Biru Muda

47 28 14
                                    

TERSENYUMLAH, BANYAK ORANG YANG MEMERLUKAN SENYUMMU

•REVANDRA•
•••

Pagi ini Anra tengah bersiap untuk pergi sekolah. Setelah selesai sarapan ia kembali mengecek perlengkapan tas sekolahnya takut ada yang tertinggal.

Sedangkan handphone-nya sudah terhubung dengan telepon orang tuanya. Ya, Anra tidak serumah dengan orangtua serta adiknya, dia memilih tinggal sendiri di sebuah rumah komplek milik ayahnya. Sengaja, karena sekolah pilihannya ini cukup jauh dengan rumah aslinya.

"Tuh kan, baru dua hari kamu dikasih uang sekarang udah abis lagi, boros banget emang beli apa aja sih, Kak?" cerocos mamanya yang selalu saja bawel jika mengenai anak dan suaminya.

"Eu... ada dipake keperluan mah, hehe." kekeh Anra ditengah kegiatannya. Padahal uangnya ia berikan semua pada anak kecil kemarin

"Kita kasih kamu uang dikit bukan mau bikin kamu sengsara, tapi biar kamu belajar hemat, gak boros lagi. Eh ini malah kamu pake foya-foya." ceramah Ayahnya.

Mendengarnya sontak Anra menghentikan tangannya yang sedang berkutat, "Astagfirullah Ayah, Rara gak foya-foya suer." dua jari Anra terangkat padahal orang tuanya itu tidak akan melihatnya.

Mamanya terdengar menghela napas. "Terserah kamu deh, tapi tetep gak akan kita kasih lagi ya." ucapnya.

"Iya-iya mah, lagian Rara juga gak minta kok. Rara mau berangkat dulu, nih." ucap Anra.

"Hati-hati, jangan ngebut kalo bawa motor." Peringat Mamanya.

"Awas mogok habis bensin motor kamu." celetuk Ayahnya.

"Aman Mah, Yah."

Telepon di tutup dan Anra segera menghubungi Asa untuk berangkat sekolah bersama, hari ini giliran memakai motor miliknya.

Ketika tengah mengetik di room chat Asa, terdapat nontifikasi dari aplikasi bank-nya yang menandakan seseorang telah mengisi saldonya sebesar lima ratus ribu. Setelah dilihat pengirimnya ternyata ayahnya sendiri. Orang tuanya tidak bisa melihat anaknya sengsara padahal niat mereka memang ingin melatih Anra supaya lebih berhemat.

"Heheheheehheheheh..." Anra tersenyum joker karena tahu hal ini akan terjadi.

•••

"Nah pas lagi jalan tuh, beuh cowok-cowok pada lari kedepan gue. Ada yang bilang, 'Heh awas ada tawuran lo kalo gak mau kena bantai mending lari!', bangsat gue langsung ngibrit gila!" Zara bercerita dengan semangat membara sembari menirukan gaya bicara orang yang diceritakannya.

Sala yang mendengarnya merespon, "Buset ganteng gak cowoknya?" dia menatap Zara sok serius.

"Heh elo ya, Bisa-bisanya temen lagi cerita genting gini malah nanyain cowoknya." semprot Eca yang juga tengah mendengarkan.

Ketiga gadis itu sedang merumpi sembari menunggu bel masuk, sementara Rara dan Asa baru saja datang dan duduk di bangku masing-masing.

"Apaan nih?" tanya Rara ikut bergabung.

"Itu si Zara ketemu orang lagi tawuran pas kemarin." Eca bersuara.

"Sekolah mana anjir?" tanya Asa.

"Di liat dari logo seragamnya, kayanya sekolah sebelah deh. Gak tau sih taruwan sama siapa." tutur Zara.

"Gak sama sekolah kita?" tanya Eca.

"Nggak, gue gak liat ada anak sini." jawab Zara.

Rara bergumam, "Udah zaman gini masih ada aja yang tawuran ya,"

REVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang