Saat ini Hyunjin tengah duduk di atas kasur, menunggu Jeongin selesai menggosok gigi dan segera berbaring bersamanya. Matanya menangkap ke sebuah bingkai foto di atas nakas yang menampilkan Jeongin di masa kecil bersama 1 orang laki-laki yang kelihatan sedikit lebih tua. Tebakan Hyunjin itu adalah kakaknya.
Jeongin yang baru keluar dari kamar mandi menyadari arah mata Hyunjin yang tertuju pada bingkai foto, “Itu sepupu aku, kak. Dulu kita pernah berantem hebat, tapi sekarang dia udah berubah.”
Mendengarnya Hyunjin mengangguk-angguk, “Sayang, soal yang kamu bilang kita belum terlalu kenal, gimana kalau kamu ceritain soal diri kamu? aku mau tau semuanya tentang kamu. Nanti aku cerita soal diri aku juga.”
“Oke!” Setuju Jeongin.
---
Kini Hyunjin tahu mengenai Jeongin yang ternyata anak tunggal, kedua orang tuanya selalu bertengkar dan sibuk bekerja sehingga Jeongin seringkali dititipkan ke rumah neneknya. Orang tua Jeongin memiliki pekerjaan yang mapan, ayahnya memiliki perusahaan sendiri sementara ibunya merupakan salah satu atasan di agensi entertainment ternama, sudah sepantasnya bila Jeongin tak memiliki masalah dengan materi. Namun, tumbuh besar di lingkungan nenek dan hanya kembali ke rumah saat akhir pekan membuatnya baru menyadari saat menginjak bangku SMP bahwa ayahnya selama ini selalu memukuli ibunya saat kesal. Awalnya Jeongin ingin bertindak, tapi ibunya hanya menyuruhnya diam dan tidak ikut campur demi kebaikannya sendiri. Maka Jeongin menurut.
Meski harus pura-pura tak menyadari saat sang ayah memukuli ibunya, Jeongin berhasil melewati masa remajanya dengan cukup baik. Dia memiliki sepupu bernama Yang Hongseok yang seumuran dengannya dan selalu menemaninya di sekolah, benar, orang yang berada di bingkai foto Jeongin bersamanya. Semua berjalan dengan baik, sampai Jeongin mengetahui sebuah fakta menyakitkan bahwa selama ini Hongseok hanya memanfaatkan Jeongin untuk ia suruh-suruh, terutama untuk mengerjakan segala tugas sekolahnya juga merampas uang jajan Jeongin dengan dalih meminjam.
Suatu saat Jeongin mengutarakan isi hatinya pada Hongseok, namun respon yang didapatkan justru membuatnya menyesal karena telah jujur. Mereka adu mulut berujung Jeongin yang harus meminta maaf, tapi ketegangan di antara mereka berlangsung cukup lama, belum lagi kehidupan sekolahnya mendadak berubah menjadi neraka. Rumor mengatakan, Hongseok menghasut anak-anak di sekolah dengan bualan busuk mengenai Jeongin, hasilnya; Jeongin menjadi korban perundungan dan dijauhi oleh semua orang di sekolah. Semua itu terus terjadi bahkan sampai ia lulus SMA. Ironis, yang bisa membuatnya bertahan untuk melewati itu semua hanya 1 orang, yaitu Hongseok.
"Loh... kok?"
“Aku gak percaya Hongseok kaya gitu sama aku, soalnya cuma dia satu-satunya orang yang mau temenin aku di sekolah. Tapi, seringnya aku tetep sendiri dan Hongseok main sama temen-temen yang lain sih, soalnya aku ngerti Hongseok bisa aja ikut dirundung karena main sama aku terus.”
“Jeongin… kamu yakin Hongseok beneran bukan pelakunya?” Alis Hyunjin mengerut heran, entah mengapa seperti ada yang aneh dari cerita Jeongin mengenai Hongseok.
“Aku yakin, kok. Soalnya cuma dia yang mau temenin aku dan nyemangatin biar bisa bertahan buat lewatin semuanya. Kalau soal dia suruh-suruh aku dan suka ambil uang jajan aku dulu, dia udah minta maaf, nenek juga udah ngomelin dia dan dia udah gak pernah ngerampas uang aku lagi.”
“Beneran?”
Jeongin terdiam berpikir, “Kalau minjem pernah beberapa kali, sih… tapi, gak sesering dulu.”
Hyunjin menghela nafas, “Aneh banget deh, kamu masih kontakan sama dia?”
“Masih. Oh iya, bahkan besok aku mau makan malem bareng dia sama nenek juga, kamu mau ikut?” Ajak Jeongin antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
saviour ; hyunin / hyunjeong
Fanfiction[SOULMATE AU] - HyunIn / HyunJeong Setiap orang memiliki pasangan hidup yang sudah ditakdirkan sejak pertama kali ruh ditiupkan ke tubuh mereka. Semesta memberikan jangka waktu 3 tahun sebelum akhirnya kau kehilangan kesempatan selamanya. Hwang Hyu...