Diterima?

318 31 3
                                    

Setelah pergi dari restoran, Mingyu membawa Seungcheol entah kemana tujuannya sebab sejak tadi Seungcheol hanya diam memandangi luar jendela mobil ingin menanyakannya pun Mingyu takut merusak suasana hatinya yang sedang tidak baik untuk saat ini. Dan ia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi, apa hubungan Seungcheol dengan pria tadi? Kenapa Seungcheol merasa ketakutan? Dan maksud pria itu untuk membahagiakannya? Ah Mingyu bisa pusing untuk memikirkannya.

"Dek cheol." Panggil Mingyu, Seungcheol menoleh menatap Mingyu dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.

"Kamu gapapa kan?" Khawatirnya.

"Aku gapapa kak, maaf membuat kakak khawatir." Ucap Seungcheol menunduk.

"Iya gapapa, ini maunya pulang apa kemana?" Pulang? Dengan keadaan mata sembab? Seungcheol tak mau membuat keluarganya khawatir dengan keadaannya yang kacau apalagi sampai mengetahui bahwa Namjoon muncul kembali.

"Terserah mau kemana, asal jangan pulang dulu ya kak. Aku ga mau mami sama papi liat kondisi kek gini." Pinta Seungcheol, Mingyu hanya bisa mengangguk mengiyakan karena tak tau harus bicara apa lagi.

Kemudian mobil mereka berhenti di taman pusat kota yang begitu ramai mengingat hari ini weekend, Mingyu keluar dari mobil terlebih dahulu lalu bergegas membukakan pintu untuk Seungcheol, Seungcheol sendiri sedikit tersipu diperlakukan seperti itu ah rasanya memiliki kekasih seperti Mingyu akan selalu diperlakukan istimewa.

Berjalan menyusuri taman yang ramai melihat anak anak yang sibuk bermain, muda mudi yang kasmaran, ada yang piknik bersama keluarga dan lain sebagainya nasib baik cuaca hari ini begitu cerah. Namun, tidak untuk Seungcheol saat ini..ia sejak tadi hanya diam dengan pandangan melamun ditanya Mingyu hanya dibalas dengan senyuman singkat. Pikiran dan hatinya berkecambuk antara saat Namjoon kembali hadir setelah sekian lama lalu memikirkan perasaannya pada kakak tingkat yang bersamanya saat ini, sebenarnya ia tak ingin memberi harapan lebih untuk Mingyu karena takut akan membuatnya kecewa.

"Dek." Seungcheol membuyarkan lamunannya.

"Ada apa?"

"Kamu mau beli minum? Atau beli makan?" Tawar Mingyu.

"Minum aja, terserah kakak beli yang mana." Mingyu pun mengangguk kecil.

"Ya udah kamu tunggu dulu disana ya, kakak ga lama." Ujar Mingyu menunjuk pada bangku kosong dekat air mancur, Seungcheol hanya mengiyakan kemudian Mingyu berlalu.





Tak butuh waktu lama Mingyu telah kembali dengan dua cup bubble tea serta permen kapas berukuran sedang, Seungcheol yang sedari tadi sibuk memandangi anak anak bermain reflek bergeser sedikit saat menyadari keberadaan Mingyu.

"Ini." Mingyu menyodorkan bubble tea untuk Seungcheol,Seungcheol menerimanya.

"Kenapa beli permen kapas?"

"Oh ini? Tentu saja untukmu." Mingyu menyodorkan permen kapas tersebut pada Seungcheol, Seungcheol pun menerimanya dengan malu malu.

"Makasih kak." Ayolah jantungnya berdetak lebih kencang sekarang jika dihadapkan Mingyu yang bersikap manis padanya. Duh Seungcheol jadi bingung harus bagaimana ia bimbang akan perasaannya, ia tak tau harus bagaimana menanggapi pernyataan Mingyu semalam sungguh hatinya campur aduk.

"Dek/kak."

"Kakak duluan."

"Engga kali ini kamu duluan yang ngomong." Kan tambah dugun dugun Seungcheol, keringat dingin mulai menjalari tubuhnya sungguh ia sangat gugup untuk mengatakannya.

"K-kak tentang se-semalam..." ujar Seungcheol terbata bata sembari menunduk ke bawah.

"Iya? Kenapa?"

Your my love, Cherry (GyuCheol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang