V

153 17 0
                                    

'Bodoh! Apa yang kau lakukan?'

"Bagaimana saya bisa tahu kalau Jung Jaehyun itu akan datang kesini mendadak?! Jangan salahkan saya!"

'Lalu kenapa kau diam saja disini?! Cepat lakukan sesuatu. Dengar, tak sedikit biaya yang ku keluarkan untuk panti itu. Aku juga membayarmu! KAU TAHU ITU KAN?!'

'Brengsek. Kau tak bermain dibelakang ku, kan? Aku sengaja memilihmu untuk bekerja di panti itu ingat?!'

"Ck! Lalu saya harus berbuat apa? Bagaimana cara saya menahan Jung Jaehyun itu?!"

'Terserah, aku tak peduli. Jika kau mau menggunakan anak-anak tidak akan ku larang, toh bukan urusanku. Urusanku adalah dirimu. Temui aku bila ada kemajuan'

Telepon diputuskan sepihak.

Ck! Wanita itu menggeram. Berbicara dengan pria kolot itu selalu membuatnya naik darah. Dilihatnya ponsel genggam miliknya yang masih menyala menunjukan nomor telepon pria itu.

"AH! SIALAN! DASAR LAKI-LAKI BRENGSEK! Kenapa tidak dia lakukan sendiri?!" Marahnya sambil memegang kepala mengacak-acak rambutnya sendiri.

ᯓ★

Akhir-akhir ini kehidupan di panti begitu tenang, membuat Sion merasa bingung. Apa ini? Biasanya di jam segini Ma'am akan memarahi anak-anak panti karena tidak becus membersihkan panti ini.

Entah mengapa sikap temperamental nya kambuh, tidak! Maksudnya selalu kambuh setiap berhadapan dengan dirinya dan anak-anak yang berhubungan dengannya.

Sion selesai dengan tugasnya hari ini. Segera ia membereskan peralatan bersih-bersih. Kedua tangannya membawa kain pel serta sapu, dengan telaten lengannya bergerak membersihkan kain yang di pakainya tadi, setelah selesai Sion kembali mengambil ember berisikan air yang telah kotor.

"Berat banget" Tangannya mengeras memunculkan semburat merah. Langkahnya mengecil ketika ember yang dibawanya bergoyang.

"DAENG! DAENG! CEPET AYO!"

Derap langkah kaki dengan tempo yang cepat semakin mendekat dari arah berlawanan Sion. Kedua anak kecil itu berlarian mengabaikan apa yang ada didepannya.

"Ah!" Salah satu anak kecil tak sengaja menyenggol bahu Sion membuatnya oleng hingga terjatuh.

Sion mati-matian menahan bobot tubuhnya, namun nihil. Dirinya juga terjatuh dengan ember yang dibawanya, menyebabkan genangan air timbul dimana-mana.

"Daeng awas basah!" Seru Sion.

"Kamu gak apa-apa? Ada yang sakit gak? Gak kena air pel kan? Gak basah kan? Udah ya jangan nangis, maafin abang ya" Cerocos Sion, ketika mendekati Jaehee yang terjatuh.

Dasar Oh Sion malah mengkhawatirkan orang lain. Tidakkah dia melihat dirinya sendiri yang basah terkena air kotor bekas pel?

Jaehee hanya menggeleng menjawab pertanyaan beruntun dari Sion.

"DAENGGGGG KAMUUUUU GAKKKKK APAAA-APAAAA?!" Teriak Yushi berlebihan. Tubuh kecilnya ikut jongkok memeriksa temannya. Matanya yang sipit memperhatikan secara rinci.

Jaehee hanya menatap yushi, lalu tersenyum menampakkan gigi gingsulnya "Aku okeyy" katanya, sambil menautkan ibu jari dan telunjuk, kemudian berdiri sambil menepuk-nepuk pantatnya.

Selang beberapa detik suara mobil terdengar masuk di perkarangan mereka. Anak-anak yang tadinya berleha-leha secepat mungkin bergerak membuat panti yang tadinya berantakan bak kapal pecah langsung rapih kembali.

Sontak Sion panik, ia belum membereskan ulahnya sendiri. Segera ia menyuruh Yushi dan Jaehee untuk segera pergi. Niatnya berlari untuk mengambil kain pel lagi, tetapi malah terjatuh. Matanya melihat Ma'am yang sudah berada tepat di depannya. Anak-anak lain hanya diam tak berniat membantu Sion.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul disini? Bubar!" Peringatnya membuat yang lain langsung bubar.

"Oh Sion. Kenapa bajumu basah? Kenapa banyak air berceceran dimana-mana?" Intonasinya meninggi.

Oknum yang dimarahi hanya menunduk. Dadanya sesak karena panik membuatnya kesulitan bernafas "Maaf Ma'am! Salah saya menumpahkkan ember yang saya bawa"

Tak ada jawaban, hanya terdengar helaan nafas yang kasar. Wanita itu pergi melewatinya.

Eh? Tidak dipukul? Raut kebingungan jelas terpampang di wajahnya.

Ah, tidak. Sepertinya akan dipukul batin Sion melihat Ma'am kembali membawa kain ditangannya. Hawa panik mulai menghampirinya.


"Minggir" Titahnya dengan raut muka datar.

Jantung Sion berdegup kencang.

"Apa kamu tuli? Saya bilang minggir"

Tanpa diperintahkan untuk ketiga kalinya Sion langsung menyingkir dari lantai basah itu. Dilihatnya wanita itu menggulung lengan bajunya hingga diatas siku, kemudian berjongkok. Tangannya mulai bergerak menyapu bersih bagian yang basah hingga kering. Sesekali wanita itu memeras kain pel nya.

Sion hanya diam tak berkutik memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu dari awal hingga selesai.

Ma'am berdiri, menatap Sion yang memperhatikannya sejak tadi "Kenapa kamu masih disini? Cepat masuk ke kamarmu!" Ucapnya, kemudian langsung melenggang pergi.

Sion lagi-lagi terpaku. Kenapa? Ada apa sebenarnya? Sorotan matanya tak luput melihat siluet Ma'am. Alisnya bertaut, menandakan kebingungan di raut wajahnya.

Masa iya Iblis itu menjadi baik? Hei, seseorang tidak akan berubah secepat itu kan?

ᯓ★

Halooo!!!!
Maaf ya aku baru sempat Update

Jangan lupa vote untuk mendukung cerita ini

Terimakasih yang sudah membacaaa
૮₍˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა

Harapan || NCT WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang