tiga.

205 21 1
                                    









"𝘪𝘮 𝘢𝘭𝘦𝘳𝘨𝘪𝘤 𝘵𝘰 𝘸𝘦𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘰𝘱𝘭𝘦"
























BUGH! BUGH! suara keras yang ditimbulkan Rayel dipagi hari saat matahari bahkan belum terbit, berhasil membangunkan seisi rumah. Termasuk Jonggun. Pria itu yang pertama kali menghampiri adiknya di ruang latihan.

"Sial, aku terlalu lamban" sungut Rayel dalam hati. Ia mempercepat tempo gerakannya.

Jonggun memperhatikan Rayel melatih gerakan high side kick and low dengan kaki kiri puluhan kali, atau mungkin sudah ratusan kali. Ia tak sempat menghitung, Jonggun hanya mengamati sejauh mana adiknya menguasai teknik bela diri.

"Kaki kirimu tidak bisa diandalkan?"

Jonggun langsung mengerti titik permasalahan Rayel disini, gadis itu sepertinya kesulitan membuat kaki kanan dan kirinya seimbang dalam menendang.

"Pergilah, aku tidak butuh bantuanmu." Ketus Rayel tanpa melirik sedikitpun.

Tanpa melirik Rayel sudah tau siapa yang berbicara dengan nada menyebalkan seperti itu. Siapa lagi kalau bukan sang kakak, Jonggun? ia melanjutkan 10x tendangan akhirnya untuk menyelesaikan latihan pagi ini.

Tendangan terakhir ia akhiri dengan Twieo Yeop Chagi yang ia kuasai.

Setelah itu, Rayel langsung melakukan peregangan singkat dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap berangkat ke sekolah barunya.

Ternyata, kakaknya masih berdiri disamping pintu. Rayel mengangkat satu alisnya seolah bertanya; "Kenapa?"

Jonggun menggeleng, "Bahkan anak sekolah dasar bisa menendang jauh lebih baik darimu." Lalu pria itu pergi meninggalkan Rayel yang emosi setengah mati.

Rayel memukul pintu yang tidak bersalah disampingnya dengan keras. "Sial, aku tidak bisa melakukan apa apa, karna kakak mampu membunuhku dalam sekejap mata."

Tanpa pikir panjang lagi, Rayel langsung pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari sisa sisa keringat seusai latihan.

Beberapa menit kemudian, Rayel keluar dari kamarnya dengan seragam lama miliknya. Entahlah, Rayel juga tidak tahu kenapa keluarganya tidak segera membelikannya seragam baru.

Apakah memang begini aturan bagi anak pindahan? Memakai seragam lama pada hari pertama sekolah.

Saat menghampiri meja makan, ia memeluk ayahnya yang sedang bekerja dengan laptopnya, dari belakang. Berniat mengejutkan ayahnya. "Ayah, Aku sudah siap untuk pergi ke sekolah baru ku. "

Seongyeom yang mendengar anak perempuannya semangat untuk menjalani kehidupan sekolahnya di Korea ikut tersenyum, Pria berumur 47 tahun itu menutup laptopnya, menoleh dan memegang kedua tangan putrinya.

"Lakukan sesukamu disana, buat belajarmu lebih nyaman dengan caramu sendiri."

"Baik, Ayah."

"Kalau begitu pergilah, Kakakmu yang akan mengantarmu."





















"Turun." Perintah dari Jonggun sekali lagi berhasil membuat Rayel kesal.

Apa maksudnya? Bahkan setelah ia menoleh ke kanan dan kiri tidak ada bangunan sekolah yang terlihat.

ADI0S. (LOOKISM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang