Lihat betapa menyedihkan dirimu, Freyana!
Apa yang bisa kau lakukan di dunia ini? Hanya menjadi beban untuk orang lain?
Kau bahkan tak mampu melawan orang yang semena-mena kepadamu!
Orang yang membebani hidup orang lain hanyalah sampah! Lebih baik kau mati saja, Freyana!
Sontak diriku terbangun mendengar kata-kata itu. Terbayang sosok gadis penuh luka yang mirip denganku berkata seperti itu. Terasa netraku lembab, sepertinya "dia" datang lagi.
Diriku terdiam sejenak di kasur. Otakku memproses apa yang barusan terjadi.
Gila, ternyata cuma mimpi. Datang lagi Lo di mimpi gue, mau sampai kapan lo neror gue kaya gini?
Tak ingin berlama-lama termenung, aku langsung mengambil handphone yang berada di nakas dekat kasurku.
Lah, udah jam 07.00 aja. Kesiangan gua, mama sama papa belum pulang, ya?
Terlihat beberapa notifikasi pesan WhatsApp dari Kontak "Mama🖤" dan "Floraa💐".
Aku mengetuk layar handphone, melihat pesan dari kontak "Mama🖤" Terlebih dahulu.
Oh, pantes gak pulang semalam. Keluar kota toh, untung dikasih duit jajan. Aku hanya membaca pesan itu, lalu berpindah ke roomchat Flora.
Terukir senyum tipis di wajahku saat membalas pesan itu. Aku tak lupa kalau hari ini ada janji dengan Flora.
Merasa sudah cukup mengumpulkan sedikit energi, aku lalu beranjak dari kasurku, lalu merapihkannya.
Selesai merapihkan kasur, aku pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Hanya ada roti dan selai rasa karamel yang tersedia di meja makanku.
Aku membuka kulkas, dan ada sekotak susu di sana. Aku mengambil susu itu. Menu sarapanku pagi ini adalah roti dengan selai karamel dan segelas susu.
Setelah selesai menyantap makanan tadi, aku mengambil handuk, lalu pergi ke kamar mandi.
Aku tidak perlu repot membersihkan rumah pagi ini, karena saat kemarin sore aku sampai di rumah, keadaannya bersih. Sepertinya, orang tua ku membersihkan rumah sebelum mereka pergi.