Chapter 1

321 10 2
                                    

   "Ah, cepat sekali mereka semua terbunuh." Kata Xavier sambil melihat ke depan

   Xavier baru saja membunuh banyak penjahat di suatu gudang dengan pistol nya. Xavier yang sudah ahli pun dapat menyelesaikan nya dengan cepat.
 
    "Agh, bau darah di sini. Aku pergi saja deh, mau jajan apa yaa??"
  
     Xavier pun mulai berjalan keluar dari gudang itu. Saat dia berjalan di trotoar jalan raya, dia bertemu dengan dua orang. Tinggi sekali dan macho. Namun Xavier tidak takut saat dua orang itu menghampiri Xavier.

    "Halo, aku Vergo dan dia Jovan, kami ingin tanya jalan. Bolehkah?"
  
    "Oh, boleh saja." Xavier menjawab dengan senyum tipis

    "Jov." Isyarat Vergo

    "Supermarket dekat sini di mana ya?" Tanya Jovan
  
    "Di situ." Jawab Xavier sambil menunjuk

     "Dapat." Jovan memborgol tangan Xavier dengan tangannya

     "Maaf ya, kami hanya bisa memborgol mu saat lengah, jadi kami melakukan ini. Kau Xavier si pembunuh bayaran kan? 36 kasus penipuan, 139 pembunuhan-" Jelas Jovan
    
     "DIAM! Aku tau aku tau, jadi aku akan dipenjara?" Potong Xavier santai

    "Should we?" Letuk Vergo
 
    "JANGAN! Aku hanya membunuh orang jahat, aku juga hanya ditugaskan oleh perusahaan." Marah Xavier, namun tetap dengan wajah tenangnya

    "Ah sial terlalu lucu." Batin Jovan
   
    "APA? AKU LUCU? AKU ALPHA DAN AKU PUNYA BANYAK MANTAN!" Ucap Xavier

    Jovan dan Vergo pun sangat kaget, bagaimana dia bisa tau?

    "Bagaimana kau bisa baca pikiranku? Mengerikan."

    "Dari kecil aku sudah menjadi pembunuh, aku bertemu banyak orang dan aku mempelajari mereka. Pengalaman."

     "Ah sudahlah, kau ikut saja dulu dengan kami." Kata Vergo

     Akhirnya dengan terpaksa Xavier mengikuti mereka dan masuk ke dalam mobil.
 
     "Oh ya, kalian benar-benar polisi kan?" Tanya Xavier

      Dengan sigap mereka berdua pun langsung menunjukkan kartu polisi dan Xavier mengangguk tanda mengerti.
   
      Akhirnya mereka sampai di suatu rumah. Rumah Vergo. Mereka pun masuk dan kumpul di ruang tengah. Satu sofa di depan diisi oleh Jovan dan Vergo sementara sofa di seberang diisi oleh Xavier.

      "Jadi karena kau cukup mempesona dan lucu, kami tidak akan memperjarakan mu. Dengan syarat kau harus tinggal bersama kami dan kau harus nurut. Bagaimana?" Jelas Jovan
  
   "Eh? Tapi, itu bukan penawaran yang buruk. Baiklah, aku terima."

    Jovan dan Vergo yang mendengarkan nya pun tersenyum tipis, siapa juga yang dapat menolak pesona seorang Xavier?

    "Ah!" Xavier kaget, telinga dan ekor nya kembali muncul, matanya pun berbeda di kanan dan di kiri. Dia tidak dapat mengendalikan wujudnya.

     "Oh, seekor rubah ya?" Gumam Vergo

     Vergo maju ke depan Xavier lalu menggendongnya, Xavier yang kaget pun hanya menurut walau ia ingin memberontak. Vergo membawa Xavier ke kamarnya. Jovan yang melihatnya pun hanya menghela nafas dan dia lanjut membaca novel.

     Vergo menaruh Xavier di kasur dan mengikat tangan Xavier ke atas kasur. Membuat Xavier terbaring tak berdaya. Sejujurnya, dia itu seorang alpha yang cukup macho, tapi jika disandingkan dengan Jovan dan Vergo yang seorang enigma, dia bukanlah apa-apa.

      "AGH, APA YANG MAU KAU LAKUKAN. TIDAK TIDAK, AKU HARUS MENURUT, TAPI AKU TIDAK INGIN MENURUT UNTUK HAL SEPERTI INI." Berontak Xavier

     "Shut." Ucap Vergo sambil menaruh jari telunjuk di bibir Xavier, isyarat untuk diam

Assassin and Two PolicimenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang