chapture 5

243 23 0
                                    










"Sekarang kau mengerti? "

Pete tidak berani menjawab hanya matanya yang terus menatap Ae.

"Aku anggap kau mengerti Pete, baiklah habiskan makananmu dan istirahatlah. " titah Ae bangkit dari duduknya.

"Ae! " tahan Pete berusaha menggapai baju Ae meski ia sangat kesulitan bergerak karena besar perutnya yang terasa berat.

"Ini sudah malam Pete, kau harus istirahat. "

Pete menatap kesenduan yang ada di iris teduh Ae karena ia juga merasakan satu hal yang tidak bisa diungkapkan saat mengingat ucapan Ae jika para alpa adalah makhluk yang setia.

"Tetap disini temani aku, na!"pinta Pete begitu lirih, dirinya sendiri tidak mengerti keberanian dari mana hingga bibirnya mengatakan hal itu.

Ae menghempaskan nafas dalam lalu kembali duduk, tapi kini ia duduk di samping Pete jarak mereka begitu dekat setelah Pete sukses menarik bajunya.

"Habiskan makananmu, na. "Lembut Ae.

Pete mengangguk dalam perasaan menghangat karena dari tutur Ae tidak sedingin tadi bahkan kini terdengar begitu perhatian.

"Apa kau sudah memiliki nama untuk calon anak ini? "tanya Pete membuka percakapan karena Ae hanya diam sambil menatapnya.

" Pin dan Son. "

Pete menatap Ae lekat saat mendengar nama calon dari anak yang akan ia lahirkan besok, karena ada desiran hebat di relung hatinya saat mendengar dua nama tersebut.

"Kau suka namanya Pete? "

"Aah... Ya, nama yang bagus. Pasti mereka juga lucu. "Sambil Pete tersenyum,  tapi senyum itu seketika musnah saat ia mengingat jika akan pergi setelah melahirkan mereka dan ia akan kembali ke dunianya.

"Ada apa Pete, apa namanya kurang cocok? "

Pete seketika menggeleng sambil tersenyum samar. "Tidak, namanya sangat cocok. "

Ae menghembuskan nafasnya lega karena ia senag jika Pete menyukai nama untuk kedua bayinya kelak, bagaimanapun Pete tetap ibu dari anak-anaknya meski setelahnya Pete akan pergi. Bohong jika Ae merelakan Pete pergi, ia berat sangat berat, karena cintanya sudah tumbuh pada pria manis itu sejak pertama melihatnya di perbatasan timur di mana Pete dan teman-temannya mengadakan kemping penelitian, untuk itu dirinya menjatuhkan pilihan mate pada Pete meski ia tahu Pete adalah seorang manusia biasa dan manusia biasa pasti akan meninggalkannya karena kejadian ini pernah terjadi sebelumnya di dunia mereka.

"Baiklah, sepertinya malam semakin larut, kau harus istirahat yang banyak. "Ae kembali berniat bangkit tapi Pete tetap menahannya seperti semula.

Pete tidak mengerti ada hal yang membuat hatinya tertarik pada Ae bukan karena anak yang ia kandung tapi ada sesuatu yang membuat dirinya merasakan satu hal yang berbeda jika berdekatan dengannya.

"Ada apa Pete? "Heran Ae sambil menatap Pete.

" Maukah kau bercinta dengan ku, sekali lagi? "

Ae menautkan keningnya bingung karena ia berpikir hanya salah mendengar.

"Aku serius, aku ingin bercinta dengan mu, mungkin ini bawaan bayi bayi. " Pete mengusap perutnya pelan dengan pipi memerah akibat keberaniannya mengatakan hal memalukan ini.

"Tapi kau sedang hamil besar Pete. " Ae mencoba menolak bukan karena ia tidak ingin tapi dirinya khawatir menyakiti Pete beserta anak-anaknya.

"Tidak apa, aku pernah membaca penelitian di internet, jika orang hamil melakukan hubungan sex justru mempermudah proses persalinan,"jelas Pete menahan malu hingga pipinya memanas sampai ke telinga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕄𝕪 𝕔𝕠𝕝𝕠𝕟𝕚 (Pinson) Mpreg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang