8-

14 2 0
                                    


1 bulan berlalu, setelah kejadian itu Sifat Lyora semakin berbeda,ia menjadi dingin dan kasar kepada Aslan,

Sore

"ng-ngga,ngga mungkin" ia menangis sejadi sejadinya,karena mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.

"gue belum siap" gumam nya di sela sela tangis.

Malam hari Aslan baru pulang dan langsung memasuki rumah,ia melihat Lyora sedang duduk menonton film.

"Lyo.." Panggil Aslan

"Hm?" Tanya Lyora tanpa menoleh.

Aslan langsung menghampiri Lyora dan sedikit terkejut melihat mata sembabnya.

"Lyo,mata kamu...kamu kenapa?" Tanya Aslan khawatir.

"bacot"  Lontar Lyora.

Aslan hanya sabar mendengar hal itu

"Lyo, cerita sama saya, ya" Ucap Aslan berusaha membujuk.

"Bisa diam ngga!!" Ucap Lyora marah.

"Ma-maaf...." Ucap Aslan
Ia langsung pergi menuju kamar.

Saat Aslan sudah pergi Lyora menangis mengingat bahwa dirinya sedang hamil.ia takut.
(Gue benci,gue benci) batin Lyora.

Tak berselang lama Aslan turun dan melihat Lyora sedang menangis,Aslan langsung menghampiri Lyora
"Lyora ada apa?" Tanya Aslan khawatir.
Lyora semakin menangis kencang.

"Lyo,saya mohon cerita sama saya" Ucap Aslan berusaha membujuk.

"Gue....gue hamil" Ucap Lyora sedih

Aslan bahagia mendengar itu,tapi merasa sedikit bersalah melihat Lyora.

"Gue ngga mau anak ini,gue belum siap" Ucap Lyora.ada rasa kasihan pada diri Aslan tetapi itu tidak boleh terjadi mau bagaimana pun anak ini tetap ada.

"Lyo, ayo lewatin semua ini sama sama,saya janji" Ucap Aslan penuh keyakinan.

Lyora hanya mengangguk pasrah,karena tidak mungkin juga ia membunuh anak yang sedang berada dalam perut nya itu.Mau bagaimana pun juga itu adalah anaknya.








Vote dan Like
💖💖

𝘿𝙐𝘼 𝙋𝙄𝙇𝙄𝙃𝘼𝙉{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang