Sesuai perintah para si perundung itu, jam istirahat sekarang dengan segera Renjun menuju kantin untuk membeli beberapa makanan dan minuman yang nantinya akan ia antar ke kelas kosong yang terletak di belakang sekolah.Namun Renjun terlalu banyak membeli makanan sehingga ia merasa kesulitan untuk membawa nya. Entah harus bersyukur atau tidak, tetapi di perjalanan Renjun dihadang oleh si trouble maker sekolah ini.
Haechan berdiri di hadapan Renjun sambil mengerutkan kening nya, "Banyak banget? Mau dibawa kemana?" tanyanya.
"A-anu.. mau saya bawa ke kelas kosong yang ada di belakang."
"Mau gue bantu?" tawar Haechan tanpa bertanya lebih jauh lagi.
Renjun terdiam. Bukan nya tidak mau, malah Renjun membutuhkan itu. Tapi Renjun hanya tidak ingin jika nanti nya Haechan tahu bahwa sekarang ia sedang di perbudak oleh beberapa siswa tukang bully disini.
"Kok diem? Udah sini gue bantu." Haechan mengambil beberapa kantung plastik berisi makanan itu kemudian jalan mendahului Renjun.
Remaja Huang itu langsung gelagapan dan mau tak mau dia mengikuti Haechan yang berjalan sangat cepat itu.
"Tunggu!!" teriak Renjun pada Haechan yang sudah mulai dekat dengan kelas yang ia tuju.
"Kenapa?" tanya Haechan.
"Sini, biar saya yang masuk dan kasih makanan nya. Kamu tunggu disini aja." suruh Renjun pada Haechan dan untungnya laki-laki itu mau menurut.
Disisi lain, Haechan juga penasaran apa yang dilakukan Renjun di dalam. Pelan-pelan Haechan berjalan dan sedikit mengintip ke dalam ruangan kelas itu. Ia melihat Renjun memberikan semua makanan itu pada beberapa siswa laki-laki yang ada di dalam sana.
"Good. Karena lo udah nurut sama perintah kita, sekarang sampe jam pulang, lo aman." ucap salah satu dari mereka.
"Tapi besok lo jangan harap bisa jalan tenang mulai dari gerbang sampe kelas lo." sahut yang lain nya.
"Setiap hari lo harus kaya gini, beliin kita makan di jam istirahat dan anter kesini. Kalo sampe satu kali lo ga lakuin itu, lo harus terima konsekuensi nya." dan satu orang lagi ikut berbicara.
Haechan melihat Renjun yang hanya bisa terdiam tanpa suara dan menjawab dengan anggukkan kepala saja.
Laki-laki Lee itu dengan segera berbalik dan pergi tanpa menunggu Renjun keluar. Ia pun dengan segera berjalan menuju rooftop. Duduk disana sambil memantik satu batang rokok.
Menghembuskan asap rokok itu ke udara sambil berpikir, sepertinya Renjun sudah biasa menjadi korban bully disini. Tetapi mengapa tidak ada yang tahu? Dan juga kenapa Renjun tidak mau melaporkan perlakuan keji itu pada guru?
Haechan kemudian menggeleng, kenapa dia jadi sangat memikirkan hal itu? Toh, terserah orang mau berbuat apa, bukan urusan Haechan. Tapi entahlah, Haechan merasa sedikit tidak terima jika itu terjadi pada Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recruit | Hyuckren
Fiksi PenggemarApakah kalian akan menyangka seorang trouble maker membantu seorang korban bullying di sekolah? - bxb ! homophobic just left this