03 • Gejolak Birahi yang Tak Terbendung

10.8K 256 15
                                    

***Mas Ageng POV

Ega memberikan syarat yang cukup sulit. Menahan birahi selama satu minggu cukup sulit bagiku. Aku bisa saja mengingkari syarat dari Ega. Namun aku bukan tipe seperti itu, karena aku yakin jika aku melaksanakan persyaratan dari Ega hasilnya akan lebih memuaskan.

Selama seminggu ini aku harus bisa menahan gejolak birahiku. Walaupun susah aku harus bisa menahannya. Hingga pada akhirnya aku pun bisa melewati satu minggu yang penuh dengan siksaan.

Hari dimana Ega akan menghujamkan penisnya ke dalam anusku pun akhirnya tiba juga. Namun sialnya aku mendapatkan panggilan untuk interview kerja. Alhasil pagi harinya aku bersiap-siap untuk melakukan interview kerja. Padahal pagi ini juga aku ingin segera merasakan penis Ega.

"Rapih banget Mas, mau kemana?" tanya Ega saat aku mau pergi.

"Mau interview kerja."

"Good luck," ucapnya.

Aku menjadi lebih semangat karena Ega menyemangatiku.

***

Singkat cerita interview yang aku lakukan berjalan lancar dan informasi tentang penerimaan akan dikabarkan dikemudian hari.

Di perjalanan aku membuka beberapa chattingan dari orang-orang yang biasa ajak aku sex. Mereka terheran-heran kepadaku, biasanya aku meminta mereka untuk datang ke rumah dan menusukku tetapi selama seminggu ini aku tidak meminta mereka untuk menusuk anusku dengan penis mereka.

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar untuk beristirahat. Namun, ketika aku masuk ke kamar Ega sudah tertidur di kasurku. Mungkin dia terlalu lama menungguku, soalnya saat interview aku mendapatkan urutan paling akhir.

Aku pun berniat untuk mandi karena tubuhku bau keringat. Saat aku ingin melepaskan kemejaku, tiba-tiba Ega memelukku dari belakang dan berbisik, "Lama banget, Ega sudah tidak tahan."

Hembusan nafasnya terasa di telingaku. Lalu kedua tangannya kini mulai bergerilya di dadaku. Meremas-remas dengan lembut ke dua dadaku.

Sembari meremas-remas dadaku, Ega mulai melepaskan kancing kemejaku, sehingga Ega dengan mudah melepaskan kemejaku. Jari-jemarinya langsung memainkan kedua putingku yang sudah keras. Aku sangat menikmati permainan tangan Ega pada kedua putingku. Alhasil aku mendesah lembut, "Ahhhh...Ega... Ahhhh."

Tak lupa kita berdua juga saling bercumbu. Bibirku tak lepas dari bibirnya yang menyeruak ke dalam mulut Ega. Tak lupa kita juga beradu lidah. Cumbuan kita berdua berhenti ketika Ega membalik badanku, dan tanpa pikir panjang dia langsung menjulurkan lidahnya pada puting susuku yang sudah mengeras.

"Mas, susunya gak kalah gede dari susu wanita," pujinya.

Aku hanya tersenyum manis mendengar pujian Ega. Selain ia jilati, Ega juga menggigit-gigit manis putingku dan membuatku sedikit menggeliat serta mendesah, "Ahhhh...Ega...enak banget."

"Mas belum mandi kan?" tanyanya disela-sela ia sedang menggigit putingku.

"Ahhhh...iya," jawabku.

Ega kemudian menghentikan gigitannya, lalu dia mengajakku untuk bermain di kamar mandi, "Mainnya di kamar mandi yuk, Mas!"

Aku pun mengangguk menerima tawaran Ega. Setelah itu Ega mengajakku ke kamar mandi. Ia segera tanggalkan semua kaos dan celana yang dia pakai hingga terlihatlah penisnya yang cukup besar tegang maksimal.

Tak lama kemudian, Ega kembali mendekapku dari belakang. Dia meremas-remas lagi dadaku, Ega nampaknya sangat menyukai dadaku yang gempal itu. Tak lupa dia juga melepaskan celana bahanku, hingga hanya tersisa celana dalam saja yang masih membalut tubuhku.

Aku pun menyalakan shower untuk menambah sensasi. Lalu Ega pun mengguyur tubuhku dengan shower. Selain itu Ega juga mulai mengoleskan sabun di sekujur tubuhku. Bukan olesan biasa, gerakan tangannya seperti sedang memijat tubuhku. Lembut dan membuatku relaks.

Bibirnya dengan manis menggigit telingaku, dan membuat tubuhku bergetar pelan. Sembari menggigit telingaku, Ega juga memilin kedua putingku dengan lihai. Putingku yang keras dengan mudah ia mainkan.

Tak puas dengan puting susuku, jari-jemarinya menjalar ke seluruh tubuhku menyentuh setiap titik sensitif yang ada ditubuhku. Jari-jemarinya juga mulai menelusup di dalam celana dalamku dan dia raih penisku yang sudah tegang dari tadi.

Ega elus dengan lembut kepala penisku, dia juga mengocok penisku dengan gerakan pelan namun begitu nikmat rasanya. Tak tahan aku pun melepaskan celana dalamku dan meraih penis Ega. Lalu aku arahkan penisnya ke dalam lubang anusku. Namun Ega menepis tanganku dan berkata, "Ega gak mau cepet-cepet, Ega sedang fokus menikmati tubuh Mas Ageng dulu."

Setelah itu Ega kembali meremas-remas dadaku, untuk mengimbangi permainannya aku pun menggesek-gesekan pantatku pada penisnya. Ega nampaknya suka dengan hal ini, terdengar dari dirinya yang mendesah di telingaku, "Ahhhh....Mas."

Hanya dengan bergesekan dengan penis Ega saja aku sudah menggila, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ketika aku merasakan penisnya bersarang di dalam anusku.

Remasan kedua tangan Ega kini lebih liar dari sebelumnya. Satu tangannya mengocok penisku dan tangan lainnya menyeruak masuk ke dalam belahan pantatku. Lalu dia sentuh bibir anusku, kemudian tanpa pikir panjang jari-jemarinya menyelinap masuk ke dalam lubang anusku. Sontak tubuhku pun bergetar dan aku mengeluarkan desahan-desahan nikmat. "Ega....Ahhhh."

Kedua tangannya dengan lihai memainkan anggota tubuhku, yaitu penis dan lubang anusku secara bersamaan. kenikmatan yang diberikan oleh Ega benar-benar membuatku gila. Cukup lama Ega melakukannya, dia pun menghentikan permainan kedua tangannya.

"Pindah di kasur yuk!" ajaknya dan dengan mengguyur tubuhku yang penuh busa sabun. Tak lupa dia juga mengeringkan tubuh kita berdua dengan handuk.

Karena tak sabar setelah tubuh kita kering, aku langsung menarik Ega dan merebahkannya di kasur. Ega tersenyum melihatku yang sudah tidak sabar. Posisi Ega kini berada di bawahku.

"Ega mau nyusu dulu Mas!" pintanya dengan meremas-remas dadaku.

[Ega mulai menjamah tubuh Mas Ageng, tak lupa dia juga menjejalkan penisnya ke dalam lubang anus Mas Ageng, hingga titik puncak kenikmatan.]

"Ahhhhh....Mas..." jerit Ega saat mengeluarkan spermanya.

Sperma yang Ega keluarkan cukup banyak, beberapa tetes meleleh keluar mengalir di belahan pantatku. Tentu saja aku mendiamkan kejadian ini untuk menikmati lelehan-lelehan sperma milik Ega.

"Sperma kamu anget banget Ga, enak!" pujiku.

Entah mengapa penis Ega belum saja lemas, aku rasakan penisnya masih cukup tegang. Ketika aku ingin mengeluarkan penisnya dari anusku Ega menahanku dan berkata, "Mas, satu ronde mana cukup."

to be continued...

SMA • Susu Mas AgengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang