Bab 13

31 19 3
                                    

Keluarga Wiyono dan keluarga Harendra merupakan teman bisnis, Tedy Harendra dan William Wiyono dulunya adalah teman sekolah. Mereka berjanji akan menikahkan anak mereka lantas Tedy memiliki anak lelaki tunggal bernama Raka Putra Harendra.

Saat ini kedua keluarga tengah menikmati makan malam di Hotel milik keluarga William, bersama Stephanie juga turut hadir.

"Bagaimana makanannya?" tanya William.

"Luar biasa William, dan lagi kau sangat sukses dalam membangun Hotel ini" ucap Tedy.

"Kau bisa saja" ucap William.

Kelima orang di meja makan saling berbincang dan tertawa kecil kecuali Stephanie, dia tak nafsu makan bahkan tak peduli dengan pembicaraan kedua orang tua nya.

"Oh iya, dimana anak keduamu?" tanya Tara istri dari Tedy.

"Dia ada di New York, dia sangat sulit di ajak meneruskan bisnis keluarga" ucap Lucy.

"Tidak juga, adikku itu akan membangun perusahaannya sendiri, kalian lihat saja nanti" ucap Stephanie menyombongkan nama Adrian, keluarga Harendra mengangguk kecuali kedua orang tua Stephanie mereka berdua tampak kesal karena omongan putri nya itu.

"Kau ajaklah putra nya itu berkeliling Hotel" bisik Lucy sembari mendorong kecil bahu Stephanie.

"Untuk apa, dia bisa berkeliling sendiri" bisik ketus Stephanie.

"Jika ku bilang itu, menurutlah" ucap Lucy menatap tajam Stephanie, sedangkan Stephanie dia mendengus kesal lalu berdiri.

"Ayo ikut aku" ajak Stephanie dia menatap malas ke arah Raka.

"Baiklah" ucap Raka.

Stephanie berjalan beriringan dengan Raka dan tanpa bicara karena nyatanya dia sangat malas membuka percakapan lebih dulu.

"Apa kau tak setuju pertunangan ini?" celetuk Raka, Stephanie menatap nya dan mengangguk.

"Sayang sekali, padahal aku sudah menyukaimu" ucap Raka, Stephanie yg mendengarnya hanya bisa menatap dengan pandangan jijik dan geli.

"Lebih baik kita masuk lagi ke dalam" ucap Stephanie.
.
.
.
.

Alex baru saja kembali dari kantor, dia juga menjemput keluarga Garland dari bandara karena mereka baru saja kembali.

ceklek

"I'm home" ucap Alex dia melempar kunci mobil di meja, lalu ketika masuk dia terkejut melihat seluruh keluarga nya di ruang keluarga dengan Felix yg menundukkan wajahnya.

"What?" tanya Alex ketika empat pasang mata menatap nya tajam.

"You must know where your brother always goes, and why he always comes home at midnight?" tanya Arthur bertanya pada keponakannya, Alex menatap ke arah Felix yg tengah menggeleng pelan pada nya.

"I don't know, why don't you ask him?" tanya Alex.

"Felix said he works, but he won't tell us where he works and why he works" ucap Alice, Alex menghela napas karena dia tak tahu harus mengatakan apa.

"He doesn't work, he helps me in the company because he wants to learn" ucap Alex.

"Okay, I'm going to take a shower and rest, you should rest too, my beloved little brother" ucap Alex sembari merangkul bahu adiknya dan mengajaknya naik ke atas.

"You could get in trouble, besides, when you're done practicing, it's better to come straight to my office so it's obvious that you're really studying" bisik Alex.

My Rival is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang