Toko akhirnya tutup. Renjun sudah selesai merapikan bahkan membersihkan semuanya, dibantu oleh Haechan dan juga teman tampan nya yang tadi."Kalo gitu, gue duluan ya, Chan. Gue harus jemput ibu dulu." ujar teman Haechan yang sekarang menatap Renjun, "Oh, ya, kenalin. Gue Lee Jeno." katanya sambil mengajak Renjun berjabat tangan.
Renjun tersenyum lalu menjabat tangan laki-laki itu, "Huang Renjun."
"Hati-hati, ya, Jen." sahut Haechan yang diangguki kepala oleh Jeno, kemudian laki-laki tampan itu pergi dan keluar dari toko tersebut.
"Makasih, Haechan, karena udah mau bantu beres-beres disini."
"Santai. Yaudah yuk pulang." Haechan lalu menarik lengan Renjun tetapi justru remaja itu malah menahan nya, "Kenapa?"
"Saya mau ambil tas saya dulu di loker."
"Oh, oke, maaf."
Renjun dengan cepat mengambil tas nya di loker dan segera kembali ke Haechan. Mereka berdua pun keluar dari toko dan tak lupa Renjun mengunci semua pintu masuk disana.
"Ayo naik." suruh Haechan pada Renjun untuk naik ke jok belakang motornya.
Setelah Renjun naik, Haechan mulai tancap gas dan pergi dari sana. Tidak tahu kenapa, Haechan sengaja memperlambat laju motornya. Lalu ia merasa ada sesuatu yang kurang.
Tangan kiri Haechan menarik kedua tangan Renjun untuk melingkar ke tubuhnya, sontak membuat Renjun terkejut. Itu terlalu tiba-tiba bagi Renjun yang awalnya sedang asyik melamun sambil merasakan angin malam.
"Apa??" tanya Haechan karena ia melihat bagaimana raut wajah Renjun di kaca spion nya.
"Umm.. maksudnya apa?" Renjun balik bertanya.
"Biar ga jatoh." jawab Haechan.
"Saya bukan anak kecil."
"Di mata gue, lo itu cuma anak kecil polos."
Renjun langsung bungkam atas perkataan Haechan. Apakah benar begitu? Tapi Renjun merasa dirinya sudah sangat dewasa untuk menjalani kehidupan yang cukup keras ini.
"Gue punya banyak pertanyaan buat lo. Tapi mungkin gue ga bakal tanya sekarang."
Kening Renjun pun berkerut mendengar, "Kenapa ga tanya sekarang aja?"
"Gue mastiin semua nya dulu sebelum nanya biar ga jadi salah paham juga. Jadi lo persiapin diri lo aja."
Renjun semakin dibuat bingung dan penasaran oleh ucapan laki-laki itu. Ada apa ya? Apa Renjun pernah membuat kesalahan padanya? Oh, tidak mungkin. Mereka saja baru saling mengenal hari ini.
"Ini bener rumah lo?" tanya Haechan ketika mereka sudah sampai disebuah rumah yang begitu sederhana namun terlihat sangat nyaman.
"Iya." jawab Renjun yang kemudian turun dari motor Haechan, "Sekali lagi makasih, Haechan, karena udah mau anter saya pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Recruit | Hyuckren
FanfictionApakah kalian akan menyangka seorang trouble maker membantu seorang korban bullying di sekolah? - bxb ! homophobic just left this