VI

3.7K 382 4
                                    

6. Sosok Yang Selalu Dirindukan

Di hari pertama, Edith memang mudah menyerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari pertama, Edith memang mudah menyerah. Tapi, sebenarnya itu bukan tanpa alasan.

Karena tubuhnya tiba-tiba terasa tidak nyaman dan kepalanya berdenyut, ia yang agak kewalahan menahan rasa sakit jadi mulai tidak sabaran. Dan kesabarannya yang pada dasarnya memang tidak tebal alhasil menjadi habis saat Julian membuatnya hanya bisa menunggu sambil terus mengetuk pintu—benar-benar mengabaikannya sampai akhir.

Sangat sulit untuk bisa kembali ke masa lalu. Edith bahkan sampai rela melakukan pengorbanan besar yang ia yakin tidak semua orang mau melakuknnya walau sudah diiming-imingi bisa merangkai ulang kisah hidupnya.

Edith kerap kali melihat kembali ke belakang, dan ternyata sudah sejauh ini dirinya berjalan. Jika ia menyerah di sini begitu saja, bukankah semuanya hanya akan jadi sia-sia?

Karena itu, di hari berikutnya, semangatnya kembali membara.

Tidak peduli bagaimanapun caranya, yang terpenting bagi Edith adalah ia harus bertemu dengan Julian terlebih dahulu agar bisa memperbaiki hubungan mereka.

Itu pasti tidak mudah.

Karena hubungan mereka sudah hancur, Edith perlu sangat berhati-hati dalam mengambil setiap langkah dan harus menjalankannya secara perlahan-lahan. Sebab, kalau terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja, hubungan mereka bukan lagi semakin hancur, melainkan jadi berantakan.

Jadi, dengan tanpa menyerah, Edith akan kembali berusaha menemui Julian.

Tapi sekali lagi, itu tidaklah mudah.

Hari ini pun Julian pasti akan menghindari dan mengabaikannya lagi, seperti kemarin. Edith sudah tahu itu bahkan sebelum ia mencoba.

Itu sebabnya ia berencana menjebak suaminya agar tidak punya kesempatan untuk lolos lagi hari ini, dengan berdiri di depan kamar tidur Julian sejak pagi-pagi buta.

Secara singkat, rencananya seperti ini.

Edith akan menunggu Julian sampai pria itu bangun kemudian membuka pintu untuk pergi beraktivitas seperti biasa. Dan, sebelum Julian sadar bahwa Edith berdiri tepat di hadapannya, Edith akan cepat-cepat menangkap Julian, bagaimanapun caranya, entah dengan menyambar tangannya, menariknya, atau bahkan memeluknya—untuk yang terakhir hanya kalau keadaan memaksa.

Namun, Edith lupa jika menunggu tidak pernah menjadi hal yang mudah.

"Aku pikir dia tipe orang yang akan selalu bangun pagi."

Karena itu Edith jadi sudah menunggu sejak sebelum fajar menyingsing. Karena ia pikir ia harus cepat-cepat, takut kesempatan terlewat. Tapi, hingga matahari mulai terbit, pria itu tak kunjung keluar juga dari kamarnya.

Sudah lebih dari satu jam Edith berdiri tanpa melakukan apa pun selain menunggu. Kakinya nyaris tak sanggup lagi menopang tubuhnya berdiri. Karena itu, kini ia bersandar pada pintu.

Won't Get Divorce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang