02

254 24 0
                                    

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan ke apartemen Marvel, kini mereka sudah berdiri didepan pintu apartemen Marvel.

Joan ingin sekali berlari dari sini, tapi itu tidak bisa. Pergelangan tangannya dicengkeram dengan erat oleh Marvel, ia takut, sangat takut dengan Marvel.

Sedangkan Marvel, orang ini tengah menekan nomor digit pintu apartemen nya, setelah terbuka ia dengan kasar menarik Joan masuk kedalam tanpa memikirkan kondisi pergelangan Joan.

"Vell, maaf..a-akuu-"joann sungguh takut, takut dengan keadaan yang akan terjadi

Marvel, sosok yang tengah menatapnya dengan tajam kini mendorong tubuh Joan ke sofa,ia lalu menindih tubuh Joan "gw udah bilang kan? Nurut, sesusah itu nurut sama gw Jo?" Tangan Marvel kini dengan lancang mengelus paha Joan yang masih terbalut celana sekolahnya.

Joan ingin menangis rasanya di perlakukan seperti ini oleh Marvel, ia tak berbohong, Marvel sungguh menakutkan. Ia takut Marvel menyentuh tubuhnya lagi.

"Maaf, vell aku ga bermaksud. Ia aku salah, a-aku bakal nurut. Aku janji, vel."cukup, untuk kali ini ia akan memilih menyerah, ia sudah cukup lelah dengan Marvel. Joan tidak ingin membuka pahanya lagi untuk Marvel.

"Semudah itu, sayang?"setelah berucap begitu, Marvel dengan cepat menarik pakaian yang tengah dikenakan Joan dengan bruntal, ia tak akan mengampuni Joan untuk hari ini.

Joan yang kaget tentu saja memberontak, ia memegang tangan Marvel, lalu menggeleng. Ia tak mau bersetubuh lagi dengan Marvel "jangan, Marvel."

Marvel sangat suka dengan reaksi Joan yang takut dengannya, ia lebih suka Joan yang takut dengannya ketimbang Joan yang berani dengan nya, ia lalu mendekati wajahnya kearah Joan, lalu berbisik "ini hukumanmu, sayang."

kapten vs berandalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang