PROLOG

175 22 5
                                    

Suara hingar bingar dentuman musik EDM yang menggema di ruangan yang kini di jejaki pemuda manis yang sejujur nya tak menyukai tempat itu kini memperhatikan satu persatu orang orang yang berada di sana.

Jika saja sang sahabat tak mengancam nya akan memutus pertemanan mereka jika seandainya ia tak datang kesana merayakan pesta ulang tahun sahabat nya itu, maka sudah dapat di pastikan ia tak berada di tempat yang bisa di bilang paling ia hindari.

Oh ayolah menurut nya club ini terlalu berisik, belum lagi dengan asap rokok yang mengepul di udara menjadi tambahnya sesak ia rasakan saat berada di sana.

Tak kunjung melihat sahabat nya, pada akhirnya ia mencoba menghubungi sahabat nya itu, walaupun ia yakini belum tentu sahabat nya itu mengangkat telefonnya, lantaran suara dentuman musik yang terlampau berisik.

Nihil!

Tak ada jawaban dari telefon yang ia coba lakukan pada sahabatnya itu.

Ia hanya dapat melihat banyak laki laki, maupun perempuan yang tengah berlenggak lenggok disana dengan menampilkan senyuman 'dusta' yang dapat di simpulkan oleh pemuda manis dengan sapaan Sea itu.

'Seharusnya aku tak kemari,' desis Sea sedikit menyesali dirinya yang justru menapakkan kaki nya disana.

Dengan segala keraguan yang berkemelut di dalam hatinya Sea mulai mencoba melangkah kan kaki nya kembali masuk mencari keberadaan sang sahabat yang masih belum ia temukan batang hidungnya itu.

Jari jemari Sea kini tampak menaut satu sama lain, dengan degup jantung yang tak beraturan.

Dia tak menyukai situasi ini. Kalimat pengandaian dan penyesalan terus berputar di kepala nya.

"Se..-sepertinya ruangan ini banyak debu," lirih Sea yang mulai memegangi perpotongan leher nya yang mulai terasa gatal tak seperti biasanya.

Tanpa ia sadari perlahan permukaan kulit nya mulai menampilkan perubahan warna.

'Jangan sekarang, Please,' lirih Sea berusaha meraup oksigen sebanyak banyak nya.

Mata Sea mulai memerah dengan tubuhnya yang pada akhirnya ia senderkan pada dinding yang sedikit dingin demi menahan bobot tubuhnya yang mulai terasa melemah.

Uhuk! Uhuk!

.

.

"Sir lapor, Club saat ini jauh lebih tenang dari sebelumnya, dengan ruangan VIP 1 di gunakan untuk acara ultah, dan ruang VIP 2 tengah digunakan oleh naratama utama Club ini Sir," ujar pemuda dengan tubuh tegap yang tengah melapor pada pemuda yang cukup di takuti disana dengan aura dingin tanpa ada senyuman yang terpampang pada wajah tampan pemuda itu.

Anggukan pelan yang di berikan oleh pria yang di segani itu.

Hingga manik pemuda itu tertuju pada pemuda yang terlihat gestur tak biasa berada tepat kurang lebih jarak 2 meter dari posisi nya.

"Ada apa dengan nya?"

Butuh beberapa waktu bagi anak buah nya untuk benar benar mengerti apa yang tengah terjadi pada pria manis itu.

Brugh!

Tanpa aba aba pemuda pemilik Club sekaligus pria yang di segani disana mempercepat langkah nya ke arah pemuda manis itu.

"A--"

"Tolong aku --" lirih Sea susah payah mengeluarkan suara nya yang terdengar melemah.

'Ada apa dengannya? Dan apa maksud gestur tangannya?' Monolog Jimmy--pemuda yang kini tengah menolong Sea.

Jimmy yang peka segera meraih tas yang kebetulan menurut pemahaman gestur yang Sea berikan menunjuk pada tas nya.

"Am..-bil obatku ... sunti..-kan.'

'Suntikan? Dia pecandu? Tapi sepertinya bukan. Lalu apa maksudnya?'

"Astaga Sea!!" pekik seseorang yang sebenarnya telah di cari oleh pemuda yang tengah meregang nyawanya itu.

Dengan tangan yang cepat segera mengambil tas Sea dari tangan Jimmy dan mengambil kotak yang ada di dalamnya.

Dalam sekejap pemuda itu menekan suntikan itu pada paha Sea.

"Hampir saja," ujar Aou selaku teman Sea yang menyadari penyakit Sea.

"Ada apa dengannya?" tanya Jimmy bingung.

"Ah, alergi nya kambuh," enteng Aou yang kini tengah menelfon ambulans menutupi kepanikannya.

'Alergi? Alergi apa anak ini?' Monolog Jimmy sembari memerhatikan wajah Sea yang kini sudah memejamkan kedua maniknya.

'Bodoh, seharusnya aku tahu resiko Sea akan seperti ini.'

Ada rasa menyesal yang di rasakan oleh Aou mengingat sahabat nya yang kini terlihat tersiksa.

'Merepotkan.'

——•••——

NEXT OR UNPUB ?

Leave a comment and vote

.

.

CA

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang