04

245 21 0
                                    

Disebuah ruangan yang nampak gelap, kini terlihat dua orang remaja yang sedang menetralkan nafasnya, setelah kegiatan panas mereka.

Tebak, siapa mereka?

Dua orang itu bukan lain adalah, Marvel dan joan

Sang dominan kini berbisik sensual kearah telinga si pria kecil yang tengah ia peluk erat itu "terimakasih atas kepasrahan mu, joandra." Ia memilih meniup daun telinga sosok yang tengah menangis dalam diam itu.

"Kapan, ini selesai mar?" Ucap pria yang kini terlihat lemah, ia pasrah, pasrah atas segalanya.

"Kenapa, sayang? Kamu lelah?" Ucap Marvel dengan nada datar, ia mengelus perut rata Joan dengan lembut.

Marvel, bisa dengan jelas mendengar suara isakan yang begitu terdengar rapuh. sosok yang ia cintai menangis?

Ia membalikkan paksa tubuh Joan agar menatap kearah nya, ia memeluk erat tubuh rapuh itu "maaf, jo. Gw cuma gamau lo deket Lia, You understand, right?"

Joan yang tengah terisak itu kini memilih membalas pelukan itu, ia bingung. Kenapa harus dia? Kenapa harus dia yang terjebak dengan Marvel?

"Lepasin gw, vell..."sudah cukup, dia tidak sekuat itu untuk bertahan dalam belenggu Marvel.

Marvel yang mendengar permintaan Joan Menggeram pelan "gw cuma mau lo nurut smaa gw Jo, sesusah itu? Kalo lo nurut, gw gabakal nyiksa lo kaya gini, Jo. "

"Tapi perintah lo berat bagi gw, Marvel."ia tak sanggup lagi menahan tangisannya, biarlah kini ia terlihat tak berdaya dihadapan Marvel.

"Apa yang susah, Jo? Gw cuma minta jangan terlalu Deket sama Lia, That's all, is it too hard for you?!" Marvel menatap tajam wajah rapuh dihadapan nya, ia jengkel dengan Joan.

Joan memilih bangkit walaupun bagian bawahnya terasa begitu sakit, ia sudah lelah menghadapi sikap Marvel yang tak mau kalah ini.

Ia memungut pakaian nya yang berserakan dibawah, lalu memakai pakaian nya dengan buru-buru.

Marvel melihat itu hanya diam, baiklah. Kali ini ia akan memilih mengalah untuk beberapa waktu saja, ingat, hanya beberapa waktu

Joan kini beranjak keluar dari kamar apartemen marvel, ia tak lagi memikirkan hal yang akan terjadi saat ia memilih pergi darisana.




















Setelah pergi dari apartemen Marvel, Joan kini berada di apartemen sang sahabat, yaitu renza.

Dapat Joan lihat cara renza menatapnya dengan tatapan perihatin

"Jangan lihatin gw kaya gitu, ren."Joan mulai jengah dengan renza

Renza, sosok sebagai sahabat Joan kini menghela nafas. Ia bisa tebak siapa yang membuat sahabatnya sekacau ini.

Renza hanya tak menyangka, Marvel bisa berbuat seperti ini saat ia sudah tahu bahwa joan sendiri mempunyai kekasih.

"Marvel lagi?"

Ia dapat melihat Joan mengangguk lemah, renza geram. Kenapa sahabatnya tidak melawan? Kenapa malah bersikap pasrah saja?

"Jo, berhenti. Berhenti bersikap kaya gini, lawan Jo." Renza sudah muak mendapati temannya selalu datang kepadanya dengan keadaan berantakan.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan bajingan yang bernama, Marvel itu?

Joan kini hanya bisa diam membisu, melawan? Bukan kah itu terlalu berisiko untuk dia dan kekasihnya? Terakhir kali ia melawan yang ia dapat bukan kemenangan. Namun yang dia dapatkan malah kekalahan, dia kalah menyelamatkan kekasihnya, Lia.

Lia, sosok wanita yang begitu Joan cintai dari dulu sampai sekarang. Wanita itu begitu lugu bagi Joan, dia sosok yang mampu membuat Joan nyaman setelah keluarga nya. Lia yang tak tahu menahu tentang Joan dan Marvel, kini malah ikut terkena imbasnya. Terakhir saat Joan memilih untuk melawan Marvel, Lia dipaksa untuk bersetubuh dengan seorang wanita yang dipakaikan alat kelamin laki-laki, sungguh Joan Masih ingat kejadian itu.

Joan masih bisa mendengar jelas raungan kesakitan wanita yang ia cintai seumur hidup.

Ia benci Marvel, tapi untuk melawan Marvel.. Joan masih mempertimbangkannya, melawan sama saja mencari masalah baru.

Ia menghela nafas lalu merebahkan dirinya di tempat tidur renza

"Itu ga mudah, ren. Marvel punya kuasa, ngelawan dia sama aja uji nyali"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





























Maaf yaaaa

See you

kapten vs berandalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang