empat.

157 18 3
                                    















drama vasco.















Kelas Arsitektur adalah kelas yang ia pilih, bukan karna ia memang mahir dalam menggambar pola bangunan atau semacamnya, Rayel memilih jurusan yang terdengar paling keren tanpa tahu apa yang akan dihadapinya.

Herannya, dia satu satunya perempuan yang memilih jurusan itu. Setelah memperkenalkan dirinya, Rayel memilih untuk duduk disebelah Bumjae yang terlihat paling normal.

Alasannya hanya satu, dia ingin melindungi dirinya sendiri, siapa yang tidak takut saat masuk ke kelas yang berisikan para pria berbadan besar dan mahir bela diri?

"Noe! kamu termasuk orang baik atau orang jahat?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu teman Vasco membuat Rayel memutar bola matanya malas, pertanyaan macam apa ini.

"Menurutmu saja bagaimana?" Jawabnya ketus, Rayel menopang dagunya sambil memejamkan mata.

"Kalau masuk kelas arsitektur, sih, kau mau tidak mau harus jadi orang baik. Kalau tidak, ketua kita Vasco akan menghukummu!" Sahut yang lain membuat Vasco menggeleng cepat.

"Jangan begitu, teman teman! Kalian membuat Noe takut!" Ucap Vasco.

Meskipun kemampuan bela diri Rayel juga tak bisa dihiraukan, tapi bayangkan saja kalau dia tiba tiba tak sengaja membuat masalah dan harus melawan 14 murid laki laki???? Iya, lagi lagi Rayel dibuat terkejut karna jumlah murid di kelas arsitektur hanya ada 14, dengan adanya dia, kelas mereka bertambah satu personil menjadi 15 murid.

"Siapa yang takut?" Rayel memijat keningnya, pusing.

Kelas Arsitektur terkenal dengan anak anaknya yang suka ikut campur urusan orang lain, mereka membuat geng kecil yang bernama Burn Knuckle yang di ketuai oleh Vasco, meskipun sebenarnya Vasco tidak ingin mengakui kalau dia adalah pemimpinnya, dia menganggap Burn Knuckle tidak diketuai siapapun.

Meskipun Rayel tidak tahu apa yang dilakukan oleh geng mereka, tetap saja, mereka merepotkan. Bahkan sekarang, Rayel hampir meledak karna emosinya sudah diujung batas.

Vasco dan teman-temannya terus menerus mengajaknya bermain dan berdiskusi tentang hal hal yang tak ingin ia dengar.

Tapi masalahnya bukan itu, ia harus menyianyiakan kesempatan tidur siangnya hanya untuk mendengar ocehan tak menyenangkan. Kali ini ia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.

Merasa tidak dapat menahan emosinya lagi, Rayel memukul meja dengan keras selagi berdiri dari tempat duduknya. "Ya! tidak bisakah kalian membiarkanku tidur siang sebentar? pergilah, nanti kita mengobrol lagi saat pulang sekolah" Rayel menyuruh mereka yang bergerombol mengitarinya untuk pergi dengan isyarat tangan.

"Sepulang sekolah? Ide bagus! kami akan mengenalkan seoul padamu, Noe! Baiklah, tidur lah dengan tenang!" Vasco tersenyum lalu memberikan bantal lehernya pada Rayel. "Pakai ini juga!"

Rayel menerima bantal itu dan langsung mengalungkannya ke leher jenjangnya "thanks."

Gadis itu melirik Vasco dan teman teman yang lain masih berdiri diam di dekatnya, Rayel berdecak. "Tch. Tunggu apalagi? Pergilah"

Saat dia mencoba memejamkan matanya, samar-samar dia masih mendengar suara Vasco di depan pintu kelas.

"Apakah Hyungseok sudah masuk hari ini? Aku ingin main bola dengannya, ayo ajak zin dan yang lain juga!"

Beberapa nama yang disebutkan Vasco terdengar familliar ditelinga Rayel, dia mencoba mengingat ingat kapan dia pernah mendengar nama itu. Rayel mengerutkan keningnya heran.

ADI0S. (LOOKISM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang