BAB 17

37 2 0
                                        

"Saya terima nikahnya, Azarin Rasendriya Quine binti bapak Ansel dengan maskawin tersebut di bayar tunai." ucap Aaraf dengan tegas dalam sekali tarikan nafas.

Mulai hari ini, ia sudah resmi menjadi suami seseorang, yaitu Aaraf. Aaraf memperhatikan Azarin dengan tenang, wanita di samping nya kini sudah menjadi istrinya.

Pernikahan hari ini, penuh dengan air mata. Kedua keluarga senang dan juga terharu.

"Ini beneran?." tanyanya dalam hati.

Azarin memperhatikan semuanya, ini benar- benar terjadi. Tidak ada halangan suatu apapun dan dirinya resmi menjadi istri.

‘kenapa dia tampan sekali, astaga selama ini aku kemana saja?.” ucapnya dalam hati.

Aaraf terpaku dengan kecantikan Azarin pada pagi ini, dia sangat cantik dengan gaun putih itu. Akan dia pastikan, jika Azarin akan milik dia selamanya. Ya, dia akan pastikan itu.

Setelah bersalam dan banyaknya uacapan selamat, kini mereka semua sudah pulang dan akan mereka lanjutkan pada malam harinya.

Azarin dan Aaraf memasuki kamar mereka, kamar yang sudah di siapkan oleh orang tua mereka untuk beristirahat.

“Lo mandi sana, badan lo dekil.” Ucapan Aaraf membuat Azarin emosi, bagaimana tidak. Dia di katakan dekil, tetapi dia tidak bercermin terlebih dahulu.

“Heh songong, liat noh muka sama badan lo. Kucel an muka daripada sepatu pak Somat.”

“Lo kok, jadi bawa bawa satpam sekolah?, lo suka sama satpam itu?.” sengit Aaraf.

“Iyaaa, mau apa lo?.” Tantang Azarin dan mendekati Aaraf.

“Yaudah lo sama bapaknya, gua sama anaknya.” ucap an Aaraf membuat Azarin mendelikkan matanya. Apa kata Aaraf tadi?, dia mau sapa anaknya?.

“Lo mau sama anaknya?.” Tanya Azarin memastika jika pendengarannya dia masih baik.

“Iya, gua mau sama anaknya.” sewot Aaraf dan membelakangi Azarin

Tawa Azarin pecah, sungguh dia mengatakan dengan nada kesalnya?, dan dia ingin balas dendam dengan anaknya Pak Somat?. Astaga, dia sebenarnya tau tidak?.

“Lo beneran?.” Tanya Azarin memastikan

“Iya, biar lo jadi ibu mertua tiri gua.”

Baik, Sepertinya dia hanya tau jika pak Somat yang duda. Azarin pergi meninggalkan Aaraf dengan muka kebingungan, sebenarnya maksud Azarin apa?.

Setelah Azarin selesai menghapus make up pengantinnya, dia akan pergi mandi. Sebelum melaksanakan itu, dia kembali menatap Aaraf yang sedang bermain hand phone nya.

“Lo yakin sama anaknya Pak Somat?, asalkan lo tau, anak Pak Somat itu banci yang suka godain temen lo di lampu merah.” setalah mengatakan itu dia berlari ke kamar mandi dengan tawa yang pecah.

“Aaraf, lo nanti bakalan di grepe grepe sama anaknya Pak Somat, bhahaha.” Tawa Azarin menggelegar di penjuru kamar hotel. Sedangkan Aaraf masih mencerna perkataan Azarin.

“Banci?, goda in temen gua?” monolog Aaraf.

Dia mulai mengingat-ingat banci yang di maksud oleh Azarin, sepertinya Aaraf mulai mengingat banci yang suka menggoda teman temanya saat di lampu merah.

“Zarinnnn, gua ga jadii sama anaknya Pak Somatt!”

☬☬☬

Malam ini, suasana cukup ramai, malam ini tamu mulai berdatangan. Tamu dari keluarga Ansel, karena tadi pagi sudah dari pihak besan kini mereka bergantian.

Your Imam { HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang