04 • Gairah Tersembunyi dan Cinta Terlarang

2.8K 90 12
                                    

Desahan kita berdua menggema di kamarku, saat ini Ega sedang bersemangat menyetubuhiku.

"Ahhh...Ega...lagi...lebih cepat," racauku.

Aku dibuat tergila-gila karena penisnya keluar masuk dengan kasar di dalam lubang anusku.

"Mas... Ega sudah mau keluar," desahnya.

"Keluarin di dalem aja...buat becek Mas Ageng."

Tubuh Ega bergetar, spermanya pun keluar di dalam anusku. Sensasi hangat yang begitu nikmat aku rasakan. Ega pun merebahkan tubuhnya di atas tubuhku. Sperma Ega meleleh dan keluar dari sela-sela penisnya yang masih tertanam di dalam lubang anusku. Anusku terasa becek karenanya.

Aku kira penisnya akan melemas, ternyata penis Ega kembali tegang.

"Mau berapa ronde lagi?" Tanyaku.

"Sampe Mas Ageng bisa hamil," ujarnya sambil beranjak turun menjilati tubuhku hingga turun ke penisku.

Dilahap lah penisku oleh Ega, tak lupa dia mengobok-obok lubang anusku dengan jari-jarinya. Lihai sekali Ega dalam mempermainkan tubuhku. Dirasa cukup, Ega membenamkan wajahnya di belahan pantatku, lalu dia julurkan lidahnya di bibir anusku. Dia jilat sisa spermanya tanpa ragu.

"Ahhh....Ega," desahku sambil memegangi kepalanya.

Aku tak menyangka dalam kurun waktu beberapa bulan saja Ega menjadi mahir dalam melakukan seks sesama. Dia begitu paham bagian tubuh mana saja yang membuatku menjadi menggeliat kenikmatan.

Namun kenikmatan kali ini berakhir dengan tiba-tiba karena aku mendengar suara kakakku, "Mamah pulang."

Aku pun langsung mendorong Ega dan menghentikan seks yang kita lakukan. Karena aku tak ingin kakakku melihat anaknya sedang menggauliku.

Kita berdua langsung merapihkan diri, Ega pun keluar duluan. Aku pun membersihkan sperma yang masih menempel di tubuhku terlebih dahulu. Setelahnya aku ikut keluar dari kamar dan segera menyapa kakakku.

"Eh Kak, pulang kapan?" Tanyaku polos.

"Baru tadi, ini capek banget. Kamu buatin teh manis gih, Kakak mau istirahat disini dulu."

Aku pun segera membuatkan teh manis untuknya. Aku perhatikan kakakku benar-benar sayang dengan Ega, hal itu membuatku merasa bersalah karena selama ini telah berhubungan badan dengan anaknya.

"Ini Kak," aku sajikan teh padanya.

"Geng, kamu sudah dapet kerjaan?" Tanyanya.

"Sudah Kak, baru satu bulan kerja."

"Syukurlah, sorry yah kakak gak bisa bantuin. Lagi sibuk kerjaan, banyak job di luar kota jadi gak bisa bantu kamu," paparnya.

"Gak papa kok Kak, makasih banget loh bisa ngizinin tinggal di sini."

"Ihhh, adik kesayanganku menggemaskan banget," dia cubit pipiku. "Oh iya kalian berdua bisa akur kan?" Tanyanya.

"Akur kok Mah," jawab Ega dengan sigap.

"Syukurlah kalau begitu."

"Kak, Ageng mau balik ke kamar dulu, mau refreshing main game dulu," ucapku.

"Iya sok."

"Ega juga mau ke kamar dulu ya Mah," ucap Ega.

"Kamu mau kemana? Sini pijitin kaki mamah, capek banget."

Aku pun segera kembali ke kamar ku, setelah masuk aku tutup rapat-rapat pintu kamarku. Kemudian aku bersandar di pintu, menyesali perbuatan yang telah aku lakukan pada Ega. Karena seharusnya kita berdua tidak sepatutnya melakukan hal seperti itu.

SMA • Susu Mas AgengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang