PART 5

14.4K 57 0
                                    

HANNA POV

Mendadak canggung, itulah yang aku rasakan pagi ini saat aku, Kak Salma, dan satu pria lagi bernama Adam duduk bersama sembari menikmati sarapan. Kak Salma terlihat begitu santai ketika beberapa saat lalu memperkenalkan pria berpostur tinggi dan gagah itu sebagai pacarnya. Ya, pacar sekaligus teman tidurnya tentu saja. Dari cerita Kak Salma, mereka sudah berhubungan sejak 6 bulan terakhir.

Apa yang diperlihatkan oleh Kak Salma tentu sangat asing di mataku, jangankan bersetubuh, menjalin hubungan dekat dengan lawan jenispun aku tak pernah mengalaminya. Tapi sejak semalam aku seperti dipertontonkan hal-hal diluar nalar. Bagaimana kebinalan Kak Salma berpadu dengan keperkasaan Adam dalam proses perzinahan seolah membuka cakrawala baru dalam pergaulan. Apakah hidup di kota akan seperti ini?

Tak banyak obrolan yang aku lakukan dengan mereka berdua, justru aku lebih sering menyaksikan kemesraan serta tingkah manja sekaligus centil Kak Salma pada Adam. Kakak kelasku semasa di bangku sekolah itu sama sekali tak merasa risih menunjukkan gestur genit nan menggoda meskipun masih ada aku di dekatnya. Aku harus mulai terbiasa dengan ini semua.

Setelah selesai sarapan Kak Salma mengantarku menuju kampus untuk menyelesaikan proses administrasi pendaftaranku sebagai calon mahasiswa baru. Adam lebih dulu pamit pergi meninggalkan apartemen karena harus bekerja. Aku masih sempat mencuri dengar desahan manja Kak Salma dari kamar tidurnya sesaat sebelum Adam pergi. Gila, sepertinya sex sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi bagi mereka berdua.

"Kamu pasti heran kenapa aku jadi berubah seperti ini kan Han?" Tanya Kak Salma tiba-tiba saat mobilnya berjalan pelan meninggalkan area parkir kampus.

"Heh? Mak-maksudnya Kak?" Aku tergugup, tak siap menerima pertanyaan itu.

"Heheheheh, nggak usah kaget gitu ih. Aku tau kamu kemarin malam melihatku dan Adam di ruang tamu." Aku makin salah tingkah, rupanya Kak Salma memergokiku semalam.

"Ma-Maaf Kak, Aku nggak bermaksud..."

"Udah nggak apa-apa Han. Aku nggak marah kok, justru aku dan Adam makin bersemangat kalo ada yang liat kayak kemarin malam. Hehehehee..." Ujar Kak Salma santai sembari terus memegang kemudi mobil menembus lalu lintas.

"Jadi Mas Adam juga tau ka-kalo...?" Jantungku berdegup kencang.

"Iyalah, justru dia yang lebih tau duluan." Sahut Kak Salma. Aku makin salah tingkah, entah gimana reaksinku nantinya kalau bertemu lagi dengan kekasih Kak Salma itu. Aku malu bukan main.

"Han...Its okey honey...Nggak apa-apa. Kamu nggak perlu malu kayak gini." Ucap Kak Salma seraya meremas punggung tanganku. Aku meliriknya, dia tersenyum santai. Lega, tapi tak spernuhnya membuatku tenang.

"Ehmm...Kak Salma udah lama kayak gini? Ehmm, maksud Hanna, Kak Salma udah sering melakukan sex dengan Mas Adam?" Entah darimana keberanian ini datang hingga mulutku bisa melontarkan pertanyaan yang sangat pribadi pada Kak Salma.

"Yah, lumayan. Kami rutin melakukannya seminggu setidaknya dua sampai tiga kali." Jawab kak Salma dengan sangat santai, seolah sex bukan hal yang sakral lagi bagi kehormatannya sebagai seorang wanita.

"Oh..." Sahutku pelan, aku sudah tak bisa berkomentar lagi.

"Kenapa Han? Kamu pasti mikir aku adalah cewek murahan yang bisa begitu gampang ditidurin cowok ya?"

"Nggak! Nggak gitu kak maksudku Kak." Jawabku cepat, aku takut pertanyaanku barusan telah menyinggung perasaan Kak Salma.

"Hidup disini membuatku punya pemikiran baru Han. Kamu tau sendiri aku paling tidak suka dikekang, aku selalu ingin bebas mengekspresikan diri, mengaktualisasikan diri. Sex adalah salah satunya. Kehidupan di kota berbeda jauh dengan kehidupan di desa, di sini jauh lebih bebas. Kamu akan punya lebih banyak pilihan dalam menentukan jalan hidup Han, tidak hanya sebatas sebagai seorang istri yang harus patuh pada suami seperti yang diinginkan kedua orang tuamu." Ujar Kak Salma panjang lebar.

PAK KOSKU DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang