia menarik Joan agar duduk dipangkuan nya lalu menempelkan bibir mereka sebentar "jangan coba-coba untuk mendekati nya Jo."

Joan lebih memilih menganggukkan kepalanya, ia hari ini tak ingin berdebat. Berdebat dengan Marvel takkan berbuahkan hasil.

"Gw harus pergi, vel."

Marvel mengerutkan keningnya lalu meremat pinggang Joan, menatap tajam joandra lalu berucap "kemana? Menemui Lia? Lo mau gw bikin Lia sekarat lagi?"

sungguh, ia sudah hilang kesabaran. Joan turun dari pangkuan Marvel lalu meraih kerah baju nya dan memukul Marvel kuat, Joan kali ini marah. Ia tak terima pacarnya di perlakukan seperti binatang oleh geng Marvel. Apa salah Lia pada Marvel hingga dia berbuat semaunya seperti itu? Joan yang pacar lia bahkan tak berani menyentuh nya sedikitpun, sedangkan mereka? Bajingan.

"BERHENTI MENYENTUH LIA BRENGSEK!" Joan tak sadar telah membentak Marvel, ia sekarang tengah marah, bayangkan orang yang kalian cintai di sakiti oleh orang gila seperti Marvel, Joan sangat ingin membalas perbuatan Marvel namun ia sadar, ia tak seberani itu pada Marvel.

Marvel yang di pukul oleh joan pun tertawa, sungguh menggemaskan. Joan berani padanya? Apa dia bosan berjalan? Jika saja ini bukan disekolah, Marvel sudah pasti akan langsung menyeret Joan ke apartemennya lalu memaksa nya untuk membuka pahanya lebar-lebar. Menyenangkan bukan?

"Lucu sekali, kamu begitu khawatir pada si jalang itu Jo?" Marvel menyeringai lebar, mendekati Joan yang memundurkan langkahnya, tentu dia mundur bukan. Siapa yang berani dengan Marvel saat orang ini sedang dikuasai oleh amarah. Joan tidak seberani itu, kita pertegas lagi dia tak seberani itu.

"a-aku, bukan begitu maksudku vel. Aku hanya ingin belajar dikelas ku, hanya itu." Joan berucap dengan suara yang gemetar ketakutan, siapa yang tidak takut saat ditatap dengan tatapan yang datar penuh amarah?

"Lalu bertemu dengan jalang sialan itu?!" Marvel kali ini meninggikan suaranya, dia cukup kesal sekarang ini.

Joan ingin berteriak sekarang ini, tolong bantu dia untuk mengingat siapa orang yang sedang ia hadapi ini. "Vell, aku-"

Belum sempat Joan mengakhiri ucapannya, Marvel malah menyela. Ia menggendong Joan di pundaknya "kita ke apartemen gw aja."

Habis sudah Joan, ia tak ingin ini. Ia takut, ia sudah izin selama seminggu karena tidak bisa berjalan. Dan sekarang? Marvel ingin ia tak bisa berjalan lagi?! Cukup sudah. Joan ingin ini semua berakhir dengan cepat.

kapten vs berandalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang