Dipagi hari,Yura menatap ke arah langit dengan harapan bahwa hidup Yura akan selalu dilalui dengan senyuman,Yura selalu menatap langit yang cerah dan menaruh harapan di langit,Yura selalu saja berharap hal hal yang mustahil akan terjadi.
Malam itu,Ketika kedua orangtua Yura sedang bertengkar,Yura hanya bisa menangis ketakutan didalam kamar.Ketika Ayah Yura memutuskan untuk pergi keluar,Ibu Yura menangis tak berdaya,Ibu Yura duduk di lantai kamarnya dan menangis dengan histeris.
Yura bangkit dari kasur,Ia segera menghampiri Ibunya,Ia mengintip sedikit dari balik pintu,Yura ingin menghampiri Ibunya namun Yura tau Ibunya sudah membenci Yura sejak Yura lahir.
Yura benar benar khawatir dengan luka memar yang ada ditubuh Ibunya,Ia ingin mengobatinya,Namun Ibunya pasti akan menepis tangan Yura.
Yura menghela nafasnya,Ia akhirnya memutuskan untuk melihat Ibunya walau Ia hanya akan diusir dari kamar Ibunya.
"Ibu?Apakah Ibu tidak apa?Aku khawatir dengan Ibu.."Tanya Yura khawatir.
"Gausah sok peduli kamu!"Ibu Yura menepis tangan Yura yang ingin menyentuh Ibunya.
"Aku tau Ibu benci sama Yura,Tapi Yura hanya mengkhawatirkan Ibu."Kata Yura yang mulai meneteskan air matanya satu persatu.
Air mata Yura satu persatu mulai menetes ke lantai,Yura sudah tak tahan lagi,Emosinya menggebu-gebu,Namun ia tak tega dengan kondisi Ibunya sekarang.
Yura pergi meninggalkan Ibunya sendiri dikamar,Yura kembali ke kamar nya dan melompat ke kasurnya dan langsung memeluk gulingnya.
"Ibu jahat!Aku hanya ingin kasih sayang Ibu."Gumam Yura sambil menangis.
"Tok tok tok."Suara ketukan pintu yang lalu terdengar suara.
"Yura,Ikut ayah sebentar."Kata Ayahnya.
Yura keluar dan melihat Ayahnya yang wajahnya cukup pucat.Yura mengikuti Ayahnya pergi yang arahnya entah kemana.
Ternyata Ayahnya mengajaknya ke sebuah taman,Yura memiliki feeling yang tidak enak.
"Yura..Ayah ingin ngomong sesuatu.."Kata Ayahnya ragu.
"Apa yah?Yura penasaran banget."Kata Yura yang tak sabar.
"Sebenarnya,Ayah akan menikah lagi.."Kata Ayahnya yang memalingkan wajahnya dan tak ingin menatap wajah Yura.
Yura sangat terkejut,Jantungnya berdebar kencang,Ia terlalu terkejut hingga lemas.
"A-ayah akan menikah lagi?Lalu bagaimana dengan IBU AYAH?!"Kata Yura yang sangat marah."Ayah sudah cerai dengan Ibu sedari bulan lalu,Namun kami berdua merahasiakannya darimu."Kata Ayahnya yang lalu langsung pergi meninggalkan Yura sendirian.
"LALU MENGAPA AYAH TERUS SAJA MEMUKULI IBU?BISAKAH AYAH BERHENTI?!"Teriak Yura.
Ayah Yura berhenti,Lalu ia menoleh ke arah Yura dan berkata"Tanyakan saja pada Ibumu."
Yura terdiam,Ia menghapus air matanya yang terus mengalir,Yura benar benar tak paham apa yang sedang terjadi.
"Mengapa di setiap masalah aku yang terlibat?"Gumam Yura.
Yura mulai berjalan menuju toko supermarket yang tak jauh dari sini,Yura berjalan dengan lemas,Ia benar benar tak menyangka bahwa Ayahnya akan mengatakan hal seperti itu.
Sesampainya Yura di supermarket,Ia mengelap air matanya agar tak ada orang yang mengetahuinya bahwa ia menangis.
Namun saat ia duduk dikursi yang ada di depan supermarket,Seseorang memberiku sebuah tisu dan berkata"Lap air matamu,Itu bakal mengganggu makananmu loh!"Kata perempuan itu.
Aku terdiam,Lalu menerima tisu itu.
"Terimakasih ya!"Ucap Yura senang.
Perempuan itu duduk dikursi yang ada didepan Yura,Ia sangat cantik,Bahkan ia juga memiliki hati yang lembut."Ada apa?Apa kau memiliki masalah?Mengapa menangis?"Tanya perempuan itu.
"Umm tidak kok,Aku hanya menonton drakor jadi aku menangis!"Ucap Yura malu.
"Begitukah?"Wanita itu tertawa kecil.
"Pulanglah,Ini sudah larut,Tak baik untuk kesehatan "Kata perempuan itu.
"Tunggu!"Teriak Yura kearah perempuan itu.
"Siapa namamu?"Tanya Yura dengan semangat.
"Namaku Angel,Salam kenal!"Kata Angel yang lalu tersenyum.
Lalu setelah itu Angel meninggalkanku dan aku pergi pulang kerumah walau aku hidup dirumah yang hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kue Penyemangat
Teen FictionKizelle Yura,adalah seorang anak yang selalu saja membahagiakan orang yang berada di sekitarnya,Namun mereka sama sekali tak tahu apa yang sedang dialami Yura.