heaven offcial's blessing (novel volume 1)

Bab 2: Tiga Badut, Diskusi Malam di Istana Maskulinitas Luar Biasa

SEJAK ITU, segala sesuatunya menjadi tidak terkendali. Kurang dari seratus tahun setelah kejadian pertama itu, total ada tujuh belas pengantin yang hilang di kawasan Gunung Yujun. Kadang-kadang akan terjadi perdamaian selama beberapa dekade, dan kadang-kadang dua dekade akan hilang dalam kurun waktu satu bulan. Legenda mengerikan dengan cepat menyebar tentang hantu pengantin pria yang tinggal di Gunung Yujun, dan jika seorang wanita menarik perhatiannya, dia akan menculiknya di jalan dan melahap prosesi pernikahan.

Biasanya, kejadian ini tidak akan dilaporkan ke surga. Meski tujuh belas pengantin hilang, masih ada ribuan lainnya yang baik-baik saja. Apa pun yang terjadi, gadis-gadis itu tidak dapat ditemukan, dan mereka tidak dapat dilindungi meskipun semua orang ingin melakukannya; mereka hanya bisa puas dengan status quo. Kini semakin sedikit keluarga yang mau menikahkan putri mereka di daerah ini, dan penduduk setempat tidak berani memeriahkan pernikahan mereka, itu saja. Namun kebetulan ayah dari pengantin ketujuh belas adalah seorang pejabat bangsawan yang menyayangi putrinya. Ketika mendengar legenda setempat, ia dengan cermat memilih empat puluh pejabat militer yang gagah berani dan cakap untuk mengawal prosesi pernikahan putrinya. Tapi putrinya tetap bersemangat.

Pengantin pria hantu ini benar-benar telah membuat heboh sarang lebah kali ini. Tidak seorang pun yang dicari oleh pejabat tua di Alam Fana ini dapat berbuat apa-apa, jadi karena marah, dia mengumpulkan sekelompok teman pemerintah dan melakukan gelombang ibadah keagamaan yang gila-gilaan. Dia bahkan mengikuti bimbingan seorang guru besar dan membuka tokonya untuk memberi makan orang miskin, di antara perbuatan serupa lainnya. Terjadi keributan besar yang mengguncang kota, hingga akhirnya hal ini membuat beberapa pejabat surgawi di atas waspada. Tanpa mencapai tujuan seperti itu, hampir mustahil suara manusia biasa mencapai telinga para dewa di surga.

[38]

"Itulah intinya," kata Xie Lian.

Karena keduanya masih terlihat sangat tidak kooperatif, dia tidak tahu apakah mereka benar-benar mendengarkan. Jika mereka tidak mendengarkan, dia harus menceritakan kisahnya lagi. Nan Feng mendongak, dan mengerutkan kening. "Apakah ada kesamaan di antara pengantin yang hilang?"

"Ada yang miskin dan ada yang kaya, ada yang cantik dan ada yang jelek, ada istri sah dan ada selir. Singkatnya: tidak ada polanya," kata Xie Lian. "Kami sama sekali tidak bisa menentukan apa preferensi pengantin pria hantu ini."

Nan Feng merenung dan mengambil cangkir tehnya untuk diminum, sepertinya sedang berpikir sekarang. Fu Yao, sebaliknya, tidak pernah menyentuh teh yang didorong Xie Lian ke arahnya dan dengan lesu membersihkan jari-jarinya dengan saputangan putih selama ini.

Dia berkata dengan dingin sambil menyeka, "Yang Mulia, bagaimana Anda tahu itu pasti hantu pengantin pria? Ini tidak bisa dipastikan, karena belum ada yang pernah melihatnya. Jadi bagaimana kita bisa tahu apakah itu laki-laki atau perempuan, apakah itu laki-laki atau perempuan?" tua atau muda? Bukankah kamu terlalu cepat menilai?"

Xie Lian menyeringai. "Gulungan ini adalah ringkasan yang diberikan oleh pejabat sipil dari Istana Ling Wen. Hantu pengantin pria hanyalah nama umum untuk itu. Namun, apa yang Anda katakan sangat masuk akal."

Mereka berbicara lebih banyak, dan Xie Lian menyadari bahwa alasan dan logika kedua pejabat bela diri junior ini cukup masuk akal.

[39]

Meskipun mereka tidak terlihat ramah, mereka sama sekali tidak kacau ketika mendiskusikan hal-hal penting. Xie Lian merasa lega.

Melihat ke luar jendela, jam sudah semakin larut, jadi ketiganya meninggalkan toko kecil untuk sementara waktu. Xie Lian mengenakan topi bambunya dan berjalan sebentar sebelum tiba-tiba menyadari dua orang di belakangnya tidak mengikuti, jadi dia menoleh ke belakang, bingung. Ternyata, dua orang lainnya juga memperhatikannya dengan rasa geli yang sama.